China Remehkan Roket 21 Ton-nya yang Jatuh Tak Terkendali Akan Picu Kerusakan di Bumi
loading...
A
A
A
BEIJING - Amerika Serikat (AS) memperingatkan bahwa roket Long March 5B China seberat 21 ton yang jatuh tak terkendali dari orbit setelah terpisah dari stasiun luar angkasa bisa jatuh ke area berpenghuni di Bumi. Namun, Beijing meremehkan kemungkinan roket itu akan memicu kerusakan di Bumi.
Pakar militer di AS memperkirakan badan roket Long March 5B akan jatuh ke permukaan Bumi sekitar Sabtu atau Minggu, tetapi sulit untuk memprediksi di mana dan kapan roket itu akan mendarat.
Tetapi Beijing pada hari Jumat (7/5/2021) meremehkannya.
"Kemungkinan menyebabkan kerusakan pada aktivitas penerbangan atau (pada orang dan aktivitas) di darat sangat rendah," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin.
"Sebagian besar komponen akan hancur saat masuk kembali ke atmosfer," ujarnya seperti dikutip AFP. "Pihak berwenang akan menginformasikan situasi kepada publik tepat waktu."
China telah menggelontorkan miliaran dollar untuk eksplorasi ruang angkasa dalam upaya untuk mencerminkan status globalnya yang meningkat dan kekuatan teknologi yang berkembang, mengikuti jejak ekstra-terestrial AS, Rusia, dan Eropa.
Peluncuran modul pertama dari stasiun luar angkasa "Heavenly Palace (Istana Surgawi)" pada bulan April merupakan tonggak sejarah dalam rencana ambisius Beijing untuk membangun kehadiran manusia secara permanen di luar angkasa.
China juga mengatakan pada Maret bahwa pihaknya berencana untuk membangun stasiun luar angkasa Bulan terpisah dengan Rusia.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin pada Kamis mengatakan militer AS tidak memiliki rencana untuk menembak jatuh roket China tersebut.
"Kami memiliki kemampuan untuk melakukan banyak hal, tetapi kami tidak memiliki rencana untuk menghentikannya," kata Austin kepada wartawan.
Dia menyatakan bahwa China lalai dalam membiarkan badan roket jatuh dari orbit. Menurutnya, mereka yang berada di "domain luar angkasa" harus "beroperasi dalam mode yang aman dan bijaksana."
Pakar militer di AS memperkirakan badan roket Long March 5B akan jatuh ke permukaan Bumi sekitar Sabtu atau Minggu, tetapi sulit untuk memprediksi di mana dan kapan roket itu akan mendarat.
Tetapi Beijing pada hari Jumat (7/5/2021) meremehkannya.
"Kemungkinan menyebabkan kerusakan pada aktivitas penerbangan atau (pada orang dan aktivitas) di darat sangat rendah," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin.
"Sebagian besar komponen akan hancur saat masuk kembali ke atmosfer," ujarnya seperti dikutip AFP. "Pihak berwenang akan menginformasikan situasi kepada publik tepat waktu."
China telah menggelontorkan miliaran dollar untuk eksplorasi ruang angkasa dalam upaya untuk mencerminkan status globalnya yang meningkat dan kekuatan teknologi yang berkembang, mengikuti jejak ekstra-terestrial AS, Rusia, dan Eropa.
Peluncuran modul pertama dari stasiun luar angkasa "Heavenly Palace (Istana Surgawi)" pada bulan April merupakan tonggak sejarah dalam rencana ambisius Beijing untuk membangun kehadiran manusia secara permanen di luar angkasa.
China juga mengatakan pada Maret bahwa pihaknya berencana untuk membangun stasiun luar angkasa Bulan terpisah dengan Rusia.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin pada Kamis mengatakan militer AS tidak memiliki rencana untuk menembak jatuh roket China tersebut.
"Kami memiliki kemampuan untuk melakukan banyak hal, tetapi kami tidak memiliki rencana untuk menghentikannya," kata Austin kepada wartawan.
Dia menyatakan bahwa China lalai dalam membiarkan badan roket jatuh dari orbit. Menurutnya, mereka yang berada di "domain luar angkasa" harus "beroperasi dalam mode yang aman dan bijaksana."
(min)