Salah Sasaran, Pria AS Diciduk karena Ancam Tusuk Polisi Asia yang Menyamar
loading...
A
A
A
NEW YORK - Sentimen anti Asia terus terjadi di Amerika Serikat (AS). Pandemi virus Corona baru dan dugaan asalnya dari Wuhan, China, telah dikutip oleh para pelaku sebagai salah satu motif lonjakan diskriminasi anti-Asia di Amerika Serikat selama setahun terakhir.
Namun apa yang terjadi oleh pria ini harus menjadi pelajaran bagi para pelaku rasisme anti Asia di AS karena salah-salah akan berakhir dibui.
Juvian Rodriguez (35) ditangkap karena diduga mengancam akan menikam wajah seorang petugas polisi Asia yang menyamar di Penn Station di New York City.
Cerita bermula saat Juvian Rodriguez mendekati seorang petugas Departemen Kepolisian New York yang menyamar saat mereka berdua berada di eskalator dekat 7th Avenue dan 32nd Street memasuki stasiun. Ia pun mulai meneriakkankata-kata anti-Asia.
"Kembali ke China sebelum Anda berakhir di kuburan," kata Rodriguez kepada petugas yang menyamar seperti dikutip dari ABC News, Minggu (11/4/2021).
Dia kemudian mengancam akan menikam wajah petugas tersebut. Rodriguez kemudian ditangkap di dalam stasiun sekitar pukul 01:20 malam.
Menurut NYPD, Rodriguez didakwa dengan pelecehan kejahatan rasial, pelecehan yang diperburuk berdasarkan ras atau agama, mengancam dengan kejahatan rasial, dan kepemilikan ilegal atas zat yang dikendalikan.
Sedangkan kantor jaksa wilayah mengatakan kepada ABC News, Rodriguez dibebaskan tetapi ditempatkan di bawah pengawasan dibebaskan setelah dakwaannya.
Kejahatan kebencian terhadap Asia-Amerika telah melonjak selama empat tahun terakhir. Dari 19 Maret 2020 hingga 28 Februari 2021, ada lebih dari 3.795 insiden kebencian, termasuk pelecehan verbal dan penyerangan fisik, terhadap warga Asia-Amerika dan Kepulauan Pasifik di Amerika Serikat yang dilaporkan ke Stop AAPI Hate, sebuah organisasi nirlaba yang melacak insiden tersebut.
NYPD bulan lalu mengumumkan bahwa mereka meningkatkan patroli dan menambahkan petugas yang menyamar di daerah dengan populasi Asia Amerika yang signifikan untuk mengendalikan kejahatan.
"Orang berikutnya yang Anda targetkan, apakah itu melalui ucapan, aktivitas mengancam atau apa pun, berjalan di sepanjang trotoar atau di peron kereta, mungkin adalah petugas polisi New York City berpakaian preman. Jadi pikirkan dua kali," kata Komisaris Polisi Dermot Shea dalam sebuah konferensi pers pada 25 Maret lalu.
Namun apa yang terjadi oleh pria ini harus menjadi pelajaran bagi para pelaku rasisme anti Asia di AS karena salah-salah akan berakhir dibui.
Juvian Rodriguez (35) ditangkap karena diduga mengancam akan menikam wajah seorang petugas polisi Asia yang menyamar di Penn Station di New York City.
Cerita bermula saat Juvian Rodriguez mendekati seorang petugas Departemen Kepolisian New York yang menyamar saat mereka berdua berada di eskalator dekat 7th Avenue dan 32nd Street memasuki stasiun. Ia pun mulai meneriakkankata-kata anti-Asia.
"Kembali ke China sebelum Anda berakhir di kuburan," kata Rodriguez kepada petugas yang menyamar seperti dikutip dari ABC News, Minggu (11/4/2021).
Dia kemudian mengancam akan menikam wajah petugas tersebut. Rodriguez kemudian ditangkap di dalam stasiun sekitar pukul 01:20 malam.
Menurut NYPD, Rodriguez didakwa dengan pelecehan kejahatan rasial, pelecehan yang diperburuk berdasarkan ras atau agama, mengancam dengan kejahatan rasial, dan kepemilikan ilegal atas zat yang dikendalikan.
Sedangkan kantor jaksa wilayah mengatakan kepada ABC News, Rodriguez dibebaskan tetapi ditempatkan di bawah pengawasan dibebaskan setelah dakwaannya.
Kejahatan kebencian terhadap Asia-Amerika telah melonjak selama empat tahun terakhir. Dari 19 Maret 2020 hingga 28 Februari 2021, ada lebih dari 3.795 insiden kebencian, termasuk pelecehan verbal dan penyerangan fisik, terhadap warga Asia-Amerika dan Kepulauan Pasifik di Amerika Serikat yang dilaporkan ke Stop AAPI Hate, sebuah organisasi nirlaba yang melacak insiden tersebut.
NYPD bulan lalu mengumumkan bahwa mereka meningkatkan patroli dan menambahkan petugas yang menyamar di daerah dengan populasi Asia Amerika yang signifikan untuk mengendalikan kejahatan.
"Orang berikutnya yang Anda targetkan, apakah itu melalui ucapan, aktivitas mengancam atau apa pun, berjalan di sepanjang trotoar atau di peron kereta, mungkin adalah petugas polisi New York City berpakaian preman. Jadi pikirkan dua kali," kata Komisaris Polisi Dermot Shea dalam sebuah konferensi pers pada 25 Maret lalu.
(ian)