Israel Gempur Gaza Lewat Darat dan Udara, Korban Tewas Meningkat Jadi 119
loading...
A
A
A
GAZA - Jumlah korban tewas akibat agresi Israel di Jalur Gaza terus berjatuhan setelah Zionis memutuskan menggempur wilayah itu dari darat dan udara. Sebelum fajar Jumat (14/5/2021), tank dan pesawat tempur Israel melakukan serangan intens di ujung utara Jalur Gaza.
Warga Palestina melarikan diri sambil menyambar anak-anak dan barang-barang mereka ketika pasukan Israel mulai melepaskan rentetan tembakan tank dan serangan udara yang hebat. Israel mengatakan mereka sedang membersihkan jaringan terowongan kelompok militan.
Israel telah mengerahkan pasukan di sepanjang perbatasan dan memanggil 9.000 cadangan saat pertempuran meningkat dengan kelompok militan Islam Hamas , yang mengendalikan Jalur Gaza. Militan Palestina telah menembakkan sekitar 1.800 roket, dan militer Israel telah meluncurkan lebih dari 600 serangan udara, menghancurkan setidaknya tiga gedung apartemen bertingkat tinggi, dan telah menembaki beberapa daerah dengan tank yang ditempatkan di dekat perbatasan.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan jumlah korban dari pertempuran itu telah meningkat menjadi 119 orang tewas, termasuk 31 anak-anak dan 19 wanita, dengan 830 luka-luka. Kelompok militan Hamas dan Jihad Islam telah mengkonfirmasi 20 kematian dalam barisan mereka, meskipun Israel mengatakan jumlah itu jauh lebih tinggi. Tujuh orang tewas di Israel, termasuk seorang anak laki-laki berusia 6 tahun dan seorang tentara.
Di antara yang tewas ada satu keluarga beranggotakan enam orang. Rafat Tanani, istrinya yang tengah hamil dan empat anaknya, berusia 7 tahun ke bawah, tewas setelah sebuah pesawat perang Israel mereduksi gedung apartemen berlantai empat mereka menjadi puing-puing di kota tetangga Beit Lahia, kata penduduk.
Saudara laki-laki Rafat, Fadi mengatakan, empat serangan udara menghantam gedung pada pukul 11 malam, tepat sebelum keluarga itu tidur. Pemilik gedung dan istrinya juga tewas.
“Itu adalah pembantaian,” kata Sadallah Tanani, kerabat Rafat lainnya. “Perasaanku tak terlukiskan,” imbuhnya seperti dikutip dari AP, Sabtu (15/5/2021).
Letnan Kolonel Jonathan Conricus, seorang juru bicara militer Israel, mengatakan operasi tersebut melibatkan tembakan tank dan serangan udara, yang bertujuan untuk menghancurkan jaringan terowongan di bawah Kota Gaza yang oleh militer disebut sebagai "Metro." Terowongan ini digunakan oleh kelompok militan untuk menghindari pengawasan dan serangan udara.
Warga Palestina melarikan diri sambil menyambar anak-anak dan barang-barang mereka ketika pasukan Israel mulai melepaskan rentetan tembakan tank dan serangan udara yang hebat. Israel mengatakan mereka sedang membersihkan jaringan terowongan kelompok militan.
Israel telah mengerahkan pasukan di sepanjang perbatasan dan memanggil 9.000 cadangan saat pertempuran meningkat dengan kelompok militan Islam Hamas , yang mengendalikan Jalur Gaza. Militan Palestina telah menembakkan sekitar 1.800 roket, dan militer Israel telah meluncurkan lebih dari 600 serangan udara, menghancurkan setidaknya tiga gedung apartemen bertingkat tinggi, dan telah menembaki beberapa daerah dengan tank yang ditempatkan di dekat perbatasan.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan jumlah korban dari pertempuran itu telah meningkat menjadi 119 orang tewas, termasuk 31 anak-anak dan 19 wanita, dengan 830 luka-luka. Kelompok militan Hamas dan Jihad Islam telah mengkonfirmasi 20 kematian dalam barisan mereka, meskipun Israel mengatakan jumlah itu jauh lebih tinggi. Tujuh orang tewas di Israel, termasuk seorang anak laki-laki berusia 6 tahun dan seorang tentara.
Di antara yang tewas ada satu keluarga beranggotakan enam orang. Rafat Tanani, istrinya yang tengah hamil dan empat anaknya, berusia 7 tahun ke bawah, tewas setelah sebuah pesawat perang Israel mereduksi gedung apartemen berlantai empat mereka menjadi puing-puing di kota tetangga Beit Lahia, kata penduduk.
Saudara laki-laki Rafat, Fadi mengatakan, empat serangan udara menghantam gedung pada pukul 11 malam, tepat sebelum keluarga itu tidur. Pemilik gedung dan istrinya juga tewas.
“Itu adalah pembantaian,” kata Sadallah Tanani, kerabat Rafat lainnya. “Perasaanku tak terlukiskan,” imbuhnya seperti dikutip dari AP, Sabtu (15/5/2021).
Letnan Kolonel Jonathan Conricus, seorang juru bicara militer Israel, mengatakan operasi tersebut melibatkan tembakan tank dan serangan udara, yang bertujuan untuk menghancurkan jaringan terowongan di bawah Kota Gaza yang oleh militer disebut sebagai "Metro." Terowongan ini digunakan oleh kelompok militan untuk menghindari pengawasan dan serangan udara.