Aplikasi Rahasia Disadap, Ratusan Penjahat Jatuh dalam Perangkap FBI-AFP

Selasa, 08 Juni 2021 - 14:51 WIB
loading...
Aplikasi Rahasia Disadap, Ratusan Penjahat Jatuh dalam Perangkap FBI-AFP
Ratusan penjatah jatuh dalam perangkap FBI-AFP dalam operasi aplikasi terenkripsi. Foto/Ilustrasi
A A A
CANBERRA - Setidaknya ratusan penjahat jatuh dalam perangkap aplikasi terenkrepsi dalam sebuah operasi yang diberinama Ironside, kerja sama badan penyidik federal Amerika Serikat (FBI) dan polisi federal Australia , AFP.

Aplikasi itu seharusnya menjadi alat komunikasi underworld yang tidak bisa ditembus, sebuah ruang aman digital untuk merencanakan kejahatan mulai dari perdagangan narkoba hingga pembunuhan jauh dari pengintaian hukum.

Tetapi selama hampir tiga tahun, sebuah aplikasi terenkripsi yang digunakan oleh penjahat secara diam-diam dipantau oleh FBI dan AFP. Alhasil, ratusan penjahat ditangkap dan puluhan juta dolar dalam penyitaan aset, ungkap pihak berwenang pada Selasa (8/6/2021).

Dalam sebuah pernyataan, AFP mengatakan mereka dan FBI telah membaca komunikasi rahasia para penjahat sejak 2018 di aplikasi ANoM, sebuah aplokasi produk pasar gelap yang hanya dapat diakses di ponsel yang disiapkan secara khusus.



Menurut AFP, intelijen yang dikumpulkan dari pesan yang didekripsi menyebabkan penangkapan 224 tersangka atas lebih dari 500 tuduhan dan penyitaan 3,7 metrik ton obat-obatan dan uang hampir USD35 juta tunai selama tiga tahun terakhir di Australia.

Sejumlah dari mereka yang didakwa diduga terkait dengan mafia Italia yang berbasis di Australia, geng motor pelanggar hukum, sindikat kejahatan Asia dan kejahatan terorganisir Albania.

"Operasi Ironside," demikian nama penyelidikan itu, dimulai tiga tahun lalu sebagai kolaborasi antara beberapa lembaga penegak hukum global, termasuk FBI, AFP, polisi Selandia Baru, dan Europol.

Berbicara pada konferensi pers pada hari Selasa, Komisaris AFP Reece Kershaw mengatakan beberapa plot kriminal juga digagalkan berkat akses penegakan hukum ke aplikasi, termasuk penembakan massal yang direncanakan di sebuah kafe pinggiran kota Australia dan pembunuhan satu keluarga beranggotakan lima orang.



Menurut AFP, ANoM hanya dapat ditemukan di ponsel yang dibeli melalui pasar gelap, yang telah kehilangan kemampuan untuk melakukan panggilan atau mengirim email. Ponsel hanya dapat mengirim pesan ke perangkat lain yang memiliki aplikasi dan penjahat perlu mengenal penjahat lain untuk mendapatkan perangkat tersebut.

"Perangkat tersebut beredar secara organik dan semakin populer di kalangan penjahat, yang yakin akan legitimasi aplikasi karena tokoh kejahatan terorganisir yang terkenal menjamin integritasnya," bunyi pernyataan AFP seperti dikutip dari CNN.

Tanpa diketahui oleh pengguna aplikasi, FBI ternyata memiliki akses ke aplikasi dan komunikasinya, yang kemudian digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang operasi kriminal.

Kershaw mengatakan para penjahat tidak menggunakan kode atau nama samaran di ANoM. Mereka dengan berani mendiskusikan kejahatan dengan keyakinan yang keliru bahwa komunikasi mereka aman.



"Pada dasarnya, kami berada di kantong belakang kejahatan terorganisir dan mengoperasionalkan pencopotan kriminal yang belum pernah kami lihat sebelumnya," ujar Kershaw.

"Penggunaan aplikasi komunikasi terenkripsi menghadirkan tantangan signifikan bagi penegakan hukum dan ANoM telah memberikan jendela penegakan hukum ke tingkat kriminalitas yang belum pernah kita lihat sebelumnya dalam skala ini," sambungnya.

AFP mengatakan ratusan penangkapan dan berton-ton obat-obatan juga disita di luar negeri sebagai akibat dari operasi tersebut, tetapi tidak merinci di mana. Polisi juga menyita aset di Australia yang menurut perkiraan pihak berwenang bernilai jutaan dolar setelah dijual.

Secara total selama tiga tahun, lebih dari 9.000 petugas polisi di 18 negara terlibat dalam menjaga operasi tersebut.



AFP mengatakan lebih banyak penangkapan diperkirakan terjadi di Australia dan luar negeri sebagai akibat dari operasi tersebut.

Kershaw menambahkan ada aplikasi komunikasi terenkripsi lain yang lebih besar yang sedang diakses oleh polisi.
(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1778 seconds (0.1#10.140)