Taliban Kemungkinan 'Paksa' AS Keluar Lebih Cepat dari Afghanistan
loading...
A
A
A
KABUL - Taliban kemungkinan akan "memaksa" Amerika Serikat (AS) dan NATO untuk menarik pasukan mereka dari Afghanistan . Menurut Patrick Armstrong, seorang mantan diplomat Kanada, salah satu hal yang mungkin dilakukan Taliban adalah menyerang jalur pasokan pasukan AS dan NATO.
Seperti diketahui, Presiden AS, Joe Biden mengumumkan bahwa Amerika akan menarik semua pasukan dari negara itu sebelum peringatan 20 tahun serangan 11 September tahun ini.
Penarikan tanpa syarat, yang dilakukan empat bulan lebih lambat dari tenggat waktu yang disepakati dengan Taliban tahun lalu, terjadi meskipun ada kebuntuan dalam pembicaraan damai antara pemberontak dan pemerintah Afghanistan. Penundaan penarikan telah membuat marah Taliban, yang mengancam akan melanjutkan permusuhan terhadap pasukan AS.
"Saya memprediksi Taliban akan mempercepat penarikan pasukan, seperti yang kita lihat di Irak, pasukan AS/NATO memiliki jalur pasokan yang dapat dengan mudah diserang," kata Armstrong, seperti dilansir Sputnik.
Pemerintahan Biden, jelas Armstrong, serta elit politik dan publik AS masih harus menerima kenyataan bahwa Amerika telah kalah dalam perang 20 tahun dan upaya untuk menciptakan negara sekutu yang tunduk di Afghanistan.
"Fakta pertama adalah bahwa Taliban telah menang. Yang kedua adalah bahwa Taliban bukanlah al-Qaeda. Itu adalah fenomena Afghanistan yang telah diradikalisasi berkat perang selama 40 tahun," katanya.
Dia lalu mengatakan, Rusia dan China telah mampu untuk mundur dan membiarkan AS menghabiskan kekuatan militer dan sumber daya keuangannya di Afghanistan. Tetapi, paparnya, Rusia dan China sekarang siap untuk mengambil keuntungan penuh dari peluang yang ditawarkan oleh penarikan pasukan AS pada akhirnya.
Sementara itu, sebelumnya Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken membela keputusan AS untuk mundur dari Afghanistan. Dia mengatakan, ancaman teror telah berpindah ke tempat lain dan bahwa Washington perlu memfokuskan kembali sumber daya pada tantangan seperti China dan pandemi.
"Ancaman terorisme telah berpindah ke tempat lain. Dan, kami memiliki item lain yang sangat penting dalam agenda kami, termasuk hubungan dengan China, termasuk menangani segala hal mulai dari perubahan iklim hingga Covid-19. Dan, di situlah kami harus memfokuskan energi dan sumber daya kami," ucap Blinken.
Blinken kemudian mengatakan bahwa AS telah mencapai tujuan yang ingin mereka capai di Afghanistan. "Al-Qaeda telah terdegradasi secara signifikan. Kapasitasnya untuk melakukan serangan terhadap AS saat ini dari Afghanistan tidak ada," katanya
Lihat Juga: Kisah Zara Dar, Mahasiswi IT di Amerika Serikat yang Tinggalkan Gelar PhD untuk Jadi Kreator OnlyFans
Seperti diketahui, Presiden AS, Joe Biden mengumumkan bahwa Amerika akan menarik semua pasukan dari negara itu sebelum peringatan 20 tahun serangan 11 September tahun ini.
Penarikan tanpa syarat, yang dilakukan empat bulan lebih lambat dari tenggat waktu yang disepakati dengan Taliban tahun lalu, terjadi meskipun ada kebuntuan dalam pembicaraan damai antara pemberontak dan pemerintah Afghanistan. Penundaan penarikan telah membuat marah Taliban, yang mengancam akan melanjutkan permusuhan terhadap pasukan AS.
"Saya memprediksi Taliban akan mempercepat penarikan pasukan, seperti yang kita lihat di Irak, pasukan AS/NATO memiliki jalur pasokan yang dapat dengan mudah diserang," kata Armstrong, seperti dilansir Sputnik.
Pemerintahan Biden, jelas Armstrong, serta elit politik dan publik AS masih harus menerima kenyataan bahwa Amerika telah kalah dalam perang 20 tahun dan upaya untuk menciptakan negara sekutu yang tunduk di Afghanistan.
"Fakta pertama adalah bahwa Taliban telah menang. Yang kedua adalah bahwa Taliban bukanlah al-Qaeda. Itu adalah fenomena Afghanistan yang telah diradikalisasi berkat perang selama 40 tahun," katanya.
Dia lalu mengatakan, Rusia dan China telah mampu untuk mundur dan membiarkan AS menghabiskan kekuatan militer dan sumber daya keuangannya di Afghanistan. Tetapi, paparnya, Rusia dan China sekarang siap untuk mengambil keuntungan penuh dari peluang yang ditawarkan oleh penarikan pasukan AS pada akhirnya.
Sementara itu, sebelumnya Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken membela keputusan AS untuk mundur dari Afghanistan. Dia mengatakan, ancaman teror telah berpindah ke tempat lain dan bahwa Washington perlu memfokuskan kembali sumber daya pada tantangan seperti China dan pandemi.
"Ancaman terorisme telah berpindah ke tempat lain. Dan, kami memiliki item lain yang sangat penting dalam agenda kami, termasuk hubungan dengan China, termasuk menangani segala hal mulai dari perubahan iklim hingga Covid-19. Dan, di situlah kami harus memfokuskan energi dan sumber daya kami," ucap Blinken.
Blinken kemudian mengatakan bahwa AS telah mencapai tujuan yang ingin mereka capai di Afghanistan. "Al-Qaeda telah terdegradasi secara signifikan. Kapasitasnya untuk melakukan serangan terhadap AS saat ini dari Afghanistan tidak ada," katanya
Lihat Juga: Kisah Zara Dar, Mahasiswi IT di Amerika Serikat yang Tinggalkan Gelar PhD untuk Jadi Kreator OnlyFans
(esn)