Kapal Perang AS Lintasi Selat Taiwan Setelah Peringatkan Invasi China

Kamis, 11 Maret 2021 - 14:19 WIB
loading...
Kapal Perang AS Lintasi Selat Taiwan Setelah Peringatkan Invasi China
Kapal perang AS melintasi Selat Taiwan setelah memperingatkan inavasi China. Foto/Ilustrasi/Sindonews
A A A
TAIPEI - Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) mengatakan sebuah kapal perang negara itu berlayar melintasi Selat Taiwan . Ini dilakukan sehari setelah komandan tinggi AS memperingatkan tentang ancaman invasi China ke Taiwan dalam enam tahun ke depan.

"Kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh Burke USS John Finn melakukan transit rutin kemarin melalui jalur air yang memisahkan daratan China dan Taiwan," kata Armada Ketujuh AS dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari France24, Kamis (11/3/2021).

Armada Ketujuh AS mengatakan pelayaran ketiga sejak Presiden Joe Biden menjabat ini menunjukkan komitmen AS untuk Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.



Kapal perang AS secara berkala melakukan latihan navigasi di selat tersebut. Tindakan ini seringkali memicu kemarahan Beijing, yang mengklaim Taiwan dan perairan sekitarnya sebagai wilayahnya sendiri.

AS dan banyak negara lain memandang rute tersebut sebagai perairan internasional yang terbuka untuk semua.

Transit kapal perang AS terbaru ini datang pada hari yang sama ketika Beijing menuduh Laksamana Philip Davidson, perwira tinggi militer AS di Asia-Pasifik, berusaha meningkatkan ancaman militer China.



Pada sidang komite Senat sehari sebelumnya, Davidson memperingatkan AS kehilangan keunggulan militernya dari China di Pasifik dan memberikan penilaian yang tegas bahwa dia yakin invasi ke Taiwan oleh Beijing akan segera terjadi.

"Saya khawatir mereka (China) mempercepat ambisi mereka untuk menggantikan Amerika Serikat dan peran kepemimpinan kami dalam tatanan internasional berbasis aturan pada tahun 2050," kata Davidson.

"Taiwan jelas merupakan salah satu ambisi mereka sebelum itu. Dan menurut saya ancaman itu nyata selama dekade ini, bahkan dalam enam tahun ke depan," tambahnya.



Taiwan hidup di bawah ancaman invasi terus-menerus oleh China yang otoriter, yang memandang pulau itu sebagai bagian dari wilayahnya yang menunggu untuk dipersatukan kembali, dengan kekerasan jika perlu.

Presiden Xi Jinping telah menjadi pemimpin yang paling suka berperang sejak Mao, menggambarkan penyitaan Taiwan sebagai "tak terhindarkan".

Beijing telah meningkatkan tekanan militer, diplomatik, dan ekonomi terhadap Taiwan sejak terpilihnya Presiden Tsai Ing-wen pada tahun 2016, yang memandang pulau itu "sudah merdeka" dan bukan bagian dari "satu China".



Tahun lalu, jet militer China membuat rekor 380 serangan ke zona pertahanan Taiwan, dengan beberapa analis memperingatkan bahwa ketegangan antara kedua belah pihak mencapai puncaknya sejak pertengahan 1990-an.
(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1705 seconds (0.1#10.140)