Laporan Kongres AS Ungkap Kelemahan Signifikan Militer China
loading...
A
A
A
Lebih lanjut, laporan Kongres AS meragukan kemampuan China di daerah perang tertentu, termasuk antara lain perang anti-kapal selam, pertahanan udara berbasis laut, intelijen jarak jauh dan operasi udara di atas air.
“Selain itu, industri pertahanan China telah berjuang untuk mengembangkan teknologi dan sistem tertentu, seperti mesin jet berperforma tinggi (seorang mantan pejabat DIA menyebut tantangan mesin kedirgantaraan PLA sebagai 'bencana berkelanjutan bagi China')," tulis publikasi tersebut.
Pada tahun 2017, Presiden China Xi Jinping secara resmi mengumumkan bahwa Beijing berusaha untuk “memodernisasi” angkatan bersenjatanya pada tahun 2035, dan mengubahnya menjadi kekuatan “kelas dunia” pada pertengahan abad ke-21.
Kedua tenggat waktu tersebut adalah bagian dari “tujuan tonggak” Presiden Xi Jinping untuk mengatur kembali pasukan pertahanan China agar menjadi yang paling maju di dunia, sesuai pidatonya pada tahun 2017.
Laporan AS menunjukkan tingkat kerentanan dalam pasukan China karena mengalami "proses re-organisasi" yang ditetapkan oleh Presiden Xi Jinping dalam pidatonya.
“Saat PLA mereorganisasi dirinya sendiri, pasukan sedang mengalami periode gangguan yang signifikan, membuat beberapa pengamat mempertanyakan apakah PLA mungkin sangat tidak siap menghadapi konflik saat proses reorganisasi sedang berlangsung,” katanya.
Badan legislatif China, Kongres Rakyat Nasional (NPC) menyetujui anggaran sebesar USD209,16 miliar dalam pengeluaran militer pada bulan Maret, meningkat 6,8 persen dibandingkan tahun lalu. Sementara pengeluaran militer Beijing terus meningkat selama dekade terakhir, jumlah itu masih jauh tertinggal dari AS.
Bulan lalu, Departemen Pertahanan AS mengusulkan pengeluaran militer tahunan sebesar USD715 miliar untuk tahun 2021, meningkat sebesar USD10 miliar dari anggaran pertahanan 2020.
“Selain itu, industri pertahanan China telah berjuang untuk mengembangkan teknologi dan sistem tertentu, seperti mesin jet berperforma tinggi (seorang mantan pejabat DIA menyebut tantangan mesin kedirgantaraan PLA sebagai 'bencana berkelanjutan bagi China')," tulis publikasi tersebut.
Pada tahun 2017, Presiden China Xi Jinping secara resmi mengumumkan bahwa Beijing berusaha untuk “memodernisasi” angkatan bersenjatanya pada tahun 2035, dan mengubahnya menjadi kekuatan “kelas dunia” pada pertengahan abad ke-21.
Kedua tenggat waktu tersebut adalah bagian dari “tujuan tonggak” Presiden Xi Jinping untuk mengatur kembali pasukan pertahanan China agar menjadi yang paling maju di dunia, sesuai pidatonya pada tahun 2017.
Laporan AS menunjukkan tingkat kerentanan dalam pasukan China karena mengalami "proses re-organisasi" yang ditetapkan oleh Presiden Xi Jinping dalam pidatonya.
“Saat PLA mereorganisasi dirinya sendiri, pasukan sedang mengalami periode gangguan yang signifikan, membuat beberapa pengamat mempertanyakan apakah PLA mungkin sangat tidak siap menghadapi konflik saat proses reorganisasi sedang berlangsung,” katanya.
Badan legislatif China, Kongres Rakyat Nasional (NPC) menyetujui anggaran sebesar USD209,16 miliar dalam pengeluaran militer pada bulan Maret, meningkat 6,8 persen dibandingkan tahun lalu. Sementara pengeluaran militer Beijing terus meningkat selama dekade terakhir, jumlah itu masih jauh tertinggal dari AS.
Bulan lalu, Departemen Pertahanan AS mengusulkan pengeluaran militer tahunan sebesar USD715 miliar untuk tahun 2021, meningkat sebesar USD10 miliar dari anggaran pertahanan 2020.