Rusia Siap Gelar Perundingan Langsung Palestina dan Israel
loading...
A
A
A
MOSKOW - Rusia siap mengatur perundingan langsung Palestina dan Israel untuk mengurangi ketegangan yang meningkat antara kedua belah pihak.
Tawaran itu diungkapkan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov di Moskow pada Senin (17/5).
Berpidato dalam konferensi pers di Moskow setelah pertemuan dengan Menlu Sierra Leone David John Francis, Sergey Lavrov meminta Israel dan Palestina untuk berhenti berperang.
“Untuk negosiasi langsung, dan hanya melalui mereka kita dapat menyetujui pembentukan negara Palestina yang akan hidup damai dan aman, sesuai keputusan Dewan Keamanan PBB, berdampingan dengan Israel dan negara-negara lain di kawasan, agar perundingan seperti itu dimulai, kekerasan di semua sisi perlu dihentikan," ujar dia.
Lavrov ingat bahwa resolusi PBB tentang masalah Palestina memberikan solusi dua negara untuk masalah Palestina, status quo pada tempat-tempat suci Yerusalem, dan dengan tegas melarang kegiatan ilegal Israel.
"Kami mengutuk serangan dari kedua belah pihak, yang menargetkan daerah pemukiman. Serangan terhadap sasaran sipil tidak dapat diterima," tegas Lavrov.
Dia juga mengutuk kegiatan permukiman Israel, dengan mengatakan, "Ini mengambil bentuk ekstrim seperti mengusir orang ke jalan."
“Kami percaya komunitas internasional tidak boleh acuh tak acuh dengan apa yang sedang terjadi. Ada kuartet (di Timur Tengah) mediator internasional yang secara langsung berkewajiban memberikan kontribusi untuk solusi masalah Palestina," ujar dia.
Dia menambahkan, “Dewan Keamanan PBB mengirimkan semua sinyal yang diperlukan setelah pertemuan hari Minggu, dan sekarang semuanya tergantung pada kemampuan para pihak untuk bernegosiasi dan niat baik mereka."
"Kami akan membantu mereka menemukan kesepakatan untuk menenangkan fase konflik yang sangat panas saat ini dan untuk memulai negosiasi secepat mungkin," tutur dia.
Francis mengatakan, “Sierra Leone menganggap perdamaian yang dapat diandalkan dan abadi untuk masalah Palestina hanya mungkin melalui negosiasi politik dan pembentukan dua negara.”
"Seharusnya dua negara, Israel dan Palestina, yang hidup berdampingan dalam perdamaian dan keamanan, itulah posisi kami," papar dia.
Militer Israel terus melancarkan serangan udara di Jalur Gaza sejak 10 Mei, menewaskan 200 warga Palestina termasuk wanita dan anak-anak, dan meninggalkan jejak kehancuran besar-besaran.
Kantor media dan pusat kesehatan termasuk di antara struktur yang ditargetkan Israel dalam serangan brutal tersebut.
Dunia hanya dapat mengecam melihat agresi Israel terhadap warga sipil Palestina. Hingga saat ini tak ada sanksi yang diterapkan pada rezim Zionis.
Tawaran itu diungkapkan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov di Moskow pada Senin (17/5).
Berpidato dalam konferensi pers di Moskow setelah pertemuan dengan Menlu Sierra Leone David John Francis, Sergey Lavrov meminta Israel dan Palestina untuk berhenti berperang.
“Untuk negosiasi langsung, dan hanya melalui mereka kita dapat menyetujui pembentukan negara Palestina yang akan hidup damai dan aman, sesuai keputusan Dewan Keamanan PBB, berdampingan dengan Israel dan negara-negara lain di kawasan, agar perundingan seperti itu dimulai, kekerasan di semua sisi perlu dihentikan," ujar dia.
Lavrov ingat bahwa resolusi PBB tentang masalah Palestina memberikan solusi dua negara untuk masalah Palestina, status quo pada tempat-tempat suci Yerusalem, dan dengan tegas melarang kegiatan ilegal Israel.
"Kami mengutuk serangan dari kedua belah pihak, yang menargetkan daerah pemukiman. Serangan terhadap sasaran sipil tidak dapat diterima," tegas Lavrov.
Dia juga mengutuk kegiatan permukiman Israel, dengan mengatakan, "Ini mengambil bentuk ekstrim seperti mengusir orang ke jalan."
“Kami percaya komunitas internasional tidak boleh acuh tak acuh dengan apa yang sedang terjadi. Ada kuartet (di Timur Tengah) mediator internasional yang secara langsung berkewajiban memberikan kontribusi untuk solusi masalah Palestina," ujar dia.
Dia menambahkan, “Dewan Keamanan PBB mengirimkan semua sinyal yang diperlukan setelah pertemuan hari Minggu, dan sekarang semuanya tergantung pada kemampuan para pihak untuk bernegosiasi dan niat baik mereka."
"Kami akan membantu mereka menemukan kesepakatan untuk menenangkan fase konflik yang sangat panas saat ini dan untuk memulai negosiasi secepat mungkin," tutur dia.
Francis mengatakan, “Sierra Leone menganggap perdamaian yang dapat diandalkan dan abadi untuk masalah Palestina hanya mungkin melalui negosiasi politik dan pembentukan dua negara.”
"Seharusnya dua negara, Israel dan Palestina, yang hidup berdampingan dalam perdamaian dan keamanan, itulah posisi kami," papar dia.
Militer Israel terus melancarkan serangan udara di Jalur Gaza sejak 10 Mei, menewaskan 200 warga Palestina termasuk wanita dan anak-anak, dan meninggalkan jejak kehancuran besar-besaran.
Kantor media dan pusat kesehatan termasuk di antara struktur yang ditargetkan Israel dalam serangan brutal tersebut.
Dunia hanya dapat mengecam melihat agresi Israel terhadap warga sipil Palestina. Hingga saat ini tak ada sanksi yang diterapkan pada rezim Zionis.
(sya)