Soal Uighur, China Peringatkan Australia Jangan Kolusi dengan Teroris
loading...
A
A
A
BEIJING - Pemerintah China memperingatkan pemerintah Australia bahwa mereka akan "terbakar" jika terus berkolusi dengan teroris. Peringatan itu disampaikan setelah Beijing menuduh para politisi Canberra terus mendukung para aktivis minoritas Muslim Uighur .
Komentar tersebut adalah serangan terbaru dalam perang kata-kata soal krisis di wilayah Xinjiang tersebut, di mana kelompok hak asasi manusia memperingatkan minoritas Muslim Uighur menghadapi pelanggaran yang mengerikan.
Media China menyoroti sebuah artikel yang diterbitkan oleh kelompok politik pinggiran Australian Citizens Party (ACP), mengkritik dukungan politisi lokal untuk East Turkistan Australian Association (ETAA), sebuah kelompok advokasi Uighur.
Artikel tersebut mengeklaim ETAA mendukung kelompok teror di Xinjiang.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan ini menunjukkan aktivis Uighur diberi "izin masuk" di Australia karena mereka mengkritik China.
"Ini mengungkap sifat separatis, teroris dan ekstremis (dari) organisasi kemerdekaan Xinjiang di Australia dan kolusi tercela dari politisi Australia anti-China dengan organisasi teroris untuk keuntungan egois," katanya.
"Karena beberapa media Barat dibanjiri dengan kebohongan dan fitnah yang menargetkan Xinjiang, suara-suara yang objektif dan rasional menunjukkan bahwa keadilan pada akhirnya akan menang," ujarnya, seperti dikutip news.com.au, Sabtu (1/5/2021).
Artikel tersebut menyebut asisten Menteri Pertahanan Andrew Hastie dan Senator independen Rex Patrick mendukung ETAA.
Senator Patrick mengatakan "secara khusus" media China telah mengutip informasi yang salah dari ACP.
“Sepintas, teman tidur yang aneh, tapi tidak terlalu aneh jika dipikir-pikir,” katanya.
ETAA menyebut Xinjiang sebagai "Turkistan Timur" dalam sebuah tindakan yang membuat marah China.
Senator Patrick menekankan bahwa dia telah berhati-hati untuk tidak mengindahkan peringatan Beijing karena "tidak membantu" dalam menghentikan pelecehan terhadap Uighur.
“Fokus perhatian saya adalah untuk mendukung anggota komunitas Uighur di Adelaide dan di seluruh Australia yang keluarganya menderita genosida dan penindasan yang diarahkan oleh Partai Komunis China di Xinjiang,” katanya.
Situs web ETAA menyatakan Uighur saat ini di bawah pendudukan brutal Pemerintah Komunis China di Xinjiang.
ETAAN menyerukan Australia untuk mengikuti sekutu intelijen Five Eyes-nya dalam menyatakan genosida sedang berlangsung di Xinjiang.
Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne telah menolak menyatakan genosida terjadi di Xinjiang, tetapi mengatakan pada bulan Maret ada laporan yang dapat dipercaya tentang pelecehan dan penyiksaan sistematis terhadap wanita Uighur di wilayah tersebut.
Beijing mengeklaim pihaknya mengekang pemberontakan teroris dan Weng memperingatkan Australia bisa "tebakar" jika terus mendukung kelompok Uighur.
"Kami mendesak politisi Australia tertentu untuk tidak berdiri di sisi sejarah yang salah dan berhenti mendukung kegiatan separatis anti-China dan organisasi teroris agar tidak terbakar," katanya.
Kedutaan Besar China di Canberra mengundang wartawan Australia ke konferensi pers dua jam yang luar biasa pada bulan April, di mana para pejabat membantah laporan yang meluas tentang pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang.
Dalam video berjudul "Xinjiang is a Wonderful Land" yang ditayangkan keduataan itu, orang-orang Uighur menyangkal bahwa mereka telah dianiaya di wilayah tersebut.
Video itu disuguhkan seminggu setelah Menteri Pertahanan Australia Peter Dutton memperingatkan bahwa konflik di Taiwan tidak dapat diabaikan, dan Menteri Dalam Negeri Australia Mike Pezzullo mengeklaim "genderang perang" sedang berdetak di wilayah tersebut.
Komentar tersebut adalah serangan terbaru dalam perang kata-kata soal krisis di wilayah Xinjiang tersebut, di mana kelompok hak asasi manusia memperingatkan minoritas Muslim Uighur menghadapi pelanggaran yang mengerikan.
Media China menyoroti sebuah artikel yang diterbitkan oleh kelompok politik pinggiran Australian Citizens Party (ACP), mengkritik dukungan politisi lokal untuk East Turkistan Australian Association (ETAA), sebuah kelompok advokasi Uighur.
Artikel tersebut mengeklaim ETAA mendukung kelompok teror di Xinjiang.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan ini menunjukkan aktivis Uighur diberi "izin masuk" di Australia karena mereka mengkritik China.
"Ini mengungkap sifat separatis, teroris dan ekstremis (dari) organisasi kemerdekaan Xinjiang di Australia dan kolusi tercela dari politisi Australia anti-China dengan organisasi teroris untuk keuntungan egois," katanya.
"Karena beberapa media Barat dibanjiri dengan kebohongan dan fitnah yang menargetkan Xinjiang, suara-suara yang objektif dan rasional menunjukkan bahwa keadilan pada akhirnya akan menang," ujarnya, seperti dikutip news.com.au, Sabtu (1/5/2021).
Artikel tersebut menyebut asisten Menteri Pertahanan Andrew Hastie dan Senator independen Rex Patrick mendukung ETAA.
Senator Patrick mengatakan "secara khusus" media China telah mengutip informasi yang salah dari ACP.
“Sepintas, teman tidur yang aneh, tapi tidak terlalu aneh jika dipikir-pikir,” katanya.
ETAA menyebut Xinjiang sebagai "Turkistan Timur" dalam sebuah tindakan yang membuat marah China.
Senator Patrick menekankan bahwa dia telah berhati-hati untuk tidak mengindahkan peringatan Beijing karena "tidak membantu" dalam menghentikan pelecehan terhadap Uighur.
“Fokus perhatian saya adalah untuk mendukung anggota komunitas Uighur di Adelaide dan di seluruh Australia yang keluarganya menderita genosida dan penindasan yang diarahkan oleh Partai Komunis China di Xinjiang,” katanya.
Situs web ETAA menyatakan Uighur saat ini di bawah pendudukan brutal Pemerintah Komunis China di Xinjiang.
ETAAN menyerukan Australia untuk mengikuti sekutu intelijen Five Eyes-nya dalam menyatakan genosida sedang berlangsung di Xinjiang.
Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne telah menolak menyatakan genosida terjadi di Xinjiang, tetapi mengatakan pada bulan Maret ada laporan yang dapat dipercaya tentang pelecehan dan penyiksaan sistematis terhadap wanita Uighur di wilayah tersebut.
Beijing mengeklaim pihaknya mengekang pemberontakan teroris dan Weng memperingatkan Australia bisa "tebakar" jika terus mendukung kelompok Uighur.
"Kami mendesak politisi Australia tertentu untuk tidak berdiri di sisi sejarah yang salah dan berhenti mendukung kegiatan separatis anti-China dan organisasi teroris agar tidak terbakar," katanya.
Kedutaan Besar China di Canberra mengundang wartawan Australia ke konferensi pers dua jam yang luar biasa pada bulan April, di mana para pejabat membantah laporan yang meluas tentang pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang.
Dalam video berjudul "Xinjiang is a Wonderful Land" yang ditayangkan keduataan itu, orang-orang Uighur menyangkal bahwa mereka telah dianiaya di wilayah tersebut.
Video itu disuguhkan seminggu setelah Menteri Pertahanan Australia Peter Dutton memperingatkan bahwa konflik di Taiwan tidak dapat diabaikan, dan Menteri Dalam Negeri Australia Mike Pezzullo mengeklaim "genderang perang" sedang berdetak di wilayah tersebut.
(min)