United Beli 15 Pesawat Supersonik Baru, London-New York Hanya 3,5 Jam

Minggu, 06 Juni 2021 - 06:06 WIB
loading...
United Beli 15 Pesawat...
Model digital pesawat supersonik baru, Overture, yang dipesan maskapai United. Foto/united/boom
A A A
NEW YORK - Maskapai penerbangan Amerika Serikat (AS) United mengumumkan rencana membeli 15 pesawat supersonik baru. United bertekad mengembalikan kecepatan supersonik ke dunia penerbangan pada 2029.

Penerbangan penumpang supersonik berakhir pada 2003 ketika Air France dan British Airways menghentikan Concorde.

Pesawat supersonik baru, Overture, akan diproduksi perusahaan yang berbasis di Denver bernama Boom, yang belum melakukan uji terbang jet supersonik.



Kesepakatan United tergantung pada pesawat baru yang memenuhi standar keselamatan.



Apa itu penerbangan supersonik? Penerbangan supersonik adalah ketika pesawat terbang lebih cepat dari kecepatan suara.



Pada ketinggian 60.000 kaki atau 18.300 meter, pesawat terbang lebih cepat dari 1.060 km per jam.

Jet penumpang biasa dapat melaju dengan kecepatan sekitar 900 km per jam tetapi Overture diperkirakan akan mencapai kecepatan 1.805 km per jam atau juga dikenal sebagai Mach 1,7.

Dengan kecepatan itu, waktu perjalanan di rute transatlantik seperti London ke New York bisa dipangkas setengahnya.

Boom mengatakan Overture akan dapat melakukan perjalanan dalam 3,5 jam, memangkas tiga jam dari waktu penerbangan.

Concorde, yang memasuki layanan penumpang pada 1976, lebih cepat dengan kecepatan maksimum Mach 2,04 atau sekitar 2.180 km per jam.

Apa saja tantangannya? Ada dua masalah utama dengan perjalanan penumpang supersonik yakni kebisingan dan polusi.

Bepergian lebih cepat dari kecepatan suara menyebabkan ledakan sonik, yang dapat terdengar di tanah sebagai guntur atau ledakan keras. Di situlah perusahaan Boom mendapatkan namanya.

Boom membatasi di mana pesawat bisa terbang. Biasanya mereka harus menurunkan kecepatan sampai mereka berada di atas lautan, jauh dari warga yang mungkin terganggu oleh bunyi ledakan keras.

Boom yakin pesawatnya tidak akan lebih keras dari jet penumpang modern lainnya saat lepas landas, terbang di atas tanah dan mendarat.

Perusahaan itu berharap perbaikan dalam desain pesawat sejak Concorde lahir akan membantu mengurangi ledakan sonik.

Masalah besar lainnya adalah konsumsi bahan bakar.

"Untuk terbang supersonik, Anda akan membutuhkan lebih banyak tenaga, Anda akan membutuhkan lebih banyak bahan bakar," papar Kathy Savitt, kepala komersial Boom, kepada BBC.

Tapi dia mengharapkan Overture dapat dioperasikan sebagai "pesawat tanpa karbon".

Bisakah perjalanan supersonik benar-benar ramah lingkungan? Inti dari rencana Boom adalah Overture dijalankan sepenuhnya dengan bahan bakar penerbangan berkelanjutan (Saf).

“Bahan bakar itu bisa berupa biodiesel mewah yang terbuat dari segala sesuatu mulai dari limbah lemak hewani dari industri pertanian hingga tanaman berenergi tinggi yang ditanam secara khusus,” ungkap Dr Guy Gratton, profesor penerbangan dan lingkungan di Universitas Cranfield.

“Tapi satu masalah besar adalah dunia sangat jauh dari kapasitas produksi yang dibutuhkan untuk menghasilkan biofuel yang cukup untuk menggerakkan seluruh industri penerbangan,” ujar dia.

Boom memprediksi proses "power-to-liquid" di mana energi terbarukan seperti tenaga angin digunakan untuk menghasilkan bahan bakar cair, akan menutupi kekurangan tersebut.

"Kami berharap itu dikomersialkan jauh sebelum dibutuhkan untuk tujuan kita," ungkap Raymond Russell dari Boom.

"Ada miliaran dolar dari komitmen dan investasi maskapai penerbangan di seluruh sektor ini," ujar dia.

Tapi hal itu tetap menjadi industri yang perlu ditingkatkan. "Bisakah Anda tiba-tiba menemukan tambahan pasokan listrik berkelanjutan yang sangat besar dengan harga terjangkau?" tanya Dr Gratton.

"Saya tidak mengatakan itu tidak bisa dilakukan. Itu mungkin bisa dilakukan tetapi belum dilakukan," ujar dia.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2411 seconds (0.1#10.140)