China Sebut AS sebagai Kekuatan Penyadap Nomor Satu di Dunia
loading...
A
A
A
BEIJING - China menyebut Amerika Serikat (AS) sebagai kekuatan penyadapan nomor satu di dunia. Pernyataan ini datang di tengah laporan AS, dengan dibantu Denmark, menyadap beberapa sejumlah pemimpin dan tokoh politik Eropa.
“Tidak dapat diterima bagi AS untuk memata-matai sekutunya dan bahkan lebih tidak dapat ditoleransi untuk memata-matai dunia,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin.
Dia mengatakan AS telah diakui sebagai kekuatan penyadap nomor satu di dunia dan menggunakan berbagai metode untuk mencapai tujuan tersebut.
"AS telah memasang alat pemantau di hampir 100 kedutaan dan konsulat AS di luar negeri untuk mencuri rahasia dari negara-negara itu,” ujarnya, seperti dilansir Anadolu Agency pada Kamis (3/6/2021).
"Washington menyadap sekutu Eropanya, seperti yang diungkapkan oleh media beberapa hari lalu, hanyalah puncak gunung es dari jaringan pencurian rahasia global yang besar, dan AS berhutang penjelasan kepada komunitas internasional," sambung Wang.
Kabar soal kegiatan spionase ini pertama kali diungkapkan Danmarks Radio (DR). DR melaporkan bahwa Badan Keamanan Nasional AS (NSA) telah "menguping" kabel internet Denmark untuk memata-matai politisi dan pejabat tinggi di Jerman, Swedia, Norwegia dan Prancis.
Beijing kemudian mendesak Washington untuk segera menghentikan penyadapan skala besar dan pencurian informasi rahasia, dan berhenti menekan perusahaan negara lain dengan kedok keamanan nasional.
“Tidak dapat diterima bagi AS untuk memata-matai sekutunya dan bahkan lebih tidak dapat ditoleransi untuk memata-matai dunia,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin.
Dia mengatakan AS telah diakui sebagai kekuatan penyadap nomor satu di dunia dan menggunakan berbagai metode untuk mencapai tujuan tersebut.
"AS telah memasang alat pemantau di hampir 100 kedutaan dan konsulat AS di luar negeri untuk mencuri rahasia dari negara-negara itu,” ujarnya, seperti dilansir Anadolu Agency pada Kamis (3/6/2021).
"Washington menyadap sekutu Eropanya, seperti yang diungkapkan oleh media beberapa hari lalu, hanyalah puncak gunung es dari jaringan pencurian rahasia global yang besar, dan AS berhutang penjelasan kepada komunitas internasional," sambung Wang.
Kabar soal kegiatan spionase ini pertama kali diungkapkan Danmarks Radio (DR). DR melaporkan bahwa Badan Keamanan Nasional AS (NSA) telah "menguping" kabel internet Denmark untuk memata-matai politisi dan pejabat tinggi di Jerman, Swedia, Norwegia dan Prancis.
Beijing kemudian mendesak Washington untuk segera menghentikan penyadapan skala besar dan pencurian informasi rahasia, dan berhenti menekan perusahaan negara lain dengan kedok keamanan nasional.
(ian)