Israel Janji Batasi Serangan Malam yang Kontroversial di Rumah-rumah Palestina
loading...
A
A
A
Tidak jelas mengapa otoritas pendudukan memutuskan mengekang praktik tersebut.
Menurut laporan Israel, keputusan itu dibuat setelah penilaian keamanan dan peningkatan teknik pengumpulan intelijen.
Sesuai kebijakan yang diubah, penggerebekan malam akan tetap dilakukan tetapi hanya setelah mendapat izin dari rantai komando yang lebih senior, dan jika ada kebutuhan operasional tertentu.
Perubahan itu setelah laporan oleh Yesh Din, Dokter untuk Hak Asasi Manusia Israel dan Breaking the Silence.
A Life Exposed mendokumentasikan praktik penggerebekan ini dan menyimpulkan, "Bahaya yang disebabkan oleh invasi rumah sangat parah karena merampas keyakinan mendasar individu, keluarga, dan komunitas bahwa rumah mereka adalah kastil mereka."
Menyebut keputusan itu "sangat signifikan", direktur eksekutif Yesh Din Lior Amihai mengatakan, "Invasi rumah melekat pada rezim apartheid di Tepi Barat dan kami akan terus mengekspos dan menantang praktik ini dan lainnya sampai hak asasi manusia dihormati untuk semua."
Direktur Eksekutif Breaking the Silence Avner Gvaryahu menambahkan itu adalah "hasil penting" dari laporan kelompok tersebut.
"Pada dasarnya, ini tidak akan mengakhiri pendudukan atau membahayakan warga Palestina," papar dia.
Lihat Juga: Erdogan Sebut Penangkapan PM Nentanyahu Akan Pulihkan Kepercayaan kepada Sistem Internasional
Menurut laporan Israel, keputusan itu dibuat setelah penilaian keamanan dan peningkatan teknik pengumpulan intelijen.
Sesuai kebijakan yang diubah, penggerebekan malam akan tetap dilakukan tetapi hanya setelah mendapat izin dari rantai komando yang lebih senior, dan jika ada kebutuhan operasional tertentu.
Perubahan itu setelah laporan oleh Yesh Din, Dokter untuk Hak Asasi Manusia Israel dan Breaking the Silence.
A Life Exposed mendokumentasikan praktik penggerebekan ini dan menyimpulkan, "Bahaya yang disebabkan oleh invasi rumah sangat parah karena merampas keyakinan mendasar individu, keluarga, dan komunitas bahwa rumah mereka adalah kastil mereka."
Menyebut keputusan itu "sangat signifikan", direktur eksekutif Yesh Din Lior Amihai mengatakan, "Invasi rumah melekat pada rezim apartheid di Tepi Barat dan kami akan terus mengekspos dan menantang praktik ini dan lainnya sampai hak asasi manusia dihormati untuk semua."
Direktur Eksekutif Breaking the Silence Avner Gvaryahu menambahkan itu adalah "hasil penting" dari laporan kelompok tersebut.
"Pada dasarnya, ini tidak akan mengakhiri pendudukan atau membahayakan warga Palestina," papar dia.
Lihat Juga: Erdogan Sebut Penangkapan PM Nentanyahu Akan Pulihkan Kepercayaan kepada Sistem Internasional
(sya)