Dibintangi Bintang Pop Iran dan Aktris Porno AS, Video Musik Ini Bikin Iran Marah
loading...
A
A
A
TEHERAN - Sebuah klip video musik yang dibintangi bintang pop Iran Sasan Yafteh dan aktris porno Amerika Serikat (AS) Alexis Texas memicu kemarahan pihak berwenang di Republik Islam Iran. Video itu diproduksi oleh Yafteh.
Video musik untuk lagu "Tehran Tokyo" itu mendorong seruan dari rezim Iran untuk melarang pemutarannya dan menindak penyebaran klip video musik tersebut.
Yafteh telah tinggal di AS dan menggunakan nama julukan Sasy.
Pihak berwenang Iran mulai melakukan penyelidikan atas penyebaran video musik tersebut, meskipun sebenarnya tidak menampilkan ketelanjangan apa pun.
Sasy mem-posting video tersebut di akun Instagram miliknya.
"Media Iran mengungkapkan bahwa video musik dibagikan ke aplikasi hiburan Iran [Rubika]—memicu penyelidikan di antara pihak berwenang,” tulis media Inggris, The Sun, dalam laporannya kemarin.
Kantor berita ISNA juga melaporkan bahwa aplikasi Rubika sedang diperiksa setelah segmen video musik "Tehran Tokyo" diunggah dan dibagikan.
Iran International, media yang berbasis di London, melaporkan SATRA (Otoritas Pengaturan Media AudioVisual Iran)—yang merupakan bagian dari outlet berita Islamic Republic of Iran Broadcasting (IRIB)—melarang klip video tersebut pada hari Selasa lalu dan memulai gugatan terhadap Rubika karena menampilkan aktris porno yang merupakan pelanggaran terhadap hak-hak anak.
Sasy awalnya bekerja sebagai penyanyi underground di Iran sebelum akhirnya berangkat ke AS.
"Di Iran, video Sasy tidak diotorisasi, namun, pengguna media sosial telah membagikannya," imbuh laporan The Sun.
"Saya menggigil ketika saya pikir anak-anak akan mengetahui [Alexis Texas] adalah bintang porno dan mulai mencarinya [di Internet]," kata wartawan dan penulis Iran; Emily Amraee, seperti dikutip oleh Iran International.
“Karena [state filtering], semuanya memiliki akses ke software anti-filtering, dan software parenting control tidak tersedia di sini. Lagu ini benar-benar lebih berbahaya daripada polio,” katanya.
Rezim Iran pernah menangkap Sasy atas tuduhan mengganggu perdamaian publik setelah dia menari dan tampil di sebuah pusat perbelanjaan di Pulau Kish, sebuah resor liburan di Teluk Persia.
“Sasy sangat populer di Iran, dan lagu hits-nya 'Gentlemen' telah diputar lebih dari 100 juta kali di stasiun online musik Persia Radio Javan, di mana dia juga akan merilis lagu baru,” tulis Iran International. "Sasy meninggalkan Iran pada tahun 2012 dan tinggal di Amerika Serikat."
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
Video musik untuk lagu "Tehran Tokyo" itu mendorong seruan dari rezim Iran untuk melarang pemutarannya dan menindak penyebaran klip video musik tersebut.
Yafteh telah tinggal di AS dan menggunakan nama julukan Sasy.
Pihak berwenang Iran mulai melakukan penyelidikan atas penyebaran video musik tersebut, meskipun sebenarnya tidak menampilkan ketelanjangan apa pun.
Sasy mem-posting video tersebut di akun Instagram miliknya.
"Media Iran mengungkapkan bahwa video musik dibagikan ke aplikasi hiburan Iran [Rubika]—memicu penyelidikan di antara pihak berwenang,” tulis media Inggris, The Sun, dalam laporannya kemarin.
Kantor berita ISNA juga melaporkan bahwa aplikasi Rubika sedang diperiksa setelah segmen video musik "Tehran Tokyo" diunggah dan dibagikan.
Iran International, media yang berbasis di London, melaporkan SATRA (Otoritas Pengaturan Media AudioVisual Iran)—yang merupakan bagian dari outlet berita Islamic Republic of Iran Broadcasting (IRIB)—melarang klip video tersebut pada hari Selasa lalu dan memulai gugatan terhadap Rubika karena menampilkan aktris porno yang merupakan pelanggaran terhadap hak-hak anak.
Sasy awalnya bekerja sebagai penyanyi underground di Iran sebelum akhirnya berangkat ke AS.
"Di Iran, video Sasy tidak diotorisasi, namun, pengguna media sosial telah membagikannya," imbuh laporan The Sun.
"Saya menggigil ketika saya pikir anak-anak akan mengetahui [Alexis Texas] adalah bintang porno dan mulai mencarinya [di Internet]," kata wartawan dan penulis Iran; Emily Amraee, seperti dikutip oleh Iran International.
“Karena [state filtering], semuanya memiliki akses ke software anti-filtering, dan software parenting control tidak tersedia di sini. Lagu ini benar-benar lebih berbahaya daripada polio,” katanya.
Rezim Iran pernah menangkap Sasy atas tuduhan mengganggu perdamaian publik setelah dia menari dan tampil di sebuah pusat perbelanjaan di Pulau Kish, sebuah resor liburan di Teluk Persia.
“Sasy sangat populer di Iran, dan lagu hits-nya 'Gentlemen' telah diputar lebih dari 100 juta kali di stasiun online musik Persia Radio Javan, di mana dia juga akan merilis lagu baru,” tulis Iran International. "Sasy meninggalkan Iran pada tahun 2012 dan tinggal di Amerika Serikat."
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
(min)