Pertama Kali, Rusia Uji Tembak Rudal Supersonik Pembunuh Kapal Induk

Sabtu, 01 Mei 2021 - 06:01 WIB
loading...
Pertama Kali, Rusia Uji Tembak Rudal Supersonik Pembunuh Kapal Induk
Rusia untuk pertama kalinya melakukan uji tembak rudal jelajah supersonik pembunuh kapal induk P-1000 Vulkan. Foto/The Moscow Times
A A A
MOSKOW - Angkatan Laut Rusia untuk pertama kalinya melakukan uji tembak rudal jelajah supersonik anti- kapal induk di Laut Hitam . Uji coba itu diumumkan langsung oleh militer Rusia di tengah ketegangan yang masih tinggi setelah penumpukan pasukan di dekat Ukraina .

Menurut laporan media yang dikelola Kementerian Pertahanan Rusia, Zvezda, kapal penjelajah berpeluru kendali Moskva meluncurkan satu rudal turbojet menuju "ujung yang berlawanan" dari Laut Hitam. Sebuah drone melihat puing-puing kapal musuh yang disimulasikan 100 detik kemudian.

"Rudal ini adalah alasan mengapa kapal penjelajah kami disebut 'pembunuh kapal induk'," kata seorang koresponden Zvezda dari dek selama peluncuran.

"Kapal penjelajah rudal Moskva Armada Laut Hitam untuk pertama kalinya dalam sejarah baru-baru ini menembakkan rudal Vulkan dengan sistem rudal utama Bazalt kapal di perairan Laut Hitam," tweet Kementerian Pertahanan seperti dikutip dari The Moscow Times, Sabtu (1/5/2021).



Rudal P-1000 Vulkan adalah versi perbaikan dari rudal P-500 Bazalt era Soviet dengan jangkauan tembak 800 kilometer, dibandingkan dengan Bazalt 550 kilometer.

Koresponden Zvezda mengatakan Moskva sebelumnya mengerahkan sistem misilnya hanya selama misi jarak jauh.

Armada Laut Hitam Rusia menguji coba sistem tersebut pada minggu ketika meluncurkan latihan tempur angkatan laut langsung dengan Moskva, kapal perang lain, dan helikopter militer.

Kementerian Pertahanan Rusia juga mengatakan pada hari Selasa bahwa armadanya sedang memantau kapal pemotong Penjaga Pantai Amerika Serikat (AS) Hamilton yang memasuki Laut Hitam untuk bekerja dengan NATO.



Rusia membuat khawatir Barat dan Ukraina dalam beberapa pekan terakhir dengan penumpukan pasukan besar-besaran di sepanjang perbatasan Ukraina dan di Crimea yang dianeksasi, beberapa di antaranya tiba-tiba mulai ditarik pekan lalu.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa mereka mengumpulkan militernya sebagai respons atas perilaku NATO yang dianggap mengancam, tetapi menyatakan bahwa penarikannya tidak disebabkan oleh tekanan dari luar.
(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1362 seconds (0.1#10.140)