Lagi-lagi, AS Desak Turki Singkirkan Sistem Rudal S-400 Rusia
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS), untuk kesekian kalinya, mendesak Turki untuk menyingkirkan sistem pertahanan rudal S-400 yang dibeli dari Rusia.
Desakan kali ini disampaikan Menteri Pertahanan Amerika Lloyd Austin dalam percakapan teleponnya dengan Menteri Pertahanan Nasional Turki Hulusi Akar hari Kamis.
"Menteri Austin dan Menteri Akar membahas ketidakstabilan di sepanjang sisi timur dan selatan NATO, termasuk tantangan yang ditimbulkan oleh Rusia," kata Departemen Pertahanan AS dalam rilisnya.
"Menteri Austin mencatat pentingnya bekerja untuk memperkuat kerjasama antarmiliter AS-Turki, dan mendesak Turki untuk tidak mempertahankan sistem pertahanan rudal S-400 Rusia," lanjut departemen tersebut.
Pembelian sistem rudal S-400 Moskow oleh Ankara telah menjadi titik pertikaian dalam hubungan AS-Turki sejak Juli 2019.
Washington telah menuntut agar Ankara meninggalkan kesepakatan pembelian itu, dan mengancam tidak akan mengirimkan pesawat jet tempur siluman F-35 yang dipesan Turki.
Ankara sejauh ini menolak tuntutan Washington meskipun telah menghadapi sanksi terhadap sektor pertahanannya yang diberlakukan Amerika pada Desember 2020. Sebaliknya, Ankara sedang bernegosiasi dengan Moskow untuk pengiriman gelombang kedua sistem rudal S-400.
Austin, dalam rilis Pentagon, berterima kasih kepada Akar atas peran Turki dalam Resolute Support Mission di Afghanistan dan atas dukungannya terhadap proses perdamaian yang sedang berlangsung.
"Kedua pemimpin juga membahas perkembangan diplomatik yang positif dan upaya untuk mengurangi semua ketegangan di Mediterania Timur, di mana Menteri [Austin] menyambut pembicaraan eksplorasi yang sedang berlangsung antara sekutu NATO Turki dan Yunani dan komitmen kedua pemerintah untuk proses ini," imbuh rilis Pentagon.
"Menteri Austin juga menyoroti kerjasama di antara Sekutu dan mitranya di Laut Hitam, termasuk latihan baru-baru ini yang mencakup [kapal perang] USS Monterey dan USS Thomas Hudner serta aset Angkatan Laut Turki."
Pejabat Turki sebelumnya mengatakan kepada Sputniknews bahwa sikap Ankara tentang penggunaan sistem pertahanan rudal S-400 Rusia tetap tidak berubah. Turki selama ini menegaskan bahwa pihaknya tidak memerlukan izin AS untuk mengoperasikan S-400.
Menurut seorang juru bicara komite pertahanan parlemen, Turki telah membuat keputusan tentang S-400 sejak lama dan tidak akan mundur darinya.
Desakan kali ini disampaikan Menteri Pertahanan Amerika Lloyd Austin dalam percakapan teleponnya dengan Menteri Pertahanan Nasional Turki Hulusi Akar hari Kamis.
"Menteri Austin dan Menteri Akar membahas ketidakstabilan di sepanjang sisi timur dan selatan NATO, termasuk tantangan yang ditimbulkan oleh Rusia," kata Departemen Pertahanan AS dalam rilisnya.
"Menteri Austin mencatat pentingnya bekerja untuk memperkuat kerjasama antarmiliter AS-Turki, dan mendesak Turki untuk tidak mempertahankan sistem pertahanan rudal S-400 Rusia," lanjut departemen tersebut.
Pembelian sistem rudal S-400 Moskow oleh Ankara telah menjadi titik pertikaian dalam hubungan AS-Turki sejak Juli 2019.
Washington telah menuntut agar Ankara meninggalkan kesepakatan pembelian itu, dan mengancam tidak akan mengirimkan pesawat jet tempur siluman F-35 yang dipesan Turki.
Ankara sejauh ini menolak tuntutan Washington meskipun telah menghadapi sanksi terhadap sektor pertahanannya yang diberlakukan Amerika pada Desember 2020. Sebaliknya, Ankara sedang bernegosiasi dengan Moskow untuk pengiriman gelombang kedua sistem rudal S-400.
Austin, dalam rilis Pentagon, berterima kasih kepada Akar atas peran Turki dalam Resolute Support Mission di Afghanistan dan atas dukungannya terhadap proses perdamaian yang sedang berlangsung.
"Kedua pemimpin juga membahas perkembangan diplomatik yang positif dan upaya untuk mengurangi semua ketegangan di Mediterania Timur, di mana Menteri [Austin] menyambut pembicaraan eksplorasi yang sedang berlangsung antara sekutu NATO Turki dan Yunani dan komitmen kedua pemerintah untuk proses ini," imbuh rilis Pentagon.
"Menteri Austin juga menyoroti kerjasama di antara Sekutu dan mitranya di Laut Hitam, termasuk latihan baru-baru ini yang mencakup [kapal perang] USS Monterey dan USS Thomas Hudner serta aset Angkatan Laut Turki."
Pejabat Turki sebelumnya mengatakan kepada Sputniknews bahwa sikap Ankara tentang penggunaan sistem pertahanan rudal S-400 Rusia tetap tidak berubah. Turki selama ini menegaskan bahwa pihaknya tidak memerlukan izin AS untuk mengoperasikan S-400.
Menurut seorang juru bicara komite pertahanan parlemen, Turki telah membuat keputusan tentang S-400 sejak lama dan tidak akan mundur darinya.
(min)