Selidiki Asal Usul COVID-19, China Ingatkan AS Dapat Bernasib Seperti Napoleon

Selasa, 01 Juni 2021 - 22:29 WIB
loading...
Selidiki Asal Usul COVID-19, China Ingatkan AS Dapat Bernasib Seperti Napoleon
China peringatkan AS dapat bernasib seperti Napoleon jika menyelidiki asal usul COVID-19. Foto/Ilustrasi/Sindonews
A A A
BEIJING - China kembali mengecam perintah penyelidikan terhadap asal usulCOVID-19 yang diduga berasal dari laboratorium Wuhan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden . China bahkan memperingatkan bahwa Washington dapat bertemu Waterloo dalam pertempuran ini.

Seruan Presiden Joe Biden sebelumnya pada pejabat intelijen untuk menggandakan upaya untuk menyelidiki asal-usul virus Corona baru untuk menentukan apakah itu berasal dari kecelakaan laboratorium atau muncul dari kontak manusia dengan hewan yang terinfeksi dikecam sebagai manipulasi politik oleh surat kabar pemerintah China, The Global Times.

Washington diperingatkan untuk tidak bertindak terlalu jauh, mengekspos kepada dunia empat 'tumit Achilles' dengan terus menyelidiki teori kebocoran laboratorium.

Beijing menyebut pemerintah AS "penuh arogansi" karena tidak menghormati laporan yang dikeluarkan oleh kelompok ahli WHO, yang menyatakan setelah misinya ke Wuhan bahwa wabah virus Corona tidak mungkin disebabkan oleh kebocoran dari laboratorium di Wuhan. Laporan itu mengklaim virus tersebut kemungkinan besar ditularkan ke manusia dari kelelawar melalui hewan perantara.

China mengingatkan bahwa pemerintahan mantan Presiden AS Donald Trump memutuskan hubungannya dengan WHO untuk tujuan politik, sementara pemerintahan Biden telah memulihkan hubungan dengan organisasi tersebut, sambil tetap mempertahankan tuntutan tirani bahwa ia melayani kepentingan politik AS.



"Ini adalah memainkan permainan politik untuk membajak sains," kata The Global Times seperti dikutip dari Sputnik, Selasa (1/6/2021).

Sementara menggarisbawahi bahwa melacak asal-usul virus Corona baru, dengan sendirinya, merupakan tugas yang sangat sulit dan menantang, artikel tersebut mengkritik praduga bersalah yang dikenakan terhadap Institut Virologi Wuhan.

Artikel di The Global Times juga menyoroti fakta bahwa badan intelijen AS, CIA, dan badan intelijen lainnya memiliki catatan panjang memalsukan kebohongan untuk tujuan politik.

Situasi saat ini disamakan dengan klaim Washington pada Februari 2003 bahwa Irak, yang saat itu dipimpin oleh Presiden Saddam Hussain, diduga memiliki senjata pemusnah massal (WMD) yang digunakan untuk membenarkan invasinya ke negara tersebut.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1184 seconds (0.1#10.140)