Dengarkan Nasihat Kremlin, Dubes AS 'Mudik' ke Washington
loading...
A
A
A
MOSKOW - Duta Besar (Dubes) Amerika Serikat (AS) untuk Rusia mengatakan ia akan kembali ke rumah setelah Kremlin menasihatinya untuk istirahat karena sanksi perdagangan Washington dan Rusia.
"Saya yakin penting bagi saya untuk berbicara langsung dengan kolega baru saya di pemerintahan Biden di Washington tentang keadaan hubungan bilateral saat ini antara Amerika Serikat dan Rusia," kata Duta Besar AS untuk Rusia, John Sullivan, dalam sebuah pernyataan.
"Juga, saya sudah tidak bertemu keluarga saya selama lebih dari setahun, dan itu adalah alasan penting lainnya bagi saya untuk kembali ke rumah untuk berkunjung," sambungnya seperti dikutip dari Newsweek, Selasa (20/4/2021).
Sullivan mengatakan dia kemudian berencana untuk kembali ke Moskow dalam beberapa minggu mendatang sebelum pertemuan antara Presiden Biden dan Putin.
Meskipun Rusia tidak dapat memaksa Sullivan untuk pergi, langkah ini datang sebagai saran bahwa dia mengikuti contoh Duta Besar Rusia untuk AS yang dipanggil kembali dari Washington bulan lalu setelah Biden menggambarkan Putin sebagai "pembunuh". Tidak diketahui kapan Duta Besar Rusia Anatoly Antonov kembali ke Washington.
Sementara itu juru bicara Presiden Rusia, Dmitry Peskov, mengatakan kepulangan Sullivan mencerminkan ketegangan saat ini dalam hubungan antara Amerika Serikat dan Rusia.
"Hubungan sekarang telah mencapai bagian terbawah," kata Peskov.
"Ada konsekuensi tertentu dari langkah-langkah tidak ramah yang diambil terhadap negara kita dan langkah-langkah pembalasan yang diambil oleh kita," imbuhnya.
Pekan lalu, Pemerintahan Biden mengumumkan sanksi kepada Rusia karena mengganggu pemilihan presiden 2020 dan keterlibatannya dalam peretasan Solarwinds yang menyerang lembaga federal. AS juga mengusir 10 diplomat Rusia, menargetkan lusinan perusahaan dan orang-orang serta memberlakukan larangan baru pada kemampuan Rusia untuk meminjam uang.
Rusia membantah seluruh tuduhan tersebut, mengecam tindakan AS sebagai tindakan yang benar-benar tidak ramah dan provokatif. Moskow pun membalas dengan memerintahkan 10 diplomat AS untuk pergi, memasukan delapan pejabat dan mantan pejabat ke dalam daftar hitam serta persyaratan pengetatan untuk operasi kedutaan AS.
Sementara itu Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov juga mengatakan Kremlin telah menasihati Duta Besar AS untuk Rusia, John Sullivan, bahwa ia harus kembali ke Washington untuk mengadakan konsultasi secara "rinci" dan "serius."
Lavrov mengatakan kepada wartawan bahwa ajudan kebijakan luar negeri Putin, Yury Ushakov, telah merekomendasikan kepada Sullivan pada hari Jumat agar ia kembali ke Washington.
"Saya yakin penting bagi saya untuk berbicara langsung dengan kolega baru saya di pemerintahan Biden di Washington tentang keadaan hubungan bilateral saat ini antara Amerika Serikat dan Rusia," kata Duta Besar AS untuk Rusia, John Sullivan, dalam sebuah pernyataan.
"Juga, saya sudah tidak bertemu keluarga saya selama lebih dari setahun, dan itu adalah alasan penting lainnya bagi saya untuk kembali ke rumah untuk berkunjung," sambungnya seperti dikutip dari Newsweek, Selasa (20/4/2021).
Sullivan mengatakan dia kemudian berencana untuk kembali ke Moskow dalam beberapa minggu mendatang sebelum pertemuan antara Presiden Biden dan Putin.
Meskipun Rusia tidak dapat memaksa Sullivan untuk pergi, langkah ini datang sebagai saran bahwa dia mengikuti contoh Duta Besar Rusia untuk AS yang dipanggil kembali dari Washington bulan lalu setelah Biden menggambarkan Putin sebagai "pembunuh". Tidak diketahui kapan Duta Besar Rusia Anatoly Antonov kembali ke Washington.
Sementara itu juru bicara Presiden Rusia, Dmitry Peskov, mengatakan kepulangan Sullivan mencerminkan ketegangan saat ini dalam hubungan antara Amerika Serikat dan Rusia.
"Hubungan sekarang telah mencapai bagian terbawah," kata Peskov.
"Ada konsekuensi tertentu dari langkah-langkah tidak ramah yang diambil terhadap negara kita dan langkah-langkah pembalasan yang diambil oleh kita," imbuhnya.
Pekan lalu, Pemerintahan Biden mengumumkan sanksi kepada Rusia karena mengganggu pemilihan presiden 2020 dan keterlibatannya dalam peretasan Solarwinds yang menyerang lembaga federal. AS juga mengusir 10 diplomat Rusia, menargetkan lusinan perusahaan dan orang-orang serta memberlakukan larangan baru pada kemampuan Rusia untuk meminjam uang.
Rusia membantah seluruh tuduhan tersebut, mengecam tindakan AS sebagai tindakan yang benar-benar tidak ramah dan provokatif. Moskow pun membalas dengan memerintahkan 10 diplomat AS untuk pergi, memasukan delapan pejabat dan mantan pejabat ke dalam daftar hitam serta persyaratan pengetatan untuk operasi kedutaan AS.
Sementara itu Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov juga mengatakan Kremlin telah menasihati Duta Besar AS untuk Rusia, John Sullivan, bahwa ia harus kembali ke Washington untuk mengadakan konsultasi secara "rinci" dan "serius."
Lavrov mengatakan kepada wartawan bahwa ajudan kebijakan luar negeri Putin, Yury Ushakov, telah merekomendasikan kepada Sullivan pada hari Jumat agar ia kembali ke Washington.
(ian)