Kapal Terbalik di Lepas Pantai Libya, 130 Migran Dikhawatirkan Tewas

Jum'at, 23 April 2021 - 17:42 WIB
loading...
Kapal Terbalik di Lepas...
Sebuah perahu karet terbalik di lepas pantai Libya, 130 migran dikhawatirkan tewas. Foto/Al Jazeera
A A A
TRIPOLI - Lebih dari 100 migran yang tengah menuju Eropa dikhawatirkan tewas setelah kapal yang mereka tumpangi karam di lepas pantai Mediterania.

Kelompok kemanusiaan Eropa SOS Mediterranee mengatakan pada hari Kamis bahwa kapal dengan 130 orang di dalamnya dilaporkan dalam kesulitan di perairan internasional Libya di samping dua kapal lainnya pada Rabu lalu.

Upaya penyelamatan, dengan LSM Ocean Viking dan tiga kapal dagang, pun diluncurkan.

“Sejak kami tiba di lokasi hari ini, kami belum menemukan korban selamat sementara kami bisa melihat setidaknya 10 mayat di sekitar bangkai kapal. Hati kami hancur,” kata Luisa Albera, koordinator pencarian dan penyelamatan di kapal Ocean Viking seperti dikutip dari Al Jazeera, Jumat (23/4/2021).



Eugenio Ambrosi, Kepala Staf Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), mengatakan sedikitnya 100 nyawa melayang dalam insiden yang terjadi di Mediterania Tengah itu.

"Ini adalah konsekuensi kemanusiaan dari kebijakan yang gagal menegakkan hukum internasional dan kewajiban kemanusiaan yang paling mendasar," tulisnya di Twitter.

Bangkai kapal itu adalah yang terbaru di sepanjang rute migrasi Mediterania Tengah, di mana sekitar 350 migran tewas tahun ini.

Sejak 2014, lebih dari 20.000 migran dan pengungsi tewas di laut saat mencoba mencapai Eropa dari Afrika.



Lebih dari 17.000 di antaranya telah berada di Mediterania Tengah yang digambarkan oleh PBB sebagai rute migrasi paling berbahaya di dunia.

Libya mengalami kekacauan setelah pemberontakan tahun 2011 yang menggulingkan dan membunuh penguasa lama Muammar Gaddafi.

Bertahun-tahun sejak pemberontakan itu, Libya telah muncul sebagai titik transit yang dominan bagi para migran. Penyelundup manusia yang berbasis di Libya meluncurkan kapal, kebanyakan perahu karet yang tipis atau perahu nelayan reyot, penuh sesak dengan para migran yang berharap mencapai pantai Eropa untuk mencari suaka.

Ribuan orang tenggelam di sepanjang rute perjalanan, sementara yang lain ditahan di markas penyelundup yang kotor atau pusat penahanan yang penuh sesak.



Uni Eropa dilaporkan telah menghabiskan lebih dari USD109 juta untuk mendanai dan melatih penjaga pantai Libya untuk menghentikan penyeberangan.

Investigasi Associated Press mengungkapkan Uni Eropa mengirim lebih dari USD397,9 juta ke Libya, yang sebagian besar disalurkan melalui badan-badan PBB.

“Negara mengabaikan tanggung jawab mereka untuk mengoordinasikan operasi Pencarian dan Penyelamatan, meninggalkan aktor swasta dan masyarakat sipil untuk mengisi kekosongan mematikan yang mereka tinggalkan. Kami bisa melihat akibat dari kelambanan yang disengaja ini di laut sekitar kapal kami,” bunyi pernyataan SOS Mediterranee.
(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0949 seconds (0.1#10.140)