Didesak 'Cerai' dengan Kerajaan Inggris, Ini Jawaban PM Kanada

Rabu, 10 Maret 2021 - 17:02 WIB
loading...
Didesak Cerai dengan Kerajaan Inggris, Ini Jawaban PM Kanada
Trudeau menuturkan, sekarang bukanlah saat yang tepat untuk memulai diskusi tentang perubahan konstitus dan memutuskan hubungan dengan kerajaan Inggris. Foto/REUTERS
A A A
ONTARIO - Perdana Menteri Kanada , Justin Trudeau angkat bicara mengenai desakan agar Kanada 'bercerai dengan kerajaan Inggris. Desakan ini datang setelah perilisan wawancara Oprah Winfrey dengan Meghan Markle dan Pangerah Harry pada akhir pekan lalu.

Dalam wawancara itu, Meghan mengatakan, dia dibungkam setelah bergabung dengan keluarga kerajaan, tidak menerima dukungan yang dia harapkan dan menuduh kerajaan Inggris rasis.

Merespon ini, Trudeau menuturkan bahwa sekarang bukanlah saat yang tepat untuk terlibat dalam diskusi tentang memulai perubahan konstitusi di Kanada dan memutuskan hubungan dengan keluarga kerajaan Inggris.

"Saya memahami beberapa orang mencari percakapan konstitusional, saya tidak akan terlibat di dalamnya sekarang," kata Trudeau, seperti dilansir Sputnik pada Rabu (10/3/2021).

Dia mengakui bahwa seluruh institusi di Kanada adalah produk sampingan dari masa lalu kolonial, diskriminatif, dan rasis sistemik.

Tetapi, dia tetap menolak seruan untuk menghapus itu, sebaliknya mengatakan bahwa pemerintah harus mendengarkan warga Kanada, memahami ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang ada dan bekerja untuk memperbaiki dan mengubah.

Sejatinya, sebelum wawancara Meghan dirilis, jajak pendapat telah menunjukkan bahwa orang Kanada semakin skeptis dalam mendukung Ratu Elizabeth II sebagai kepala negara resmi dan masa depan monarki di negara itu.

Jajak pendapat yang digelar Angus Reid Institute, yang diterbitkan bulan lalu mengungkapkan bahwa hanya setengah dari warga Kanada yang menyatakan kesediaan untuk mengakui Ratu Elizabeth II sebagai kepala negara resmi dan hanya 32 persen warga Kanada yang percaya bahwa negara tersebut harus tetap menjadi monarki konstitusional, turun dari 42 persen dari jajak pendapat yang digelar pada April 2016.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2014 seconds (0.1#10.140)