Penembakan Massal Guncang Kanada, Pelaku Bantai 13 Orang
loading...
A
A
A
PORAPIQUE - Penembakan massal mengguncang wilayah Nova Scotia, Kanada. Seorang pria bersenjata membantai 13 orang secara acak, termasuk seorang perwira, di beberapa lokasi.
Royal Canadian Mounted Police (RCMP), kepolisian Kanada, mengatakan pelaku pembantaian sudah tewas selama perburuan besar-besaran. Penembakan massal berlangsung pada Sabtu malam waktu setempat, di saat negara itu sedang menghadapi pandemi virus corona jenis baru, Covid-19.
Pelaku penembakan massal diidentifikasi oleh polisi sebagai Gabriel Wortman. Usianya 51 tahun. Dia beraksi di daerah pedesaan dekat kota Portapique.
Heidi Stevenson, seorang veteran dari RCMP dan seorang ibu dari dua anak, terbunuh dalam merespons penembak aktif. Seorang petugas RCMP lain berada di rumah sakit dengan cedera yang tidak mengancam jiwa.
Menurut polisi, secara keseluruhan sebanyak 13 orang kehilangan nyawa mereka. Namun, polisi memperingatkan bahwa kemungkinan ada lebih banyak korban jiwa karena penyelidikan masih berlangsung.
"RCMP mengatakan para petugas yang menanggapi penggilan telepon 911 tadi malam menemukan banyak mayat di dalam dan di luar rumah tempat mereka dihubungi," kata jurnalis Mercedes Stephenson, kepala biro Ottawa untuk Global News melalui akun Twitter-nya, @MercedesGlobal, Senin (20/4/2020).
Keterangan jurnalis itu mengutip petugas operasi kriminal RCMP di Nova Scotia, Chris Leather. Polisi mengatakan pria bersenjata sudah tidak ada di lokasi ketika para petugas polisi tiba.
Masih menurut polisi, pelaku melakukan beberapa pembunuhan di bagian utara provinsi Nova Scotia. "Jika Anda melihatnya, hubungi 911. Jangan mendekati," kata RCMP di Twitter pada Minggu pagi waktu setempat."Tersangka bersenjata dan berbahaya."
Pengejaran dilakukan di sepanjang salah satu jalan raya tersibuk di provinsi itu dan berakhir di dekat sebuah pompa bensin sekitar 35 kilometer di utara Halifax menjelang tengah hari. Menurut Leather, pria bersenjata itu sudah tewas, namun dia tidak menjelaskan lebih lanjut penyebab kematiannya, meski ada baku tembak antara pelaku dan polisi.
"Ini adalah salah satu tindakan kekerasan yang paling tidak masuk akal dalam sejarah provinsi kami," kata Menteri Utama Nova Scotia, Stephen McNeil.
Royal Canadian Mounted Police (RCMP), kepolisian Kanada, mengatakan pelaku pembantaian sudah tewas selama perburuan besar-besaran. Penembakan massal berlangsung pada Sabtu malam waktu setempat, di saat negara itu sedang menghadapi pandemi virus corona jenis baru, Covid-19.
Pelaku penembakan massal diidentifikasi oleh polisi sebagai Gabriel Wortman. Usianya 51 tahun. Dia beraksi di daerah pedesaan dekat kota Portapique.
Heidi Stevenson, seorang veteran dari RCMP dan seorang ibu dari dua anak, terbunuh dalam merespons penembak aktif. Seorang petugas RCMP lain berada di rumah sakit dengan cedera yang tidak mengancam jiwa.
Menurut polisi, secara keseluruhan sebanyak 13 orang kehilangan nyawa mereka. Namun, polisi memperingatkan bahwa kemungkinan ada lebih banyak korban jiwa karena penyelidikan masih berlangsung.
"RCMP mengatakan para petugas yang menanggapi penggilan telepon 911 tadi malam menemukan banyak mayat di dalam dan di luar rumah tempat mereka dihubungi," kata jurnalis Mercedes Stephenson, kepala biro Ottawa untuk Global News melalui akun Twitter-nya, @MercedesGlobal, Senin (20/4/2020).
Keterangan jurnalis itu mengutip petugas operasi kriminal RCMP di Nova Scotia, Chris Leather. Polisi mengatakan pria bersenjata sudah tidak ada di lokasi ketika para petugas polisi tiba.
Masih menurut polisi, pelaku melakukan beberapa pembunuhan di bagian utara provinsi Nova Scotia. "Jika Anda melihatnya, hubungi 911. Jangan mendekati," kata RCMP di Twitter pada Minggu pagi waktu setempat."Tersangka bersenjata dan berbahaya."
Pengejaran dilakukan di sepanjang salah satu jalan raya tersibuk di provinsi itu dan berakhir di dekat sebuah pompa bensin sekitar 35 kilometer di utara Halifax menjelang tengah hari. Menurut Leather, pria bersenjata itu sudah tewas, namun dia tidak menjelaskan lebih lanjut penyebab kematiannya, meski ada baku tembak antara pelaku dan polisi.
"Ini adalah salah satu tindakan kekerasan yang paling tidak masuk akal dalam sejarah provinsi kami," kata Menteri Utama Nova Scotia, Stephen McNeil.
(min)