Penelitian Vaksin Virus Corona Makin Menjanjikan
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Kompetisi perusahaan pembuat vaksin corona makin ketat. Setidaknya sudah ada dua lembaga yang mengklaim penelitiannya makin menjanjikan. Satu di antaranya vaksin virus corona (Covid-19) yang dikembangkan perusahaan farmasi Moderna menunjukkan hasil awal yang positif.
Perusahaan bioteknologi yang bekerja sama dengan Institute Nasional Kesehatan AS itu menyatakan para sukarelawan yang menjadi percobaan vaksin Moderna itu menunjukkan hasil yang menjanjikan. Kepala Medis Moderna Tal Zaks mengungkapkan penelitian mendatang bisa berjalan dengan baik. Vaksin bernama mRNA-1273 itu bisa tersedia untuk publik pada awal Januari mendatang. “Ini tentunya kabar baik dan kabar ini ditunggu oleh banyak orang untuk sementara waktu,” ucapnya kepada CNN.
Data awal dari fase pertama uji klinis, tahapan pengujian vaksin ke sejumlah orang, menunjukkan vaksin itu aman dan mampu meningkatkan imunitas untuk melawan virus corona. Namun, hasil penelitian itu tidak dikaji atau dipublikasikan di jurnal kesehatan.
Moderna, perusahaan berbasis di Cambridge, Massachusetts, merupakan satu dari delapan pengembangan vaksin di dunia yang melakukan uji klinis kepada manusia. Dua perusahaan lainnya yang berasal dari AS adalah Pfizer dan Inovio. Universitas Oxford juga mengembangkan vaksin korona. Empat vaksin lainnya dikembangkan di China. (Baca: Bantu Perangi Covid-19, Jepang Sumbang 12 Ribu Tablet Avigan ke Indonesia)
Moderna melakukan uji vaksin kepada puluhan partisipan dan mengukur tingkat antibodi kepada delapan di antara para partisipan. Delapan orang tersebut mengembangkan antibodi netral terhadap virus pada level yang sembuh dari Covid-19. Antibodi yang menetralisasi bisa mengikat virus dan melumpuhkannya sehingga tidak menyerang sel manusia.
“Kita menunjukkan bahwa antibodi mampu merespons imunitas dan bisa memblokade virus,” kata Zaks. “Saya pikir ini menjadi langkah pertama kita dalam perjalanan memiliki vaksin,” ucapnya.
Pakar vaksin yang tidak terlibat dalam penelitian bersama Moderna mengatakan hasil uji klinis itu sangat hebat. “Itu menunjukkan bukan hanya antibodi mampu mengikat virus, tetapi mencegah virus menginfeksi sel,” kata Paul Offit, anggota dewan panel dengan Institute Nasional Kesehatan AS, yang tidak mengikuti penelitian tersebut.
Sedangkan vaksin menjanjikan hasil menakjubkan di laboratorium, tetapi belum diketahui jika vaksin itu bisa melindungi orang di lapangan atau dunia nyata. Food and Drug Administration AS (FDA) memperbolehkan Moderna untuk menjalankan uji tahap kedua dengan melibatkan ratusan orang. Moderna juga berencana melaksanakan uji klinis berskala besar atau fase ketiga pada Juli mendatang yang melibatkan puluhan ribu orang.
Offit mengungkapkan, sebelum pandemi pengembang vaksin biasanya akan menguji produk mereka pada ribuan orang sebelum memasuki fase ketiga. Namun, Moderna sepertinya tidak akan melewati tahap kedua dan fokus pada tahap ketiga. Dia mengungkapkan, Moderna mulai masuk tahap ketiga karena Covid-19 telah menewaskan ribuan orang setiap hari. “Saat ini waktu yang berbeda,” kata Offit.
Pada Januari lalu, Direktur National Institute for Allergy and Infectious Diseases AS Anthony Fauci mengatakan dibutuhkan waktu 12-18 bulan untuk mendapatkan vaksin hingga sampai di masyarakat. Zaks dan Fauci mengaku sepakat perkiraan vaksin Moderna bisa disampaikan ke publik pada Januari hingga Juni tahun depan.
Perusahaan bioteknologi yang bekerja sama dengan Institute Nasional Kesehatan AS itu menyatakan para sukarelawan yang menjadi percobaan vaksin Moderna itu menunjukkan hasil yang menjanjikan. Kepala Medis Moderna Tal Zaks mengungkapkan penelitian mendatang bisa berjalan dengan baik. Vaksin bernama mRNA-1273 itu bisa tersedia untuk publik pada awal Januari mendatang. “Ini tentunya kabar baik dan kabar ini ditunggu oleh banyak orang untuk sementara waktu,” ucapnya kepada CNN.
Data awal dari fase pertama uji klinis, tahapan pengujian vaksin ke sejumlah orang, menunjukkan vaksin itu aman dan mampu meningkatkan imunitas untuk melawan virus corona. Namun, hasil penelitian itu tidak dikaji atau dipublikasikan di jurnal kesehatan.
Moderna, perusahaan berbasis di Cambridge, Massachusetts, merupakan satu dari delapan pengembangan vaksin di dunia yang melakukan uji klinis kepada manusia. Dua perusahaan lainnya yang berasal dari AS adalah Pfizer dan Inovio. Universitas Oxford juga mengembangkan vaksin korona. Empat vaksin lainnya dikembangkan di China. (Baca: Bantu Perangi Covid-19, Jepang Sumbang 12 Ribu Tablet Avigan ke Indonesia)
Moderna melakukan uji vaksin kepada puluhan partisipan dan mengukur tingkat antibodi kepada delapan di antara para partisipan. Delapan orang tersebut mengembangkan antibodi netral terhadap virus pada level yang sembuh dari Covid-19. Antibodi yang menetralisasi bisa mengikat virus dan melumpuhkannya sehingga tidak menyerang sel manusia.
“Kita menunjukkan bahwa antibodi mampu merespons imunitas dan bisa memblokade virus,” kata Zaks. “Saya pikir ini menjadi langkah pertama kita dalam perjalanan memiliki vaksin,” ucapnya.
Pakar vaksin yang tidak terlibat dalam penelitian bersama Moderna mengatakan hasil uji klinis itu sangat hebat. “Itu menunjukkan bukan hanya antibodi mampu mengikat virus, tetapi mencegah virus menginfeksi sel,” kata Paul Offit, anggota dewan panel dengan Institute Nasional Kesehatan AS, yang tidak mengikuti penelitian tersebut.
Sedangkan vaksin menjanjikan hasil menakjubkan di laboratorium, tetapi belum diketahui jika vaksin itu bisa melindungi orang di lapangan atau dunia nyata. Food and Drug Administration AS (FDA) memperbolehkan Moderna untuk menjalankan uji tahap kedua dengan melibatkan ratusan orang. Moderna juga berencana melaksanakan uji klinis berskala besar atau fase ketiga pada Juli mendatang yang melibatkan puluhan ribu orang.
Offit mengungkapkan, sebelum pandemi pengembang vaksin biasanya akan menguji produk mereka pada ribuan orang sebelum memasuki fase ketiga. Namun, Moderna sepertinya tidak akan melewati tahap kedua dan fokus pada tahap ketiga. Dia mengungkapkan, Moderna mulai masuk tahap ketiga karena Covid-19 telah menewaskan ribuan orang setiap hari. “Saat ini waktu yang berbeda,” kata Offit.
Pada Januari lalu, Direktur National Institute for Allergy and Infectious Diseases AS Anthony Fauci mengatakan dibutuhkan waktu 12-18 bulan untuk mendapatkan vaksin hingga sampai di masyarakat. Zaks dan Fauci mengaku sepakat perkiraan vaksin Moderna bisa disampaikan ke publik pada Januari hingga Juni tahun depan.