Terungkap, AS Pernah Ingin Buat Jalur Alternatif Terusan Suez Melalui Israel

Jum'at, 26 Maret 2021 - 17:24 WIB
loading...
Terungkap, AS Pernah...
AS pernah berencana membuat jalur alternatif Terusan Suez melalui Israel dengan menggunakan 520 bom nuklir pada 1960 lalu. Foto/Yahoo
A A A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) pernah mempertimbangkan proposal untuk menggunakan 520 bom nuklir guna membuat jalur alternatif ke Terusan Suez melalui Israel pada 1960-an. Hal itu terungkap dari sebuahmemo yang tidak diklasifikasikan atau dirahasiakan.

Rencana tersebut tidak pernah terwujud, namun memiliki jalur air alternatif ke Terusan Suez begitu berguna di situasi saat ini. Sebuah kapal kargo raksasa terjebak di jalur Terusan Suez dan memblokade salah satu rute pengiriman paling vital di dunia itu.

Menurut memorandum 1963, yang dideklasifikasi pada tahun 1996, rencananya akan mengandalkan 520 bom nuklir untuk membuat jalur air. Memo itu menyerukan penggunaanbom nuklir untuk penggalian kanal Laut Mati melintasi gurun Negev.

Sejarawan Alex Wellerstein menyebut rencana itu sebagai proposal sederhana untuk situasi Terusan Suez di Twitter pada hari Rabu lalu.

Memorandum tersebut berasal dari Laboratorium Nasional Lawrence Livermore yang didukung oleh Departemen Energi AS.



Memorandum itu menyarankan penggunanaan nuklir untuk penggalian akan menjadikan permukaan laut sebagai kanal sepanjang 160 mil melintasi Israel.

Menurut memo itu metode penggalian konvensional akan sangat mahal. Tampaknya bahan peledak nuklir dapat digunakan secara menguntungkan untuk situasi ini.

"Kanal seperti itu akan menjadi alternatif strategis yang berharga untuk Terusan Suez saat ini dan mungkin akan memberikan kontribusi besar bagi pembangunan ekonomi," kata Wellerstein, seperti dilansir dari Business Insider, Jumat (26/3/2021).

Sebagai bagian dari model penetapan harga, memorandum tersebut memperkirakan bahwa empat perangkat 2-megaton akan dibutuhkan untuk setiap mil, yang dihitung oleh Wellerstein sebagai "520 nuklir" atau 1,04 gigaton bahan peledak, tweetnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1773 seconds (0.1#10.140)