Disebut Pembunuh, Putin Malah Doakan Biden Sehat Selalu
loading...
A
A
A
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin menanggapai pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang menyebutnya pembunuh. Menurutnya ia dan Biden saling mengenal satu sama lain. Putin menambahkan, ia berharap orang nomor satu di AS itu sehat selalu.
Pernyataan itu dikeluarkan Putin setelah Biden, dalam sebuah wawancara ABC News, mengatakan "Saya yakin" ketika ditanya apakah dia yakin presiden Rusia adalah seorang pembunuh.
Biden juga menggambarkan Putin tidak memiliki jiwa, dan mengatakan dia akan membayar harga atas dugaan campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden AS pada November 2020 lalu, sesuatu yang dibantah dengan tegas oleh Kremlin.
“Saya ingat di masa kecil saya, ketika kami berdebat di halaman, kami biasa berkata: dibutuhkan seseorang untuk mengetahui yang lain. Dan itu bukan kebetulan, bukan hanya ucapan atau lelucon anak-anak,” kata Putin.
“Kami selalu melihat sifat kami sendiri pada orang lain dan berpikir bahwa sifat kami seperti apa adanya. Dan sebagai hasilnya kami menilai aktivitas (seseorang) dan memberi penilaian,” imbuhnya.
“Seperti yang dia (Biden) katakan, kami mengenal satu sama lain secara pribadi. Apa yang akan saya balas padanya? Saya akan berkata: Saya berharap Anda sehat. Saya berharap Anda sehat. Saya mengatakan itu tanpa ironi atau lelucon,” tambah Putin seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis (18/3/2021).
Dalam langkah yang sangat tidak biasa setelah wawancara Biden, Rusia mengatakan akan memanggil duta besarnya untuk AS guna konsultasi mendesak mengenai masa depan hubungan AS-Rusia.
Sesaat sebelum Putin berbicara, juru bicara Kremlin mengatakan pernyataan Biden menunjukkan dia tidak tertarik untuk memperbaiki hubungan dengan Moskow.
“Ini adalah pernyataan yang sangat buruk dari presiden AS. Dia jelas menunjukkan bahwa dia tidak ingin memperbaiki hubungan dengan negara kita,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
"Kami sekarang akan melanjutkan dari (pernyataan) itu," imbuhnya.
"Tentu saja, ini belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah," kata Peskov kepada wartawan, menggambarkan keadaan hubungan bilateral keduanya sebagai hubungan yang "sangat buruk".
Wakil Ketua Majelis Tinggi Parlemen Rusia, Konstantin Kosachyov, mengatakan komentar Biden tidak dapat diterima, pasti akan mengobarkan hubungan buruk, dan mengakhiri harapan di Moskow akan perubahan kebijakan AS di bawah pemerintahan yang baru.
Dia mengatakan penarikan kembali duta besar Moskow adalah satu-satunya langkah yang masuk akal untuk diambil dalam situasi tersebut.
"Saya menduga ini bukan yang terakhir jika tidak ada penjelasan atau permintaan maaf dari pihak Amerika," kata Kosachyov dalam sebuah postingan di Facebook.
“Penilaian semacam ini tidak diperbolehkan dari mulut seorang negarawan dengan pangkat seperti itu. Pernyataan semacam ini tidak dapat diterima dalam keadaan apa pun,” tambahnya, menyebutnya sebagai momen penting dalam hubungan AS-Rusia.
Hubungan Rusia dengan Barat, yang sudah berada di posisi terendah pasca-Perang Dingin sejak 2014, telah mendapat tekanan baru dalam beberapa bulan terakhir karena Rusia memenjarakan kritikus Kremlin Alexei Navalny yang kebebasannya dituntut oleh Barat.
Rusia telah menolak dan menilai hal itu sebagai campur tangan yang tidak dapat diterima dalam urusan dalam negerinya.
AS sendiri mengatakan sedang mempersiapkan sanksi baru terhadap Rusia atas dugaan peretasan dan dugaan campur tangan dalam pemilu 2020.
Pernyataan itu dikeluarkan Putin setelah Biden, dalam sebuah wawancara ABC News, mengatakan "Saya yakin" ketika ditanya apakah dia yakin presiden Rusia adalah seorang pembunuh.
Biden juga menggambarkan Putin tidak memiliki jiwa, dan mengatakan dia akan membayar harga atas dugaan campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden AS pada November 2020 lalu, sesuatu yang dibantah dengan tegas oleh Kremlin.
“Saya ingat di masa kecil saya, ketika kami berdebat di halaman, kami biasa berkata: dibutuhkan seseorang untuk mengetahui yang lain. Dan itu bukan kebetulan, bukan hanya ucapan atau lelucon anak-anak,” kata Putin.
“Kami selalu melihat sifat kami sendiri pada orang lain dan berpikir bahwa sifat kami seperti apa adanya. Dan sebagai hasilnya kami menilai aktivitas (seseorang) dan memberi penilaian,” imbuhnya.
“Seperti yang dia (Biden) katakan, kami mengenal satu sama lain secara pribadi. Apa yang akan saya balas padanya? Saya akan berkata: Saya berharap Anda sehat. Saya berharap Anda sehat. Saya mengatakan itu tanpa ironi atau lelucon,” tambah Putin seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis (18/3/2021).
Dalam langkah yang sangat tidak biasa setelah wawancara Biden, Rusia mengatakan akan memanggil duta besarnya untuk AS guna konsultasi mendesak mengenai masa depan hubungan AS-Rusia.
Sesaat sebelum Putin berbicara, juru bicara Kremlin mengatakan pernyataan Biden menunjukkan dia tidak tertarik untuk memperbaiki hubungan dengan Moskow.
“Ini adalah pernyataan yang sangat buruk dari presiden AS. Dia jelas menunjukkan bahwa dia tidak ingin memperbaiki hubungan dengan negara kita,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
"Kami sekarang akan melanjutkan dari (pernyataan) itu," imbuhnya.
"Tentu saja, ini belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah," kata Peskov kepada wartawan, menggambarkan keadaan hubungan bilateral keduanya sebagai hubungan yang "sangat buruk".
Wakil Ketua Majelis Tinggi Parlemen Rusia, Konstantin Kosachyov, mengatakan komentar Biden tidak dapat diterima, pasti akan mengobarkan hubungan buruk, dan mengakhiri harapan di Moskow akan perubahan kebijakan AS di bawah pemerintahan yang baru.
Dia mengatakan penarikan kembali duta besar Moskow adalah satu-satunya langkah yang masuk akal untuk diambil dalam situasi tersebut.
"Saya menduga ini bukan yang terakhir jika tidak ada penjelasan atau permintaan maaf dari pihak Amerika," kata Kosachyov dalam sebuah postingan di Facebook.
“Penilaian semacam ini tidak diperbolehkan dari mulut seorang negarawan dengan pangkat seperti itu. Pernyataan semacam ini tidak dapat diterima dalam keadaan apa pun,” tambahnya, menyebutnya sebagai momen penting dalam hubungan AS-Rusia.
Hubungan Rusia dengan Barat, yang sudah berada di posisi terendah pasca-Perang Dingin sejak 2014, telah mendapat tekanan baru dalam beberapa bulan terakhir karena Rusia memenjarakan kritikus Kremlin Alexei Navalny yang kebebasannya dituntut oleh Barat.
Rusia telah menolak dan menilai hal itu sebagai campur tangan yang tidak dapat diterima dalam urusan dalam negerinya.
AS sendiri mengatakan sedang mempersiapkan sanksi baru terhadap Rusia atas dugaan peretasan dan dugaan campur tangan dalam pemilu 2020.
(ian)