Bertindak Agresif, AS dan Jepang Ancam 'Tekan' China
loading...
A
A
A
"Jadi tujuan kami adalah memastikan bahwa kami mempertahankan keunggulan kompetitif atas China, atau siapa pun yang ingin mengancam kami atau aliansi kami," ujarnya.
"Dan bahwa kami mengembangkan rencana dan kemampuan operasional untuk dapat mencegah penyerang mana pun," sambungnya.
Sementara itu Menteri Luar Negeri Jepang, Toshimitsu Motegi mengatakan, lingkungan strategis Indo-Pasifik telah berubah dalam beberapa tahun terakhir baik dalam kemampuan militer maupun dalam keseimbangan kekuatan.
"Tatanan internasional yang bebas dan terbuka sangat tertantang oleh upaya untuk mengubah status quo dengan kekerasan dan kemajuan sistem otoriter," ucap Motegi.
Dia mengatakan Washington dan Tokyo sepakat bahwa tindakan China, yang tidak konsisten dengan tatanan internasional yang ada, menimbulkan berbagai masalah terhadap aliansi Jepang-AS dan masyarakat internasional.
Motegi mengatakan AS dan Jepang menentang setiap upaya untuk mengubah status quo di daerah itu termasuk Laut China Timur dan Laut China Selatan, dan berbagi keprihatinan yang serius mengenai Undang-undang Penjaga Pantai China, mengacu pada undang-undang China yang diberlakukan pada bulan Februari yang memungkinkan Penjaga Pantainya akan menembaki kapal asing yang memasuki perairan Laut China Selatan yang disengketakan.
Motegi juga mengatakan AS telah menegaskan kembali komitmennya untuk membantu Jepang mempertahankan Senkaku, serangkaian pulau yang disengketakan di Laut China Timur yang disebut China sebagai Diayous dan diklaim sebagai miliknya.
Menanggapi hal itu, juru bicara kementerian luar negeri China Zhao Lijian mengatakan bahwa tukar menukar antara AS dan Jepang akan membantu meningkatkan saling pengertian dan kepercayaan di antara negara-negara di kawasan dan "tidak menargetkan atau merusak kepentingan pihak ketiga mana pun."
"Dan bahwa kami mengembangkan rencana dan kemampuan operasional untuk dapat mencegah penyerang mana pun," sambungnya.
Sementara itu Menteri Luar Negeri Jepang, Toshimitsu Motegi mengatakan, lingkungan strategis Indo-Pasifik telah berubah dalam beberapa tahun terakhir baik dalam kemampuan militer maupun dalam keseimbangan kekuatan.
"Tatanan internasional yang bebas dan terbuka sangat tertantang oleh upaya untuk mengubah status quo dengan kekerasan dan kemajuan sistem otoriter," ucap Motegi.
Dia mengatakan Washington dan Tokyo sepakat bahwa tindakan China, yang tidak konsisten dengan tatanan internasional yang ada, menimbulkan berbagai masalah terhadap aliansi Jepang-AS dan masyarakat internasional.
Motegi mengatakan AS dan Jepang menentang setiap upaya untuk mengubah status quo di daerah itu termasuk Laut China Timur dan Laut China Selatan, dan berbagi keprihatinan yang serius mengenai Undang-undang Penjaga Pantai China, mengacu pada undang-undang China yang diberlakukan pada bulan Februari yang memungkinkan Penjaga Pantainya akan menembaki kapal asing yang memasuki perairan Laut China Selatan yang disengketakan.
Motegi juga mengatakan AS telah menegaskan kembali komitmennya untuk membantu Jepang mempertahankan Senkaku, serangkaian pulau yang disengketakan di Laut China Timur yang disebut China sebagai Diayous dan diklaim sebagai miliknya.
Menanggapi hal itu, juru bicara kementerian luar negeri China Zhao Lijian mengatakan bahwa tukar menukar antara AS dan Jepang akan membantu meningkatkan saling pengertian dan kepercayaan di antara negara-negara di kawasan dan "tidak menargetkan atau merusak kepentingan pihak ketiga mana pun."
Baca Juga