Terungkap, Istana Buckingham Pernah Larang Pekerjakan Etnis Minoritas
loading...
A
A
A
LONDON - Istana Buckingham kembali dihantam isu rasial baru setelah sebuah dokumen mengungkapkan bahwa keluarga kerajaan Inggris itu pernah melarang mempekerjakan imigran kulit berwarna atau orang asing hingga setidaknya akhir 1960-an. Hal itu terungkap dari dokumen yang diperoleh media Inggris, The Guardian.
Mengutip dokumen yang ditemukan di Arsip Nasional Inggris, The Guardian melaporkan kebijakan ini berlaku untuk pejabat rumah tangga di kerajaan.
"Bukan...sebuah kebiasaan menunjuk imigran kulit berwarna atau orang asing untuk peran pejabat rumah tangga di kerajaan," tulis The Guardian mengutip dokumen itu menukil kepala manajer keuangan Ratu Elizabeth II yang memberi tahu pegawai negeri pada tahun 1968 seperti dilansirAl Jazeera, Jumat (4/6/2021).
Sebaliknya, imigran kulit berwarna dan orang asing diizinkan bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
Tidak jelas sampai kapan praktek itu berlangsung. Istana Buckingham sendiri menolak menjawab pertanyaan dari The Guardian mengenai larangan tersebut, dan kapan larangan itu berakhir.
Pejabat istana mengatakan kepada surat kabar itu bahwa catatannya menunjukkan orang-orang dari latar belakang etnis minoritas dipekerjakan pada 1990-an. Ia mengklaim tidak menyimpan catatan tentang ras staf anggota dalam beberapa dekade sebelumnya.
Dokumen tersebut juga mengungkapkan Ratu Elizabeth II telah dibebaskan dari undang-undang ras dan kesetaraan gender selama lebih dari empat dekade sejak diperkenalkan di Inggris pada 1970-an.
Undang-undang itu telah melarang individu yang bekerja untuk rumah tangganya mengajukan pengaduan di pengadilan Inggris jika mereka yakin telah mendapat perlakuan diskriminasi atas salah satu alasan tersebut.
Terkait hal ini, Istana Buckingham mengatakan kepada The Guardian bahwa mereka memiliki proses terpisah untuk mendengarkan keluhan terkait dugaan diskriminasi. Namun pihak istana tidak menjelaskan proses itu lebih detail.
Temuan terbaru ini kemungkinan akan memicu perdebatan lebih lanjut terkait cara keluarga kerajaan Inggris menangani dugaan rasisme didalam istana menyusul pertengkaran tingkat tinggi awal tahun ini yang melibatkan Meghan Markle, duchess of Sussex, dan suaminya Pangeran Harry.
Markle mengatakan selama wawancara yang sangat dinanti pada bulan Maret lalu bahwa ada kekhawatiran tentang seberapa gelap kulit putranya Archie sebelum kelahirannya.
Markle, yang ibunya berkulit hitam dan ayahnya berkulit putih, menjadi anggota ras campuran pertama keluarga kerajaan ketika dia menikahi Pangeran Harry pada 2018.
Pasangan itu telah mengundurkan diri dari tugas kerajaan mereka dan sekarang tinggal di California.
Pangeran William, kakak laki-laki Harry, membela keluarga kerajaan dengan mengatakan "sangat tidak" rasis setelah pernyataan Markle.
Mengutip dokumen yang ditemukan di Arsip Nasional Inggris, The Guardian melaporkan kebijakan ini berlaku untuk pejabat rumah tangga di kerajaan.
"Bukan...sebuah kebiasaan menunjuk imigran kulit berwarna atau orang asing untuk peran pejabat rumah tangga di kerajaan," tulis The Guardian mengutip dokumen itu menukil kepala manajer keuangan Ratu Elizabeth II yang memberi tahu pegawai negeri pada tahun 1968 seperti dilansirAl Jazeera, Jumat (4/6/2021).
Sebaliknya, imigran kulit berwarna dan orang asing diizinkan bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
Tidak jelas sampai kapan praktek itu berlangsung. Istana Buckingham sendiri menolak menjawab pertanyaan dari The Guardian mengenai larangan tersebut, dan kapan larangan itu berakhir.
Pejabat istana mengatakan kepada surat kabar itu bahwa catatannya menunjukkan orang-orang dari latar belakang etnis minoritas dipekerjakan pada 1990-an. Ia mengklaim tidak menyimpan catatan tentang ras staf anggota dalam beberapa dekade sebelumnya.
Dokumen tersebut juga mengungkapkan Ratu Elizabeth II telah dibebaskan dari undang-undang ras dan kesetaraan gender selama lebih dari empat dekade sejak diperkenalkan di Inggris pada 1970-an.
Undang-undang itu telah melarang individu yang bekerja untuk rumah tangganya mengajukan pengaduan di pengadilan Inggris jika mereka yakin telah mendapat perlakuan diskriminasi atas salah satu alasan tersebut.
Terkait hal ini, Istana Buckingham mengatakan kepada The Guardian bahwa mereka memiliki proses terpisah untuk mendengarkan keluhan terkait dugaan diskriminasi. Namun pihak istana tidak menjelaskan proses itu lebih detail.
Temuan terbaru ini kemungkinan akan memicu perdebatan lebih lanjut terkait cara keluarga kerajaan Inggris menangani dugaan rasisme didalam istana menyusul pertengkaran tingkat tinggi awal tahun ini yang melibatkan Meghan Markle, duchess of Sussex, dan suaminya Pangeran Harry.
Markle mengatakan selama wawancara yang sangat dinanti pada bulan Maret lalu bahwa ada kekhawatiran tentang seberapa gelap kulit putranya Archie sebelum kelahirannya.
Baca Juga
Markle, yang ibunya berkulit hitam dan ayahnya berkulit putih, menjadi anggota ras campuran pertama keluarga kerajaan ketika dia menikahi Pangeran Harry pada 2018.
Pasangan itu telah mengundurkan diri dari tugas kerajaan mereka dan sekarang tinggal di California.
Pangeran William, kakak laki-laki Harry, membela keluarga kerajaan dengan mengatakan "sangat tidak" rasis setelah pernyataan Markle.
(ian)