Pengeluaran Militer Global Melonjak di Tengah Krisis Covid-19

Minggu, 16 Mei 2021 - 06:16 WIB
loading...
Pengeluaran Militer Global Melonjak di Tengah Krisis Covid-19
Ilustrasi
A A A
WASHINGTON - Para pakar memperkirakan bahwa pengeluaran militer akan berkurang, sebab krisis terkait virus Corona telah merusak ekonomi besar dan kecil. Namun demikian, beberapa laporan menunjukkan bahwa pandemi tidak mungkin merusak tren strategis jangka panjang yang dimulai selama beberapa dekade terakhir.

Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI) melaporkan bahwa pengeluaran militer di seluruh dunia pada tahun 2020 naik 2,6 persen dibandingkan dengan angka 2019, yakni mencapai USD 1,98 triliun.



Amerika Serikat (AS), China, India, Rusia dan Inggris termasuk di antara negara-negara dengan anggaran militer terbesar. Laporan tersebut mencatat bahwa pertumbuhan terjadi di tengah penurunan signifikan dalam PDB global sebesar 4,4%, yang terutama disebabkan oleh pandemi, dengan beban militer global, sebagai bagian dari PDB global, mencapai 2,4 persen, dan memecahkan rekor sebelumnya sebesar 2,2 persen.

Ini adalah pengeluaran militer tertinggi sejak krisis keuangan yang parah tahun 2008-2009. Menurut salah satu penulis laporan, Diego Lopes da Silva, statistik tersebut tidak terduga, karena krisis terkait virus corona yang melanda negara-negara di dunia membuat para ahli berasumsi bahwa pengeluaran militer akan berkurang.

"Tetapi mungkin untuk menyimpulkan dengan kepastian bahwa Covid-19 tidak berdampak signifikan pada pengeluaran militer global, setidaknya pada tahun 2020," katanya, seperti dilansir Sputnik.



Terlepas dari tren umum, jelasnya, sejumlah negara menunjukkan pemotongan belanja militer, termasuk Brazil dan Rusia, yang mengalokasikan dana secara signifikan lebih sedikit untuk keperluan militer pada tahun 2020 daripada yang direncanakan semula.

"Negara-negara lain, seperti Brasil dan Rusia, tidak secara eksplisit mengatakan ini dialokasikan karena pandemi, tetapi mereka telah menghabiskan jauh lebih sedikit dari anggaran awal mereka untuk tahun 2020," kata Lopes da Silva.



Peringkat teratas sebagai negara yang paling boros dalam belanja militer adalah AS dan China. Para penulis laporan mengatakan, hal ini menunjukan AS semakin khawatir akan ancaman yang datang dari luar, khususnya China dan Rusia.

"Ini mencerminkan kekhawatiran yang berkembang atas ancaman yang dirasakan dari pesaing strategis, seperti China dan Rusia, serta dorongan pemerintahan Donald Trump untuk mendukung apa yang dilihatnya sebagai militer AS yang habis," kata seorang penulis lainnya, Alexandra Marksteiner.

Lopes da Silva juga menyatakan bahwa pemerintahan Joe Biden belum memberikan indikasi apapun akan mengurangi pengeluaran militer.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1685 seconds (0.1#10.140)