Uni Afrika Desak Pembebasan Presiden dan Perdana Menteri Mali

Selasa, 25 Mei 2021 - 18:27 WIB
loading...
Uni Afrika Desak Pembebasan Presiden dan Perdana Menteri Mali
Presiden Kongo, Felix Tshisekedi, yang menjabat sebagai ketua UA saat ini, menyerukan pembebasan segera dan tanpa syarat para pejabat di Mali yang ditangkap oleh tentara. Foto/Ist
A A A
ADDIS ABABA - Presiden Kongo, Felix Tshisekedi, yang menjabat sebagai ketua Uni Afrika (UA) saat ini, menyerukan pembebasan segera dan tanpa syarat para pejabat di Mali yang ditangkap oleh tentara. Militer Mali menangkap Presiden dan Perdana Menteri Mali, dan menahan mereka di pangkalan militer.

Kantor kepresidenan Kongo mengatakan bahwa Tshisekedi sangat khawatir tentang penangkapan Presiden pemerintahan transisi Mali, Bah N'Daw, dan Perdana Menteri Mali, Moctar Ouane.

Dengan tegas mengutuk tindakan apa pun yang ditujukan untuk mengacaukan Mali, Tshisekedi meminta semua aktor dalam transisi politik Mali untuk menahan diri serta menghormati konstitusi.

Tshisekedi, seperti dilansir Anadolu Agency pada Selasa (25/5/2021), mengatakan segala sesuatu harus dilakukan untuk menjaga stabilitas Mali dan mengkonsolidasikan perdamaian di sub-wilayah tersebut.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres menyerukan agar para pemimpin sipil itu dibebaskan dari tempat penyanderaannya di kamp militer di luar ibu kota.

"Saya sangat prihatin dengan berita penahanan para pemimpin sipil transisi Mali. Saya menyerukan ketenangan dan pembebasan tanpa syarat mereka," ungkap Guterres di Twitter.

Penahanan mereka menyusul perombakan pemerintah yang sensitif pada Senin pagi yang dirancang untuk menanggapi kritik yang berkembang terhadap pemerintah sementara.

Militer mempertahankan portofolio strategis yang dikontrolnya selama pemerintahan sebelumnya dalam perombakan. Tetapi dua pemimpin kudeta yakni mantan menteri pertahanan Sadio Camara dan mantan menteri keamanan Kolonel Modibo Kone justru diganti.

Para pemimpin kudeta dan perwira militer memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemerintah. Mereka menimbulkan keraguan pada janji untuk mengadakan pemilu pada awal tahun depan.

Perombakan itu terjadi di tengah meningkatnya tantangan politik di Mali dan tekanan untuk mematuhi tenggat waktu untuk reformasi yang dijanjikan.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1263 seconds (0.1#10.140)