Viral, Sekelompok Mahasiswi China Menari 'Porno' Rayakan HUT Universitas

Selasa, 27 April 2021 - 18:38 WIB
loading...
Viral, Sekelompok Mahasiswi China Menari Porno Rayakan HUT Universitas
Tarian mahasiswi Universitas Tsinghua di Beijing, China menuai kecaman karena dianggap terlalu vulgar dan berbau pornografi. Foto/SCMP
A A A
BEIJING - Sebuah video pendek dari sembilan mahasiswi yang menari selama perayaan ulang tahun sebuah universitas bergengsi di China selama akhir pekan telah memicu kritik karena dianggap terlalu vulgar dan berbabu pornografi .

Video pendek tersebut menampilkan para mahasiswa menari sambil mengenakan gaun emas yang dihiasi dengan jumbai selama perayaan ulang tahun ke-110 Universitas Tsinghua di Beijing, salah satu perguruan tinggi top China.

Para mahasiswi menari selama sekitar dua menit di depan Auditorium Besar sekolah yang ikonik pada hari Sabtu dengan diiringi musik yang dimainkan oleh marching band.

Video tersebut segera menjadi topik diskusi di China selama akhir pekan.



Jenny Lai, seorang profesor musik di sebuah universitas di Guangzhou, mengatakan para mahasiswi Tsinghua memiliki hak untuk menari, tetapi universitas itu "memalukan" untuk menyetujui tarian tersebut dipentaskan di depan umum.

“Ini menunjukkan bahwa Universitas Tsinghua memiliki indra estetika yang buruk,” kata Lai.

“Tidak apa-apa jika Anda menari secara non-profesional. Tapi Anda tidak bisa memilih jenis gaun dan riasan itu," imbuhnya.

“Bahkan penari di pertunjukan gala sekolah dasar putra saya dikemas lebih baik daripada gadis-gadis Tsinghua ini,” katanya seperti dikutip dari South China Morning Post, Selasa (27/4/2021).

Penulis lulusan Tsinghua, yang berbasis di Amerika Serikat (AS), Qiao Mu, mengatakan dia merasa kecewa dengan tarian tersebut.

“Desain koreografinya jelek, penampilan (mahasiswi) kasar dan musiknya memalukan. Jika bukan karena nama sekolah atau Auditorium yang muncul dalam video, saya akan mengira tarian itu bagian dari disko luar ruangan atau pertunjukan yang menghibur di pasar pedesaan, atau tarian untuk merayakan pembukaan pusat pemandian," tulis Qiao.

Komentarnya menerima lebih dari 95.000 tanda suka di Weibo, layanan mirip Twitter di China.



Pengguna Weibo lain berkata: "'Tarian seksi' yang vulgar ini sama sekali tidak serius. Tidak cocok untuk acara ulang tahun universitas top ini. Saya tidak bisa tidak percaya bahwa universitas terbaik kita dan generasi muda kita sedang merosot. Sedihnya!"

Tsinghua mendapat peringkat sebagai universitas terbaik ke-15 di dunia oleh QS World University Rankings tahun lalu dan peringkat 1 di Asia dalam US News & World Report.

Meski begitu, tidak semua orang setuju dengan kritikan.

“Gadis-gadis itu, bagaimanapun juga, bukan penari profesional. Tidak mungkin bagi mereka untuk menari pada tingkat yang disyaratkan oleh Pusat Seni Pertunjukan Nasional," tulis seorang pengguna di Weibo.

“Menurut saya tarian mereka bagus. Mereka menunjukkan dinamika mereka dan mereka menari dengan gembira,” imbuhnya.

Netizen lain mendukung pendapat tersebut dengan mengatakan: “Seharusnya tidak ada masalah bagi mahasiswi Tsinghua untuk menari seperti ini. Perayaan kelahiran sekolah seharusnya menjadi tempat berkumpulnya siswa dan merayakannya. Tarian ini menampilkan kemudaan dan kebebasan siswa. Tidak perlu mencerca mereka."



Editorial di portal berita Thepaper.cn pada hari Minggu mengatakan orang bisa mengkritik tarian itu, tetapi bersikap kasar tidak dapat diterima.

“Beberapa selebritas online dan pengguna internet dengan sengaja menggambarkan tarian tersebut sebagai pornografi. Mereka menggunakan kata-kata kasar untuk menyerang para wanita itu. Ini jelas merupakan jenis kekerasan online terhadap wanita," kata artikel itu.

"Setiap orang memiliki kekurangan," lanjutnya, menunjukkan bahwa wanita Tsinghua unggul di bidang akademis, bukan menari.

“Kita seharusnya tidak menganggap serius insiden kecil ini. Kita juga tidak boleh melancarkan serangan pribadi terhadap gadis-gadis ini di internet," demikian bunyi artikel tersebut.
(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1492 seconds (0.1#10.140)