Tentara Israel Tewas di Penjara Militer Diduga Bunuh Diri, IDF Menutupinya
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Seorang tentara yang tewas diduga bunuh diri di penjara militer bulan lalu adalah seorang perwira intelijen militer Israel . Namun, militer Zionis menutupi kasus itu.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengizinkan media untuk melaporkannya minggu ini, meskipun banyak aspek dari kasus tersebut tetap disensor secara ketat.
Di tengah pertempuran 11 hari dengan Hamas di Gaza pada bulan lalu, IDF mengumumkan bahwa seorang tentara di penjara Neve Tzedek yang baru dibuka telah meninggal dalam keadaan yang tidak jelas.
Tentara yang merupakan perwira intelijen itu ditemukan dalam kondisi serius di selnya pada malam 16 Mei dan kemudian dinyatakan meninggal dalam apa yang dikatakan pejabat militer sebagai dugaan bunuh diri, meskipun tidak ada penyebab resmi kematian yang ditentukan.
Segala sesuatu yang lain tentang kasus ini, termasuk identitas dan kejahatan yang didakwakan padanya tetap dirahasiakan. Namun, minggu ini, setelah banding oleh situs berita Ynet dan outlet media lainnya, militer mengizinkannya untuk mengungkapkan bahwa prajurit itu adalah seorang perwira di unit intelijen yang telah didakwa September lalu.
Pada hari Kamis, militer juga merilis bahwa perwira tersebut tidak didakwa melakukan spionase atau pengkhianatan, juga tidak berhubungan dengan agen asing dan bukan merupakan aset seseorang.
Semua aspek lain dari kasus ini, termasuk unit persisnya perwira yang bertugas dan sifat kejahatan yang dituduhkan, tidak dapat dipublikasikan karena perintah dari sensor militer dan dua perintah pembungkaman yang dikeluarkan pengadilan.
Menurut laporan Haaretz, prajurit itu dikuburkan di sebidang pemakaman sipil dan tidak akan dikenali sebagai tentara yang gugur.
IDF mengonfirmasi bahwa ini adalah kasusnya karena tentara tersebut telah secara resmi diberhentikan dari tentara saat berada di penjara dan karenanya tidak memenuhi syarat untuk pemakaman militer.
Prajurit itu digambarkan oleh orang-orang yang bekerja dengannya sebagai ahli komputer, yang mulai bekerja dalam pemrograman saat remaja.
“[Dia] adalah salah satu insinyur terbaik yang pernah saya temui. Saya mendapat hak istimewa untuk merekrutnya dan menjadi 'bosnya' selama 18 bulan, ketika dia baru berusia 17 tahun. Selama waktu itu dia luar biasa! Kami berhasil mempelajari semua aspek yang berbeda dari sistem kami dan mampu meningkatkan sebagian besar dari mereka," tulis seorang mantan atasan tentang petugas layanan militer, seperti dikutip dari Times of Israel, Jumat (4/6/2021).
Yang lain menggambarkan dia memiliki banyak bakat dengan komputer seperti yang dimiliki Michael Jordan dengan bola basket. “Perasaan itu, melihat bakat yang sangat luar biasa, adalah sesuatu yang kita anggap beruntung untuk disaksikan, dan saya menganggap diri saya beruntung,” tulisnya.
Ketika tentara itu meninggal di penjara yang dikelola Polisi Militer, kematiannya akan diselidiki oleh unit urusan internal IDF.
Melalui seorang pengacara, keluarga tentara tersebut mengatakan bahwa mereka sedang berduka atas putra mereka, dan sedang menunggu hasil penyelidikan.
Lihat Juga: Inilah 3 Perbedaan Raja Charles III dan Ratu Elizabeth II Tentang Agresi Israel di Palestina
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengizinkan media untuk melaporkannya minggu ini, meskipun banyak aspek dari kasus tersebut tetap disensor secara ketat.
Di tengah pertempuran 11 hari dengan Hamas di Gaza pada bulan lalu, IDF mengumumkan bahwa seorang tentara di penjara Neve Tzedek yang baru dibuka telah meninggal dalam keadaan yang tidak jelas.
Tentara yang merupakan perwira intelijen itu ditemukan dalam kondisi serius di selnya pada malam 16 Mei dan kemudian dinyatakan meninggal dalam apa yang dikatakan pejabat militer sebagai dugaan bunuh diri, meskipun tidak ada penyebab resmi kematian yang ditentukan.
Segala sesuatu yang lain tentang kasus ini, termasuk identitas dan kejahatan yang didakwakan padanya tetap dirahasiakan. Namun, minggu ini, setelah banding oleh situs berita Ynet dan outlet media lainnya, militer mengizinkannya untuk mengungkapkan bahwa prajurit itu adalah seorang perwira di unit intelijen yang telah didakwa September lalu.
Pada hari Kamis, militer juga merilis bahwa perwira tersebut tidak didakwa melakukan spionase atau pengkhianatan, juga tidak berhubungan dengan agen asing dan bukan merupakan aset seseorang.
Semua aspek lain dari kasus ini, termasuk unit persisnya perwira yang bertugas dan sifat kejahatan yang dituduhkan, tidak dapat dipublikasikan karena perintah dari sensor militer dan dua perintah pembungkaman yang dikeluarkan pengadilan.
Menurut laporan Haaretz, prajurit itu dikuburkan di sebidang pemakaman sipil dan tidak akan dikenali sebagai tentara yang gugur.
IDF mengonfirmasi bahwa ini adalah kasusnya karena tentara tersebut telah secara resmi diberhentikan dari tentara saat berada di penjara dan karenanya tidak memenuhi syarat untuk pemakaman militer.
Prajurit itu digambarkan oleh orang-orang yang bekerja dengannya sebagai ahli komputer, yang mulai bekerja dalam pemrograman saat remaja.
“[Dia] adalah salah satu insinyur terbaik yang pernah saya temui. Saya mendapat hak istimewa untuk merekrutnya dan menjadi 'bosnya' selama 18 bulan, ketika dia baru berusia 17 tahun. Selama waktu itu dia luar biasa! Kami berhasil mempelajari semua aspek yang berbeda dari sistem kami dan mampu meningkatkan sebagian besar dari mereka," tulis seorang mantan atasan tentang petugas layanan militer, seperti dikutip dari Times of Israel, Jumat (4/6/2021).
Yang lain menggambarkan dia memiliki banyak bakat dengan komputer seperti yang dimiliki Michael Jordan dengan bola basket. “Perasaan itu, melihat bakat yang sangat luar biasa, adalah sesuatu yang kita anggap beruntung untuk disaksikan, dan saya menganggap diri saya beruntung,” tulisnya.
Ketika tentara itu meninggal di penjara yang dikelola Polisi Militer, kematiannya akan diselidiki oleh unit urusan internal IDF.
Melalui seorang pengacara, keluarga tentara tersebut mengatakan bahwa mereka sedang berduka atas putra mereka, dan sedang menunggu hasil penyelidikan.
Lihat Juga: Inilah 3 Perbedaan Raja Charles III dan Ratu Elizabeth II Tentang Agresi Israel di Palestina
(min)