Naftali Bennett, Orang Paling Dibenci di Israel tapi Jadi PM Israel

Senin, 14 Juni 2021 - 10:02 WIB
loading...
A A A
"Jangan biarkan semangat Anda jatuh," katanya di Twitter yang ditujukan untuk para pendukungnya. “Kami akan kembali—dan lebih cepat dari yang Anda kira,” ujarnya seperti dikutip Al Jazeera, Senin (14/6/2021).

Bennett merupakan mantan perwira pasukan khusus. Dia tercatat sebagai putra dari orangtua kelahiran Amerika Serikat dan tinggal bersama istrinya Galit dan empat anaknya di pusat kota Ra'anana.

Dia memasuki politik setelah menjual start-up teknologinya seharga USD145 juta pada tahun 2005, dan tahun berikutnya menjadi kepala staf untuk Netanyahu, yang saat itu berada di oposisi.

Setelah meninggalkan kantor Netanyahu, Bennett pada 2010 menjadi direktur Dewan Yesha, yang melobi pemukim Yahudi di Tepi Barat.



Dia kemudian menggemparkan politik pada 2012 ketika dia memimpin partai agama-nasionalis Jewish Home [Rumah Yahudi], yang kemudian diubah menjadi Yamina. Sejak itu, Bennett meningkatkan jumlah kursi parlemen dari kubunya hingga empat kali lipat, sambil menjadi berita utama dengan serangkaian komentar yang menghasut tentang Palestina.

Pada 2013, dia mengatakan; "Teroris harus dibunuh, bukan dibebaskan".

Dia juga berpendapat bahwa Tepi Barat tidak berada di bawah pendudukan. "Karena tidak pernah ada negara Palestina di sini," katanya saat itu.

Menurutnya, konflik Israel-Palestina tidak dapat diselesaikan tetapi harus ditanggung, seperti potongan "pecahan peluru di pantat".

Selain memegang portofolio pertahanan, Bennett pernah menjabat sebagai menteri ekonomi dan menteri pendidikan di kabinet Netanyahu.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1713 seconds (0.1#10.140)