Tembak Mati Pembunuh Polisi, Pria AS Ini Malah Dibunuh Polisi
loading...
A
A
A
DENVER - Seorang pria Colorado, Amerika Serikat (AS), yang menembak mati seorang pria bersenjata yang baru saja membunuh petugas polisi malah dibunuh oleh petugas polisi lainnya yang merespons insiden itu.
Petugas yang merespons itu keliru dengan mengira pria Colorado tersebut yang membunuh rekannya.
Johnny Hurley, 40, tertembak saat memegang senapan milik seorang pria berusia 59 tahun yang beberapa saat sebelumnya telah menyergap petugas polisi Gordon Beesley.
Kepolisian Arvada di pinggiran kota Denver, seperti dikutip Reuters, Sabtu (26/6/2021), mengonfirmasi insiden salah duga yang berakibat fatal tersebut. Serangkaian insiden itu terjadi hari Senin lalu.
Hurley menembak Ronald Troyke—si pembunuh polisi—dengan pistol. Tidak jelas mengapa Hurley mengambil senjata orang mati itu.
Serangkaian peristiwa tragis itu terjadi pada Senin sore setelah saudara laki-laki Troyke menelepon polisi dan mengatakan dia khawatir saudaranya akan "melakukan sesuatu yang gila".
Beesley dan petugas lain pergi ke apartemen Troyke tetapi tidak dapat menemukannya. Beberapa menit kemudian Beesley menanggapi laporan tentang seorang pria yang mencurigakan di Alun-Alun Kota Tua Arvada.
Rekaman video yang dirilis oleh polisi menunjukkan Troyke keluar dari truk pickup dengan senapan semi-otomatis 12-gauge dan mendekati Beesley.
Polisi mengatakan Troyke memanggil Beesley, yang terlihat berbalik ke arah pria bersenjata itu, dan petugas polisi itu ditembak dua kali tanpa ada kesempatan untuk mengambil "tindakan defensif". Polisi tidak merilis video penembakan yang sebenarnya.
Troyke kemudian menembak keluar jendela di mobil patroli terdekat sebelum berlari kembali ke truknya dan mengambil senapan AR-15. Dia kembali ke alun-alun, di mana dia ditembak oleh Hurley.
Polisi juga merilis kutipan dari manifesto tulisan tangan empat halaman yang ditinggalkan Troyke di apartemennya, di mana dia bersumpah untuk membunuh petugas polisi sebanyak mungkin yang dia bisa.
"Saya hanya berharap saya tidak mati tanpa membunuh babi-babi Anda," tulisnya, menurut pernyataan polisi.
Beesley, 51, adalah ayah dari dua anak dan veteran kepolisian selama 19 tahun.
Penggalangan dana online yang disiapkan untuk keluarga Hurley, yang menggambarkannya sebagai "Orang Samaria yang baik" dan pahlawan sejati.
Kantor Kejaksaan Distrik Jefferson County sedang menyelidiki insiden tersebut.
Petugas yang merespons itu keliru dengan mengira pria Colorado tersebut yang membunuh rekannya.
Johnny Hurley, 40, tertembak saat memegang senapan milik seorang pria berusia 59 tahun yang beberapa saat sebelumnya telah menyergap petugas polisi Gordon Beesley.
Kepolisian Arvada di pinggiran kota Denver, seperti dikutip Reuters, Sabtu (26/6/2021), mengonfirmasi insiden salah duga yang berakibat fatal tersebut. Serangkaian insiden itu terjadi hari Senin lalu.
Hurley menembak Ronald Troyke—si pembunuh polisi—dengan pistol. Tidak jelas mengapa Hurley mengambil senjata orang mati itu.
Serangkaian peristiwa tragis itu terjadi pada Senin sore setelah saudara laki-laki Troyke menelepon polisi dan mengatakan dia khawatir saudaranya akan "melakukan sesuatu yang gila".
Beesley dan petugas lain pergi ke apartemen Troyke tetapi tidak dapat menemukannya. Beberapa menit kemudian Beesley menanggapi laporan tentang seorang pria yang mencurigakan di Alun-Alun Kota Tua Arvada.
Rekaman video yang dirilis oleh polisi menunjukkan Troyke keluar dari truk pickup dengan senapan semi-otomatis 12-gauge dan mendekati Beesley.
Polisi mengatakan Troyke memanggil Beesley, yang terlihat berbalik ke arah pria bersenjata itu, dan petugas polisi itu ditembak dua kali tanpa ada kesempatan untuk mengambil "tindakan defensif". Polisi tidak merilis video penembakan yang sebenarnya.
Troyke kemudian menembak keluar jendela di mobil patroli terdekat sebelum berlari kembali ke truknya dan mengambil senapan AR-15. Dia kembali ke alun-alun, di mana dia ditembak oleh Hurley.
Polisi juga merilis kutipan dari manifesto tulisan tangan empat halaman yang ditinggalkan Troyke di apartemennya, di mana dia bersumpah untuk membunuh petugas polisi sebanyak mungkin yang dia bisa.
"Saya hanya berharap saya tidak mati tanpa membunuh babi-babi Anda," tulisnya, menurut pernyataan polisi.
Beesley, 51, adalah ayah dari dua anak dan veteran kepolisian selama 19 tahun.
Penggalangan dana online yang disiapkan untuk keluarga Hurley, yang menggambarkannya sebagai "Orang Samaria yang baik" dan pahlawan sejati.
Kantor Kejaksaan Distrik Jefferson County sedang menyelidiki insiden tersebut.
(min)