Mengapa AS Khawatir UEA Dapat Bocorkan Teknologi Jet Tempur Siluman F-35 ke China?

Jum'at, 04 Juni 2021 - 00:31 WIB
loading...
Mengapa AS Khawatir UEA Dapat Bocorkan Teknologi Jet Tempur Siluman F-35 ke China?
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadiri penerimaan pesawat jet tempur siluman F-35 Lockheed Martin AS untuk Israel di Pangkalan Angkatan Udara Nevatim. Foto/REUTERS/Amir Cohen
A A A
WASHINGTON - Hubungan keamanan yang berkembang antara China dan Uni Emirat Arab (UEA) dilaporkan telah membuat Amerika Serikat (AS) memikirkan kembali kesepakatan penjualan jet tempur siluman F-35 dengan negara Teluk itu. Ada kekhawatiran di Washington bahwa teknologi jet tempur itu dapat dibocorkan kepada Beijing.

Laporan Wall Street Journal (WSJ) baru-baru ini mengatakan kerjasama keamanan antara China dan UEA dapat mendorong Amerika untuk meninjau kembali keputusannya dalam menjual apa yang dianggap sebagai pesawat tempur termahal di dunia.



Jejak kaki China yang tumbuh di UEA dan seluruh Timur Tengah sedang dilihat secara kritis oleh Washington. UEA adalah salah satu sekutu terdekat Amerika di kawasan itu.

Laporan WSJ mengatakan pejabat intelijen Amerika telah menandai insiden baru-baru ini di mana dua pesawat Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China terlihat menurunkan kargo yang belum ditentukan di bandara UEA.

Kesepakatan F-35

Setelah penandatanganan Abraham Accord tahun 2020 yang menormalkan hubungan antara UEA dan Israel, pemerintahan Donald Trump telah memutuskan untuk menjual 50 unit pesawat F-35 Lightning II ke negara Teluk tersebut.

Kesepakatan penjualan paket senjata senilai USD23,37 miliar juga mencakup sekitar 18 drone MQ-9B dan koleksi rudal air-to-air dan air-to-surface.

AS menganggap F-35 sebagai permata mahkota dan agak pilih-pilih dalam menyegel penjualan jet tempur canggih tersebut. Dikembangkan oleh Lockheed Martin, F-35 adalah salah satu pesawat tempur paling canggih yang pernah dibuat.

Ada delapan mitra internasional yang terlibat dalam program F-35 Joint Strike Fighter—AS, Inggris, Italia, Belanda, Australia, Norwegia, Denmark, dan Kanada.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1533 seconds (0.1#10.140)