AS Ingin Pensiunkan Sebagian Jet Tempur Siluman F-35, Mengapa?
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Jet tempur siluman F-35 yang bermarkas di Maryland, Amerika Serikat (AS), dirancang untuk melakukan berbagai peran yang mencakup superioritas udara dan misi serangan.
Namun, Angkatan Udara AS ingin memensiunkan beberapa jet tempur siluman itu sebagai bagian dari upayanya untuk mengurangi armada tempur.
Selain F-35, beberapa pesawat jet tempur siluman F-22 Raptor juga akan bernasib serupa.
Seorang pejabat tinggi Angkatan Udara AS mengatakan layanan tersebut kemungkinan menghentikan beberapa F-35 yang lebih tua, yang saat ini digunakan untuk pelatihan, selama satu dekade berikutnya.
Pesawat-pesawat yang akan dipensiunkan itu pada akhirnya akan digantikan oleh yang lebih baru dan lebih canggih.
Beberapa batch pertama dari pesawat generasi baru itu biasanya tidak memiliki fitur-fitur canggih. Alih-alih menerima peningkatan atau upgrade yang mahal agar mereka tetap beroperasi jika terjadi konflik di masa depan, Amerika justru ingin menghentikan pesawat-pesawat itu yang mungkin akan di-mothball untuk suku cadang.
Menurut Letnan Jenderal S Clinton Hinote, Wakil Kepala Staf Angkatan Udara AS untuk strategi, integrasi, dan persyaratan, ini bisa jadi sangat mungkin terjadi dalam waktu dekat.
“Itu tidak ada dalam rencana kami sekarang, tapi itu akan menjadi sesuatu yang harus kami pertimbangkan,” katanya dalam sebuah wawancara pada 25 Mei yang dilansir EurAsian Times, Jumat (28/5/2021).
“Karena pertanyaan besarnya adalah; Apakah kita akan kembali dan retrofit [mereka]?," ujarnya.
Namun, Angkatan Udara AS ingin memensiunkan beberapa jet tempur siluman itu sebagai bagian dari upayanya untuk mengurangi armada tempur.
Selain F-35, beberapa pesawat jet tempur siluman F-22 Raptor juga akan bernasib serupa.
Seorang pejabat tinggi Angkatan Udara AS mengatakan layanan tersebut kemungkinan menghentikan beberapa F-35 yang lebih tua, yang saat ini digunakan untuk pelatihan, selama satu dekade berikutnya.
Pesawat-pesawat yang akan dipensiunkan itu pada akhirnya akan digantikan oleh yang lebih baru dan lebih canggih.
Beberapa batch pertama dari pesawat generasi baru itu biasanya tidak memiliki fitur-fitur canggih. Alih-alih menerima peningkatan atau upgrade yang mahal agar mereka tetap beroperasi jika terjadi konflik di masa depan, Amerika justru ingin menghentikan pesawat-pesawat itu yang mungkin akan di-mothball untuk suku cadang.
Menurut Letnan Jenderal S Clinton Hinote, Wakil Kepala Staf Angkatan Udara AS untuk strategi, integrasi, dan persyaratan, ini bisa jadi sangat mungkin terjadi dalam waktu dekat.
“Itu tidak ada dalam rencana kami sekarang, tapi itu akan menjadi sesuatu yang harus kami pertimbangkan,” katanya dalam sebuah wawancara pada 25 Mei yang dilansir EurAsian Times, Jumat (28/5/2021).
“Karena pertanyaan besarnya adalah; Apakah kita akan kembali dan retrofit [mereka]?," ujarnya.