Penembak Mati Presiden Haiti Mirip Agen DEA, Ini Reaksi AS
loading...
A
A
A
PORT-AU-PRINCE - Presiden Haiti Jovenel Moise ditembak mati di rumahnya oleh sekelompok pria bersenjata yang beraksi mirip agen-agen Drug and Enforcement Administration (DEA) Amerika Serikat. Washington mengatakan dugaan bahwa agen-agen DEA sebagai pelaku pembunuhan adalah salah.
Serangan mematikan itu terjadi pada Rabu pagi waktu setempat. Istri presiden ikut terluka.
Darurat militer telah diumumkan dan perbatasan negara itu, termasuk bandara internasional, telah ditutup.
Perdana Menteri (PM) sementara Haiti, Claude Joseph, mendesak penduduk negara Karibia yang sangat miskin itu untuk tetap tenang. Dia menyatakan negara itu dalam "keadaan pengepungan" dan dia sekarang bertanggung jawab atas negara itu.
Dia minta rakyat percaya pada polisi dan tentara akan memastikan ketertiban umum.
"Presiden dibunuh di rumahnya oleh orang asing yang berbicara bahasa Inggris dan Spanyol," kata Joseph seperti dikutip CNN, Kamis (8/7/2021).
Dia mengatakan video yang diambil dari tempat kejadian menunjukkan para penyerang menampilkan diri mereka sebagai agen DEA.
"Saya yakin mereka adalah agen DEA palsu," katanya kepada wartawan.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan dugaan bahwa kelompok penyerang itu adalah agen DEA "benar-benar salah".
Joseph menggambarkan para penyerang sebagai kelompok yang sangat terlatih dan bersenjata lengkap.
Ibu Negara Haiti Martine Moise terluka dalam serangan itu dan akan dipindahkan ke rumah sakit di Miami untuk perawatan.
Moise telah memerintah Haiti, negara termiskin di Amerika, melalui dekrit, setelah pemilihan legislatif yang dijadwalkan pada 2018 ditunda karena perselisihan, termasuk ketika masa jabatannya sendiri berakhir.
Selain krisis politik, penculikan untuk tebusan telah melonjak dalam beberapa bulan terakhir, yang mencerminkan meningkatnya pengaruh geng-geng bersenjata di negara Karibia.
Haiti juga menghadapi kemiskinan kronis dan bencana alam yang berulang.
Presiden menghadapi tentangan tajam dari sebagian besar penduduk yang menganggap mandatnya tidak sah.
Selain pemilihan presiden, legislatif dan pemimpin lokal, Haiti akan mengadakan referendum konstitusional pada September setelah dua kali ditunda karena pandemi virus corona.
Serangan mematikan itu terjadi pada Rabu pagi waktu setempat. Istri presiden ikut terluka.
Darurat militer telah diumumkan dan perbatasan negara itu, termasuk bandara internasional, telah ditutup.
Perdana Menteri (PM) sementara Haiti, Claude Joseph, mendesak penduduk negara Karibia yang sangat miskin itu untuk tetap tenang. Dia menyatakan negara itu dalam "keadaan pengepungan" dan dia sekarang bertanggung jawab atas negara itu.
Dia minta rakyat percaya pada polisi dan tentara akan memastikan ketertiban umum.
"Presiden dibunuh di rumahnya oleh orang asing yang berbicara bahasa Inggris dan Spanyol," kata Joseph seperti dikutip CNN, Kamis (8/7/2021).
Dia mengatakan video yang diambil dari tempat kejadian menunjukkan para penyerang menampilkan diri mereka sebagai agen DEA.
"Saya yakin mereka adalah agen DEA palsu," katanya kepada wartawan.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan dugaan bahwa kelompok penyerang itu adalah agen DEA "benar-benar salah".
Joseph menggambarkan para penyerang sebagai kelompok yang sangat terlatih dan bersenjata lengkap.
Ibu Negara Haiti Martine Moise terluka dalam serangan itu dan akan dipindahkan ke rumah sakit di Miami untuk perawatan.
Moise telah memerintah Haiti, negara termiskin di Amerika, melalui dekrit, setelah pemilihan legislatif yang dijadwalkan pada 2018 ditunda karena perselisihan, termasuk ketika masa jabatannya sendiri berakhir.
Selain krisis politik, penculikan untuk tebusan telah melonjak dalam beberapa bulan terakhir, yang mencerminkan meningkatnya pengaruh geng-geng bersenjata di negara Karibia.
Haiti juga menghadapi kemiskinan kronis dan bencana alam yang berulang.
Presiden menghadapi tentangan tajam dari sebagian besar penduduk yang menganggap mandatnya tidak sah.
Selain pemilihan presiden, legislatif dan pemimpin lokal, Haiti akan mengadakan referendum konstitusional pada September setelah dua kali ditunda karena pandemi virus corona.
(min)