Ribuan Senjata Militer Hilang dan Dipakai Buat Kejahatan, Jenderal AS Santai

Jum'at, 18 Juni 2021 - 22:38 WIB
loading...
Ribuan Senjata Militer Hilang dan Dipakai Buat Kejahatan, Jenderal AS Santai
Jenderal AS tanggapi santai hilangnya hampir 2.000 sejata militer. Foto/Ilustrasi
A A A
WASHINGTON - Perwira tinggi militer Amerika Serikat (AS), Jenderal Mark Milley, meremehkan laporan yang menyebutkan Pentagon kehilangan jejak hampir 2.000 senjata pada 2010-an di mana beberapa kemudian digunakan dalam kejahatan. Milley bahkan bersikeras jika angka sebenarnya jauh lebih rendah.

Bersaksi pada sidang komite Senat pada hari Kamis, ketua kepala staf gabungan AS ini ditanya tentang penyelidikan Associated Press (AS) baru-baru ini, yang mengklaim bahwa setidaknya 1.900 senjata kecil telah hilang dari fasilitas militer selama dekade sebelumnya. Senjata itu termasuk senapan serbu, senapan, pistol, senapan mesin dan bahkan peluncur granat.

Bagaimanapun, Milley mengatakan angka dalam laporan itu terlalu dilebih-lebihkan. Ia menambahkan bahwa dia "terkejut" setelah membacanya.

“Laporan yang saya dapatkan dari militer pada pagi ini jauh lebih sedikit daripada yang dilaporkan di media. Itu tidak berarti nol, tetapi jauh lebih sedikit,” katanya, seraya menambahkan bahwa militer menganggap keamanan senjata sangat serius seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (18/6/2021).



Sementara dia mengakui Pentagon tidak dapat menjelaskan beberapa dari 3 juta senjata kecil di bawah kendalinya, dia mengatakan kasus-kasus seperti itu diselidiki dengan cermat. Ia pun berjanji untuk memberikan jawaban tegas kepada anggota parlemen tentang jumlah pasti senjata yang hilang setelah berkoordinasi dengan setiap cabang militer.

Milley tidak merujuk secara spesifik dalam laporan AP, yang mengikuti penyelidikan selama bertahun-tahun dan mengutip catatan internal dari Angkatan Darat, Korps Marinir, Angkatan Laut dan Angkatan Udara. Outlet tersebut menemukan bahwa sementara senjata telah menghilang di bawah setiap cabang, sekitar 1.300 hilang dari Angkatan Darat saja, sejauh ini paling banyak dari layanan apa pun.

Dalam laporannya, AP menemukan bahwa setidaknya lima senjata curian kemudian terlibat dalam kejahatan kekerasan, termasuk beberapa pistol M9 yang digunakan dalam penembakan sipil.

Ditanya tentang temuan tersebut selama sidang Senat awal pekan ini, Sekretaris Angkatan Darat Christine Wormuth juga meremehkan laporan tersebut, dengan mengatakan bahwa dia akan menyelidiki masalah ini tetapi hanya memperkirakan “sejumlah kecil” senjata yang hilang.



Wormuth menambahkan bahwa dia terbuka untuk meninjau kembali pengawasan atas pertanggungjawaban senjata, karena Pentagon sebelumnya membagikan pembaruan tahunan tentang senjata yang hilang dan dicuri, sebelum persyaratan itu berakhir.

Terlepas dari skeptisismenya dalam laporan tersebut, juru bicara Milley, Kolonel Dave Butler, kemudian mengatakan kepada AP bahwa sang jenderal akan mempertimbangkan "perbaikan sistemik" di masa depan yang akan membuat pelacak senjata "disederhanakan dan akurat."

Militer AS tidak hanya berjuang untuk melacak senjata yang disimpan di dalam negeri, dengan temuan inspektur jenderal Departemen Pertahanan tahun lalu bahwa mereka gagal memperhitungkan sekitar USD715 juta senjata yang digunakan untuk mempersenjatai para pejuang yang dipimpin Kurdi di Suriah. Senjata yang dijual ke sekutu, seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, juga dilaporkan jatuh ke tangan al-Qaeda dan kelompok jihad lainnya, seperti halnya senjata yang didistribusikan oleh CIA.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1627 seconds (0.1#10.140)