Silakan Pilih: China dan Jepang Ultimatum Warga Negara Ganda
loading...
A
A
A
Reuters melaporkan bahwa kasus itu, dibawa oleh penggugat Jepang yang tinggal di Eropa yang berusaha mempertahankan kewarganegaraan mereka bahkan setelah mengambil kewarganegaraan asing, telah digugurkan pada Januari. Kasus ini dibawa ke pengadilan dengan harapan bahwa Jepang akan memberikan penggugat kewarganegaraan ganda, meskipun ada kekhawatiran negara atas perpajakan dan perlindungan diplomatik.
"Saya harus kehilangan kewarganegaraan Jepang saya sebelum saya pergi belajar di sebuah universitas di Jepang," salah satu penggugat, Yuki Shiraishi, kepada Reuters.
"Saya merasakan kerugian besar ketika saya melihat lubang pada paspor Jepang saya," imbuhnya.
Menurut Reuters, sekitar 900.000 orang diperkirakan memegang kewarganegaraan ganda di Jepang saat ini - dan diharuskan oleh hukum untuk melepaskan salah satu dari dua kebangsaan - namun tetap diam, karena Jepang jarang menegakkan aturan.
Sebuah laporan CNN menulis bahwa tren di Asia ini tampaknya berjalan melawan tren global, karena lebih banyak negara di seluruh dunia dalam 50 tahun terakhir menjadi lebih menerima kewarganegaraan ganda.
CNN mengutip makalah 2019 oleh Maartin Vink, seorang profesor sosiologi politik di Universitas Maastricht di Belanda, yang mencatat bahwa pada tahun 1960, kurang dari sepertiga negara di seluruh dunia memungkinkan orang untuk memiliki dua negara, dibandingkan dengan tiga perempat hari ini.
Yang sebaliknya terjadi di Asia sekarang ini, hanya sepertiga negara dan wilayah di wilayah tersebut memberikan izin kewarganegaraan ganda.
"Saya harus kehilangan kewarganegaraan Jepang saya sebelum saya pergi belajar di sebuah universitas di Jepang," salah satu penggugat, Yuki Shiraishi, kepada Reuters.
"Saya merasakan kerugian besar ketika saya melihat lubang pada paspor Jepang saya," imbuhnya.
Menurut Reuters, sekitar 900.000 orang diperkirakan memegang kewarganegaraan ganda di Jepang saat ini - dan diharuskan oleh hukum untuk melepaskan salah satu dari dua kebangsaan - namun tetap diam, karena Jepang jarang menegakkan aturan.
Sebuah laporan CNN menulis bahwa tren di Asia ini tampaknya berjalan melawan tren global, karena lebih banyak negara di seluruh dunia dalam 50 tahun terakhir menjadi lebih menerima kewarganegaraan ganda.
CNN mengutip makalah 2019 oleh Maartin Vink, seorang profesor sosiologi politik di Universitas Maastricht di Belanda, yang mencatat bahwa pada tahun 1960, kurang dari sepertiga negara di seluruh dunia memungkinkan orang untuk memiliki dua negara, dibandingkan dengan tiga perempat hari ini.
Yang sebaliknya terjadi di Asia sekarang ini, hanya sepertiga negara dan wilayah di wilayah tersebut memberikan izin kewarganegaraan ganda.
(ian)