'Orang Dalam' Pentagon Peringatkan Biden Soal Perang Besar dengan China

Jum'at, 25 Juni 2021 - 06:12 WIB
loading...
A A A
"Bisa ditebak, saya membayar harganya karena izin keamanan saya telah ditangguhkan karena suatu alasan, dan saya sekarang menjadi subjek penyelidikan kontra intelijen," tulisnya.

Outlet pemerintah China itu mengatakan Gayl yakin bahwa dia sekarang dalam masalah besar, tetapi dia ingin melakukan hal yang benar selagi masih memiliki kesempatan.

Baca juga: Pentagon Nyatakan Konflik AS dengan China Tidak Terelakkan

Setelah wawancara Gayl di Washington Post, seorang reporter Global Times bertanya kepada Kementerian Luar Negeri China tentang penyelidikan Pentagon.

Juru bicara kementerian Zhao Lijian muncul untuk mendukung Gayl, menanggapi pada 15 Juni: "Saya pikir banyak orang ingin bertanya: Bukankah Amerika Serikat memproklamirkan diri sebagai juara kebebasan berbicara dan keadilan?"

"Franz Gayl sedang diselidiki hanya karena dia menulis dua artikel yang mengungkapkan posisi berbeda dari pemerintah AS. Mengapa AS tidak mengizinkan dua artikel yang ditandai dengan jelas untuk mewakili pendapat pribadi penulis?"

Gedung Putih dan ketua bikameral Taiwan Kaukus tidak menanggapi permintaan komentar sebelum dipublikasikan.

Dalam sebuah pernyataan kepada Newsweek, Kapten Marinir Andrew Wood mengatakan proses persetujuan yang tepat untuk publikasi tidak diikuti oleh Gayl.

"Pandangan yang diungkapkan oleh Tuan Gayl adalah miliknya sendiri dan tidak mewakili Korps Marinir Amerika Serikat," tambah Wood, mengidentifikasi Gayl sebagai penasihat sains dan teknologi yang saat ini dipekerjakan oleh Marinir.

Juru bicara Wood dan Pentagon John Supple tidak memberikan komentar lebih lanjut tentang penyelidikan yang sedang berlangsung.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Trump Dikabarkan Akan...
Trump Dikabarkan Akan Mengakui Palestina saat Berkunjung ke Arab Saudi
Huawei dan Jejak Pengaruh...
Huawei dan Jejak Pengaruh China di Jantung Demokrasi Eropa
5 Alasan China Mendukung...
5 Alasan China Mendukung Pakistan dalam Perang dengan India
AS Tegaskan Tak Perlu...
AS Tegaskan Tak Perlu Izin Israel untuk Buat Kesepakatan dengan Houthi
Profil Paus Leo XIV,...
Profil Paus Leo XIV, Penerus Paus Fransiskus dari Amerika Serikat
AS: Jet Tempur J-10...
AS: Jet Tempur J-10 China Milik Pakistan Tembak Jatuh 2 Pesawat India, Salah Satunya Rafale
Dampak Nyata Penjualan...
Dampak Nyata Penjualan Tesla Akibat Arah Politik Elon Musk
Kim Jong Un Pantau Uji...
Kim Jong Un Pantau Uji Coba Rudal Balistik Korut, Tekankan Kesiapan Kekuatan Nuklir
Putin Ingin Berunding...
Putin Ingin Berunding Langsung dengan Ukraina, Tanpa Syarat
Rekomendasi
Apple Siap Integrasikan...
Apple Siap Integrasikan AI ke dalam Website Safari
Ini Alasan Polisi Tangguhkan...
Ini Alasan Polisi Tangguhkan Penahanan Mahasiswi ITB Pembuat Meme Prabowo-Jokowi
Bus Persik Kediri Dihujani...
Bus Persik Kediri Dihujani Batu Oknum Suporter Aremania Pasca Laga di Kanjuruhan, Pelatih Terluka
Berita Terkini
Trump Dikabarkan Akan...
Trump Dikabarkan Akan Mengakui Palestina saat Berkunjung ke Arab Saudi
Ini Bukti Militer Pakistan...
Ini Bukti Militer Pakistan Dicintai Rakyatnya, Pengusaha Ini Sumbang Rp2,9 Miliar
Hilang selama 43 Tahun,...
Hilang selama 43 Tahun, Jenazah Tentara Israel Ditemukan di Jantung Suriah
Gencatan Senjata India...
Gencatan Senjata India dan Pakistan Sangat Rapuh, Trump Tawarkan Bantuan
Benazir Bhutto Sunni...
Benazir Bhutto Sunni atau Syiah? Ini Jawabannya
Rayakan Kemenangan,...
Rayakan Kemenangan, Rakyat Pakistan Turun ke Jalan
Infografis
Pentagon: China Bisa...
Pentagon: China Bisa Hancurkan Semua Kapal Induk AS dalam 20 Menit
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved