Muslim AS Kecam Jam Malam di Minneapolis Pada Awal Ramadhan
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Pihak berwenang di kota Minneapolis, Amerika Serikat (AS) menuai kecaman setelah memberlakukan jam malam di awal Ramadhan di sejumlah distrik pada Senin malam. Itu dilakukan menyusul demonstrasi yang dipicu oleh penembakan polisi terhadap seorang pemuda kulit hitam yang tidak bersenjata.
Jatuh pada malam pertama Ramadhan, pengumuman jam malam mendorong para pemimpin Muslim untuk segera menuntut pembebasan beragama.
Satu tuntutan dikeluarkan satu jam kemudian, setelah berita tentang jam malam dipublikasikan secara luas dan tanpa koreksi yang dipublikasikan.
Direktur eksekutif Dewan Hubungan Islam Amerika - Minnesota, Jaylani Hussein, menuduh otoritas Minneapolis melakukan kelalaian.
"Biasanya mereka akan menelepon kami. Mereka tidak melakukannya kali ini," kata Jaylan. "Itu memalukan bagi semua orang," imbuhnya.
"Mereka lupa. Itu hanya kelalaian. Bagaimana kamu bisa lupa di negara bagian dengan populasi Muslim yang begitu besar?" cetusnya seperti dikutip dari Al Araby, Rabu (14/4/2021).
Berspekulasi tentang kemungkinan penyebab kesalahan tersebut, Hussein mengenang kepergian seorang karyawan muda Muslim di kantor pemerintah daerah yang telah mengeluarkan jam malam, sesuatu yang membuat kantor tersebut tidak memiliki staf Muslim.
“Makanya memiliki staf yang beragam adalah hal yang baik,” tegas Hussein.
Karena publisitas yang buruk tentang pengecualian jam malam, Hussein percaya jumlah orang yang meninggalkan rumah mereka untuk sholat sangat sedikit pada malam pertama bulan suci Ramadhan, dan beberapa masjid mungkin telah ditutup sebagai akibatnya.
"Jam malam harus menghormati hak beragama, kecuali dalam kasus kekerasan ekstrim," tukasnya.
Jatuh pada malam pertama Ramadhan, pengumuman jam malam mendorong para pemimpin Muslim untuk segera menuntut pembebasan beragama.
Satu tuntutan dikeluarkan satu jam kemudian, setelah berita tentang jam malam dipublikasikan secara luas dan tanpa koreksi yang dipublikasikan.
Direktur eksekutif Dewan Hubungan Islam Amerika - Minnesota, Jaylani Hussein, menuduh otoritas Minneapolis melakukan kelalaian.
"Biasanya mereka akan menelepon kami. Mereka tidak melakukannya kali ini," kata Jaylan. "Itu memalukan bagi semua orang," imbuhnya.
"Mereka lupa. Itu hanya kelalaian. Bagaimana kamu bisa lupa di negara bagian dengan populasi Muslim yang begitu besar?" cetusnya seperti dikutip dari Al Araby, Rabu (14/4/2021).
Berspekulasi tentang kemungkinan penyebab kesalahan tersebut, Hussein mengenang kepergian seorang karyawan muda Muslim di kantor pemerintah daerah yang telah mengeluarkan jam malam, sesuatu yang membuat kantor tersebut tidak memiliki staf Muslim.
“Makanya memiliki staf yang beragam adalah hal yang baik,” tegas Hussein.
Karena publisitas yang buruk tentang pengecualian jam malam, Hussein percaya jumlah orang yang meninggalkan rumah mereka untuk sholat sangat sedikit pada malam pertama bulan suci Ramadhan, dan beberapa masjid mungkin telah ditutup sebagai akibatnya.
"Jam malam harus menghormati hak beragama, kecuali dalam kasus kekerasan ekstrim," tukasnya.
(ian)