Tegang, Militer China Disarankan Membom Australia

Senin, 10 Mei 2021 - 11:29 WIB
loading...
Tegang, Militer China...
Rudal balistik antarbenua Dongfeng-41 China. Foto/Yomiuri Shimbun/Koki Kataoka/via REUTERS
A A A
BEIJING - Militer China disarankan untuk membom Australia dengan serangan jarak jauh. Saran provokatif di tengah ketegangan kedua negara yang memanas ini disuarakan corong Partai Komunis China, The Global Times.

Pemimpin redaksi surat kabar tersebut, Hu Xijin, membuat komentar luar biasa dalam sebuah editorial yang menasihati Beijing bagaimana seharusnya bereaksi jika Australia bergabung dengan Amerika Serikat (AS) dalam melindungi Taiwan yang demokratis dari invasi.



"Australia harus tahu bencana apa yang akan ditimbulkannya bagi negara mereka," katanya dalam artikel tub-thumping yang diterbitkan Jumat malam pekan lalu.

Beijing telah lama bersikeras bahwa Taiwan harus bersatu dengan Republik Rakyat China (RRC), baik karena pilihan atau pun paksaan. Ini juga telah menjadi seruan Presiden RRC Xi Jinping.

Padahal Taiwan tidak pernah berada di bawah rezim pemerintahan Komunis China. Pulau itu adalah tempat pemerintah China saat melarikan diri pada tahun 1949 ketika kubu Komunis mengambil kendali di daratan China.

Sekarang Taiwan menjadi negara demokratis dengan banyak penduduk melihat diri mereka sebagai orang Taiwan daripada China.

AS tidak berkewajiban untuk membela Taiwan, meskipun kebijakan "ambiguitas strategis" atas Taiwan berarti ia berhak melakukannya. Jika AS melakukan intervensi, kemungkinan besar Australia akan dipanggil untuk membantu dalam beberapa cara.

Dalam beberapa bulan terakhir, China telah meningkatkan ketegangan dan Angkatan Udara-nya telah berulang kali masuk ke zona pertahanan udara Taiwan.

Pada Hari Anzac, kepala penasihat keamanan nasional Australia, Mike Pezzullo, memberi tahu bahwa "genderang perang" semakin keras. Itu secara luas diartikan merujuk pada China.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1616 seconds (0.1#10.140)