Terungkap, Pelayaran Kapal Perang Inggris ke Laut Hitam Sudah Direncanakan

Sabtu, 26 Juni 2021 - 02:08 WIB
loading...
Terungkap, Pelayaran Kapal Perang Inggris ke Laut Hitam Sudah Direncanakan
Kapal perang Inggris, HMS Defender. Foto/Kolase/Sindonews
A A A
LONDON - Sebuah laporan mengungkapkan bahwa Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab terlibat perselisihan dengan Menteri Pertahanan Ben Wallace terkait pengiriman kapal perang HMS Defender melalui perairan Crimea. Raab menyuarakan keprihatinannya dan mempertanyakan apakah harus Kementerian Pertahanan mengirim kapal perusak Inggris itu ke perairan Crimea yang diperebutkan.

Kapal perusak Type-45 terlibat pada akhirnya dalam insiden internasional setelah menggunakan jalur pelayaran internasional yang mendekati semenanjung Ukraina, yang diduduki dan diklaim oleh Rusia .

Pada hari Rabu, sebuah kapal patroli Rusia melepaskan tembakan peringatan berulang dari meriam 30mm di dekat kapal perusak Inggris setelah mengabaikan perintah mereka untuk menjauh dari perairan Crimea.

Para menteri bersikeras bahwa rute itu telah direncanakan sebelumnya dan mengikuti rute yang diakui secara internasional antara Ukraina dan Georgia.

Tetapi sebuah sumber mengatakan kepada The Telegraph bahwa Raab dan Wallace bentrok dalam sebuah pertemuan, sebelum menuntut Boris Johnson membuat keputusan akhir.

"Seluruh perselisihan itu antara Raab dan Wallace, lalu sampai ke PM. Keputusan itu dikirim ke Defender pada hari Senin bahwa dia akan mengambil jalur yang bersih melalui perairan itu," kata mereka seperti dikutip dari Daily Mail, Sabtu (26/6/2021).

Raab dikatakan telah memperingatkan bahwa Moskow dapat berusaha untuk mengeksploitasi perjalanan itu untuk tujuan propaganda.

Namun sebuah sumber mengatakan kepada Daily Mail bahwa itu hanya untuk menunjukkan ada ketidaksepakatan antara dia dan Wallace dan bahwa rute perjalanan itu 'sudah direncanakan'.

Seorang juru bicara Pemerintah mengatakan: "Jalan damai HMS Defender melalui perairan teritorial Ukraina telah lama direncanakan dan seluruhnya sesuai dengan hukum internasional."

"Rute yang diambil adalah yang paling langsung, melalui rute yang diakui secara internasional antara Ukraina dan Georgia," ia menambahkan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1194 seconds (0.1#10.140)