Kapal Kargo Milik Garda Revolusi Iran Diserang di Laut Merah
loading...
A
A
A
TEHERAN - Satu kapal kargo milik Garda Revolusi Iran (IRGC) diserang di Laut Merah di lepas pantai Eritrea.
Sumber Al Arabiya melaporkan kejadian itu pada Selasa (6/4) waktu setempat.
Tidak ada pihak yang mengklaim serangan tersebut. Namun, seorang analis militer Israel pada akhir Maret mengatakan Israel telah menargetkan kapal tanker minyak Iran di beberapa lokasi, dari Laut Merah di selatan hingga pantai Suriah di utara.
Kedua belah pihak tidak mempublikasikan terjadinya serangan tersebut.
Laporan oleh Wall Street Journal, mengutip sumber Israel dan Amerika Serikat (AS), mengungkapkan 12 serangan telah menargetkan kapal Iran dalam beberapa tahun terakhir.
Lihat infografis: Arab Saudi Izinkan Umrah Saat Ramadhan, Ini Syaratnya
"Sejak akhir 2019, Israel menggunakan berbagai persenjataan termasuk ranjau air untuk menyerang kapal-kapal Iran atau mereka yang membawa kargo Iran saat mereka menavigasi menuju Suriah di Laut Merah dan di wilayah lain di kawasan itu,” papar laporan Wall Street Journal.
“Iran telah melanjutkan perdagangan minyaknya dengan Suriah, mengirimkan jutaan barel minyak dan melanggar sanksi AS terhadap Iran dan sanksi internasional terhadap Suriah," ungkap laporan Wall Street Journal.
Iran juga disalahkan atas serangan terhadap sejumlah kapal tanker di wilayah tersebut. Pada Februari, satu kapal kargo milik Israel mengalami ledakan.
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mengatakan "penilaian awal" adalah Iran berada di balik ledakan tersebut. Teheran membantah tuduhan itu.
Pada musim panas yang menegangkan 2019, militer AS menyalahkan Iran atas ledakan pada dua kapal tanker minyak di dekat Selat Hormuz, salah satu jalur pelayaran paling strategis di dunia.
AS juga mengaitkan serangkaian dugaan serangan lainnya ke Iran, termasuk penggunaan ranjau limpet yang dirancang dipasang secara magnetis ke lambung kapal.
Ranjau itu melumpuhkan empat kapal tanker minyak di dekat pelabuhan Fujairah di Emirat.
Sumber Al Arabiya melaporkan kejadian itu pada Selasa (6/4) waktu setempat.
Tidak ada pihak yang mengklaim serangan tersebut. Namun, seorang analis militer Israel pada akhir Maret mengatakan Israel telah menargetkan kapal tanker minyak Iran di beberapa lokasi, dari Laut Merah di selatan hingga pantai Suriah di utara.
Kedua belah pihak tidak mempublikasikan terjadinya serangan tersebut.
Laporan oleh Wall Street Journal, mengutip sumber Israel dan Amerika Serikat (AS), mengungkapkan 12 serangan telah menargetkan kapal Iran dalam beberapa tahun terakhir.
Lihat infografis: Arab Saudi Izinkan Umrah Saat Ramadhan, Ini Syaratnya
"Sejak akhir 2019, Israel menggunakan berbagai persenjataan termasuk ranjau air untuk menyerang kapal-kapal Iran atau mereka yang membawa kargo Iran saat mereka menavigasi menuju Suriah di Laut Merah dan di wilayah lain di kawasan itu,” papar laporan Wall Street Journal.
“Iran telah melanjutkan perdagangan minyaknya dengan Suriah, mengirimkan jutaan barel minyak dan melanggar sanksi AS terhadap Iran dan sanksi internasional terhadap Suriah," ungkap laporan Wall Street Journal.
Iran juga disalahkan atas serangan terhadap sejumlah kapal tanker di wilayah tersebut. Pada Februari, satu kapal kargo milik Israel mengalami ledakan.
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mengatakan "penilaian awal" adalah Iran berada di balik ledakan tersebut. Teheran membantah tuduhan itu.
Pada musim panas yang menegangkan 2019, militer AS menyalahkan Iran atas ledakan pada dua kapal tanker minyak di dekat Selat Hormuz, salah satu jalur pelayaran paling strategis di dunia.
AS juga mengaitkan serangkaian dugaan serangan lainnya ke Iran, termasuk penggunaan ranjau limpet yang dirancang dipasang secara magnetis ke lambung kapal.
Ranjau itu melumpuhkan empat kapal tanker minyak di dekat pelabuhan Fujairah di Emirat.
(sya)