Bikin Perjanjian dengan Setan demi Menang Lotere, Remaja Ini Bunuh 2 Saudaranya

Rabu, 07 Juli 2021 - 15:29 WIB
loading...
Bikin Perjanjian dengan Setan demi Menang Lotere, Remaja Ini Bunuh 2 Saudaranya
Remaja di Inggris membunuh dua saudara perempuannya untuk memenuhi perjanjian yang dia buat dengan setan dengan imbalan menang lotere. Foto/Ilustrasi SINDOnews.com
A A A
LONDON - Seorang remaja Inggris dinyatakan bersalah karena membunuh dua saudara perempuannya sebagai bagian dari perjanjian yang dia yakini telah dia buat dengan setan. Menurut perjanjian itu, dia harus membunuh setidaknya enam wanita setiap enam bulan dengan imbalan kemenangan lotere di masa depan.

Danyal Hussein, 19, menikam Bibaa Henry, 46, dan Nicole Smallman, 27, hingga tewas dalam serangan biadab di sebuah taman pedesaan di barat laut London pada Juni tahun lalu. Menurut polisi, pembunuhan terjadi setelah mereka merayakan ulang tahun Henry dengan teman-temannya.



Hussein telah melakukan pembunuhan untuk memenuhi sisi "kontrak" dengan setan "Mighty King Lucifuge Rofocale", yang dia tandatangani menggunakan darahnya sendiri.

"[Saya] berjanji untuk melakukan minimal enam pengorbanan setiap enam bulan selama saya bebas dan mampu secara fisik," bunyi pakta itu yang dibacakan polisi kepada wartawan seperti dikutip Reuters, Rabu (7/7/2021).

Hussein menulis bahwa dia berharap hadiahnya adalah memenangkan "Mega Millions Super Jackpot", dan polisi menemukan tiga tiket lotere yang dia beli setelah pembunuhan.

"Saya benar-benar yakin dan tim saya adalah bahwa dia akan melakukan lebih banyak pembunuhan," kata Inspektur Kepala Detektif Simon Harding, yang memimpin penyelidikan.

“Sulit bagi orang normal mana pun untuk memahaminya. Ini hampir seperti film.”

Saudara dekat Henry dan Smallman pergi ke Wembley's Fryent Park untuk merayakan ulang tahun Henry bersama teman-teman tetapi mereka tetapberdua hingga dini hari. Mereka, kata Harding, mengambil 150 foto, dengan gambar "menghantui" terakhir menunjukkan mereka melihat ke samping pada apa yang diyakini polisi sebagai kedatangan Hussein.

"Hussein menikam Henry delapan kali dan Smallman menderita 28 luka setelah melakukan pertarungan yang sangat berani," kata Harding.

Setelah pembunuhan itu, tersangka menyeret jasad kedua korban ke hutan di mana mereka ditemukan pada hari berikutnya oleh pacar Smallman.



Hussein, yang tinggal bersama Ibunya, terlacak oleh noda darah yang ditemukan di tempat kejadian dan ditangkap hampir empat minggu kemudian.

Polisi percaya hanya cedera tangan yang diderita tersangka selama pembunuhan yang pada akhirnya mencegahnya melakukan pembunuhan lebih lanjut.

Mantra

Ketika para detektif menggeledah rumahnya, mereka menemukan kontrak dan tiket loterenya. Ada juga simbol setan dan buku mantra tulisan tangan, termasuk yang membuat wanita menganggapnya menarik.

Hussein membantah terlibat pembunuhan, mengeklaim itu adalah konspirasi yang rumit. Namun, hakim di pengadilan Old Bailey London memutuskan dia bersalah atas pembunuhan tersebut. Dia akan dijatuhi hukuman suatu hari nanti.

Polisi mengatakan tidak jelas bagaimana dia menjadi terpesona dengan okultisme. Petugas polisi tahu dia telah mengakses situs web gelap, tetapi tidak bisa mendapatkan akses ke akunnya karena dia menolak memberikan kata sandinya. Dia juga memiliki iPad yang tidak bisa mereka buka.

Polisi mengatakan materi yang bisa dilihat menunjukkan dia mengobrol dengan orang lain secara online, tetapi ini lebih berkaitan dengan mantra cinta.

Harding menggambarkan Hussein, yang telah merencanakan untuk pergi ke perkemahan musim panas di Amerika Serikat, sebagai “pemuda yang sangat arogan” tetapi terlihat biasa-biasa saja. Dia telah didiagnosis dengan autisme, tetapi tidak memiliki keterlibatan dengan layanan kesehatan mental.

Remaja itu, yang menurut para detektif telah menunjukkan bukti dari beberapa pemikiran kelompok sayap kanan, dirujuk oleh sekolahnya pada tahun 2017 ke program kontra-ekstremisme Inggris tetapi diberhentikan tanpa kekhawatiran yang menonjol pada tahun berikutnya.

Untuk menambah penderitaan para korban, dua petugas polisi didakwa melakukan pelanggara karena mengambil foto yang "tidak pantas" di lokasi pembunuhan dan membagikannya di WhatsApp.

Ibu para korban, Mina Smallman, seorang pensiunan diakon agung Gereja Inggris, berterima kasih kepada polisi pada hari Selasa (6/7/2021) karena membantu membawa Hussein ke pengadilan.

“Hari ini kita mengingat gadis-gadis kita sebagai wanita kuat yang luar biasa. Kami berharap ada kebaikan yang akan keluar dari kisah mengerikan ini,” katanya kepada wartawan.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2017 seconds (0.1#10.140)