Waspada Serangan Iran, Israel Seru Warganya Hindari UEA dan Bahrain
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Badan Keamanan Nasional Israel menyarankan wisatawan tidak melakukan perjalanan ke Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain terkait ancaman Iran menyerang warga Israel di luar negeri.
“Badan tersebut juga menyebut Georgia, Azerbaijan, Turki, Mesir, Yordania, dan wilayah Kurdi di Irak sebagai wilayah yang harus dihindari,” ungkap laporan Times of Israel.
"Kami memperkirakan Iran akan terus beroperasi dalam waktu dekat untuk merugikan sasaran Israel," papar pernyataan kantor anti-terorisme badan itu.
UEA dan Bahrain menandatangani Abraham Accord yang dimediasi Amerika Serikat (AS). Kedua negara setuju menormalisasi hubungan dengan Israel tahun lalu.
Kepala Kedutaan Besar Israel di Abu Dhabi, Eitan Naeh mengatakan kepada kantor berita UEA, WAM pada Februari bahwa sekitar 130.000 turis Israel mengunjungi UEA sejak lalu lintas udara diluncurkan antara kedua negara.
Israel dan UEA juga sedang membahas pembentukan koridor perjalanan bebas karantina, menurut Kementerian Luar Negeri UEA pada awal Maret.
Kedua negara bertujuan menyelesaikan dan menerapkan perjanjian pada April 2021.
Iran telah mengancam akan menyerang sasaran Israel sejak kepala ilmuwan nuklirnya, Mohsen Fakhrizadeh, dibunuh di dekat Teheran pada November.
Teheran menuduh Israel berada di balik penembakan tersebut. Israel telah dicurigai terkait pembunuhan sebelumnya terhadap ilmuwan nuklir Iran.
Israel tidak membenarkan atau menyangkal bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut.
Namun Fakhrizadeh telah lama berada di layar radar Israel, dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan pada konferensi pers 2018 tentang program nuklir Iran, "Ingat nama itu."
Israel menuduh Iran mencoba mengembangkan senjata nuklir. Tuduhan itu dibantah oleh Iran.
Tel Aviv memperingatkan akan menanggapi dengan serangan balik ekstrim "dalam perang berikutnya" terhadap ancaman dari musuh bebuyutannya Iran, saat pidato langka oleh Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Aviv Kochavi pada akhir Januari.
“Badan tersebut juga menyebut Georgia, Azerbaijan, Turki, Mesir, Yordania, dan wilayah Kurdi di Irak sebagai wilayah yang harus dihindari,” ungkap laporan Times of Israel.
"Kami memperkirakan Iran akan terus beroperasi dalam waktu dekat untuk merugikan sasaran Israel," papar pernyataan kantor anti-terorisme badan itu.
UEA dan Bahrain menandatangani Abraham Accord yang dimediasi Amerika Serikat (AS). Kedua negara setuju menormalisasi hubungan dengan Israel tahun lalu.
Kepala Kedutaan Besar Israel di Abu Dhabi, Eitan Naeh mengatakan kepada kantor berita UEA, WAM pada Februari bahwa sekitar 130.000 turis Israel mengunjungi UEA sejak lalu lintas udara diluncurkan antara kedua negara.
Israel dan UEA juga sedang membahas pembentukan koridor perjalanan bebas karantina, menurut Kementerian Luar Negeri UEA pada awal Maret.
Kedua negara bertujuan menyelesaikan dan menerapkan perjanjian pada April 2021.
Iran telah mengancam akan menyerang sasaran Israel sejak kepala ilmuwan nuklirnya, Mohsen Fakhrizadeh, dibunuh di dekat Teheran pada November.
Teheran menuduh Israel berada di balik penembakan tersebut. Israel telah dicurigai terkait pembunuhan sebelumnya terhadap ilmuwan nuklir Iran.
Israel tidak membenarkan atau menyangkal bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut.
Namun Fakhrizadeh telah lama berada di layar radar Israel, dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan pada konferensi pers 2018 tentang program nuklir Iran, "Ingat nama itu."
Israel menuduh Iran mencoba mengembangkan senjata nuklir. Tuduhan itu dibantah oleh Iran.
Tel Aviv memperingatkan akan menanggapi dengan serangan balik ekstrim "dalam perang berikutnya" terhadap ancaman dari musuh bebuyutannya Iran, saat pidato langka oleh Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Aviv Kochavi pada akhir Januari.
(sya)