Ngeri Bila Israel Gunakan Senjata Nuklir, Qatar Desak IAEA Inspeksi Reaktor Zionis
loading...
A
A
A
WINA - Qatar merasa ngeri bila rezim Zionis Israel menggunakan senjata nuklir dalam konflik yang berpotensi pecah di masa depan.
Negara Teluk yang kaya raya ini mendesak Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengawasi secara ketat kegiatan nuklir Zionis, termasuk menginspeksi reaktor nuklirnya.
“Semua negara Arab, termasuk Negara Qatar, bergabung dengan Traktat Non-Proliferasi Senjata Nuklir [NPT] dan mengadopsi dan menyetujui semua resolusi internasional yang menyerukan agar Timur Tengah bebas dari senjata nuklir, sementara Israel menolak untuk terlibat dalam upaya ini,” kata Sultan bin Salmeen Al Mansouri, Duta Besar Qatar untuk Austria yang juga Duta Tetap Qatar untuk PBB, dalam sebuah pernyataan.
Israel sejauh ini menolak untuk menandatangani NPT, dengan alasan penolakannya untuk mengizinkan inspektur internasional mengamati program nuklirnya yang kontroversial.
Mansouri juga berbicara tentang konflik 11 hari Israel-Palestina baru-baru ini. "Apakah ada jaminan bahwa Israel tidak akan menggunakan senjatanya dengan cara yang tidak bertanggung jawab di masa depan, termasuk kemungkinan mengerikan menggunakan senjata nuklir?," tanya diplomat tersebut, seperti dikutip Sputniknews, Senin (14/6/2021).
Utusan Qatar itu mengecam perilaku Israel dalam kebijakannya terhadap Palestina, kegagalannya untuk mematuhi hukum internasional."Dan penggunaan semua jenis senjata untuk menindas rakyat Palestina," katanya.
Pernyataan diplomat tersebut disampaikan pada Sabtu pekan lalu dalam pertemuan Dewan Gubernur IAEA di Wina.
Menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Qatar, utusan Qatar itu menekankan pentingnya Israel bekerja sama dengan IAEA dalam kemampuan nuklirnya dan membuka reaktor atomnya kepada para inspektur.
Komentar Mansouri datang sebagai reaksi terhadap klaim yang dibuat terhadap Qatar oleh perwakilan Israel pada pertemuan IAEA.
Negara Teluk yang kaya raya ini mendesak Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengawasi secara ketat kegiatan nuklir Zionis, termasuk menginspeksi reaktor nuklirnya.
“Semua negara Arab, termasuk Negara Qatar, bergabung dengan Traktat Non-Proliferasi Senjata Nuklir [NPT] dan mengadopsi dan menyetujui semua resolusi internasional yang menyerukan agar Timur Tengah bebas dari senjata nuklir, sementara Israel menolak untuk terlibat dalam upaya ini,” kata Sultan bin Salmeen Al Mansouri, Duta Besar Qatar untuk Austria yang juga Duta Tetap Qatar untuk PBB, dalam sebuah pernyataan.
Israel sejauh ini menolak untuk menandatangani NPT, dengan alasan penolakannya untuk mengizinkan inspektur internasional mengamati program nuklirnya yang kontroversial.
Mansouri juga berbicara tentang konflik 11 hari Israel-Palestina baru-baru ini. "Apakah ada jaminan bahwa Israel tidak akan menggunakan senjatanya dengan cara yang tidak bertanggung jawab di masa depan, termasuk kemungkinan mengerikan menggunakan senjata nuklir?," tanya diplomat tersebut, seperti dikutip Sputniknews, Senin (14/6/2021).
Utusan Qatar itu mengecam perilaku Israel dalam kebijakannya terhadap Palestina, kegagalannya untuk mematuhi hukum internasional."Dan penggunaan semua jenis senjata untuk menindas rakyat Palestina," katanya.
Pernyataan diplomat tersebut disampaikan pada Sabtu pekan lalu dalam pertemuan Dewan Gubernur IAEA di Wina.
Menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Qatar, utusan Qatar itu menekankan pentingnya Israel bekerja sama dengan IAEA dalam kemampuan nuklirnya dan membuka reaktor atomnya kepada para inspektur.
Komentar Mansouri datang sebagai reaksi terhadap klaim yang dibuat terhadap Qatar oleh perwakilan Israel pada pertemuan IAEA.