Ukraina Ketir-ketir dengan 110.000 Tentara dan Senjata Nuklir Rusia
loading...
A
A
A
KIEV - Ukraina menyuarkan kecemasannya dengan pengerahan tentara Rusia di dekat perbatasan kedua negara yang sudah mencapai 110.000 personel. Kiev juga khawatir Moskow akan mengerahkan senjata nuklir ke Crimea.
Menteri Pertahanan Ukraina Andrii Taran mengatakan data 110.000 tentara Moskow yang dikerahkan di perbatasan itu merupakan data terbaru intelijen Kiev. Namun, dia tidak tidak menunjukkan buktinya.
Menurutnya, data intelijen itu juga menunjukkan gerak-gerik Moskow yang diduga ingin menempatkan persenjataan nuklirnya di Crimea. "Kehadiran amunisi nuklir di semenanjung (Crimea) dapat memicu serangkaian masalah politik, hukum dan moral yang kompleks," katanya dalam paparannya di hadapan parlemen Uni Eropa, kemarin.
Media Inggris, The Mirror, pada Kamis (15/4/2021) malam, juga merilis bocoran data intelijen yang menunjukkan 107.000 tentara Rusia sudah siaga di sepanjang perbatasan Ukraina. Bocoran data itu juga memperkirakan ada 1.300 tank tempur, 3.700 drone, 1.300 unit artileri dan mortir, serta 380 sistem roket peluncuran ganda Moskow disiagakan di perbatasan.
Tak disebutkan data intelijen negara mana yang dibocorkan itu. Media itu juga melaporkan bahwa pasukan Rusia telah mengecat kendaraan serbu mereka dengan "garis-garis invasi" yang tidak menyenangkan, yang meningkatkan ketakutan akan pecahnya perang habis-habisan.
Ketegangan antara kedua negara itu telah meningkat setelah pencaplokan Rusia atas wilayah Crimea Ukraina pada tahun 2014, sebagai upaya Moskow untuk menjauhkan NATO dari perbatasannya.
Ukraina bukan anggota NATO, tetapi dukungan untuk organisasi tersebut telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, dan negara itu bersekutu dengan banyak negara NATO, termasuk Amerika Serikat (AS).
Munculnya cat "garis-garis invasi" pada kendaraan lapis baja Rusia yang mengarah ke garis depan perbatasan mengingatkan para ahli militer tentang "garis-garis invasi" serupa pada tank yang digunakan oleh tentara Soviet selama invasi 1968 ke Cekoslowakia.
Kremlin tidak mengonfirmasi bocoran data intelijen asing yang ramai diberitakan itu. Namun, pihaknya mengeklaim bahwa pasukannya menawarkan perlindungan kepada warga pro-Rusia di Ukraina Timur.
Menteri Pertahanan Ukraina Andrii Taran mengatakan data 110.000 tentara Moskow yang dikerahkan di perbatasan itu merupakan data terbaru intelijen Kiev. Namun, dia tidak tidak menunjukkan buktinya.
Menurutnya, data intelijen itu juga menunjukkan gerak-gerik Moskow yang diduga ingin menempatkan persenjataan nuklirnya di Crimea. "Kehadiran amunisi nuklir di semenanjung (Crimea) dapat memicu serangkaian masalah politik, hukum dan moral yang kompleks," katanya dalam paparannya di hadapan parlemen Uni Eropa, kemarin.
Media Inggris, The Mirror, pada Kamis (15/4/2021) malam, juga merilis bocoran data intelijen yang menunjukkan 107.000 tentara Rusia sudah siaga di sepanjang perbatasan Ukraina. Bocoran data itu juga memperkirakan ada 1.300 tank tempur, 3.700 drone, 1.300 unit artileri dan mortir, serta 380 sistem roket peluncuran ganda Moskow disiagakan di perbatasan.
Tak disebutkan data intelijen negara mana yang dibocorkan itu. Media itu juga melaporkan bahwa pasukan Rusia telah mengecat kendaraan serbu mereka dengan "garis-garis invasi" yang tidak menyenangkan, yang meningkatkan ketakutan akan pecahnya perang habis-habisan.
Ketegangan antara kedua negara itu telah meningkat setelah pencaplokan Rusia atas wilayah Crimea Ukraina pada tahun 2014, sebagai upaya Moskow untuk menjauhkan NATO dari perbatasannya.
Ukraina bukan anggota NATO, tetapi dukungan untuk organisasi tersebut telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, dan negara itu bersekutu dengan banyak negara NATO, termasuk Amerika Serikat (AS).
Munculnya cat "garis-garis invasi" pada kendaraan lapis baja Rusia yang mengarah ke garis depan perbatasan mengingatkan para ahli militer tentang "garis-garis invasi" serupa pada tank yang digunakan oleh tentara Soviet selama invasi 1968 ke Cekoslowakia.
Kremlin tidak mengonfirmasi bocoran data intelijen asing yang ramai diberitakan itu. Namun, pihaknya mengeklaim bahwa pasukannya menawarkan perlindungan kepada warga pro-Rusia di Ukraina Timur.
(min)