Rusia Bantah Tuduhan AS Sebar Informasi Palsu Soal Vaksin COVID-19
loading...
A
A
A
MOSKOW - Kremlin membantah tuduhan Gedung Putih bahwa dinas intelijen Rusia berusaha mendiskreditkan vaksin COVID-19 buatan Barat. Kremlin menggambarkan tuduhan tersebut sebagai tidak masuk akal.
“Kami selalu menentang politisasi isu terkait vaksin. Rusia tidak pernah berpartisipasi dan tidak bermaksud untuk berpartisipasi dalam kampanye melawan vaksin lain,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan.
“Semua pernyataan ini tidak masuk akal, tidak berdasar pada fakta, dan kami sangat menyesal jika ada yang menganggap serius pernyataan seperti itu,” tambahnya seperti dikutip dari Al Arabiya, Rabu (10/3/2021).
Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan pada hari Senin bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden sedang memantau upaya yang terkait dengan dinas intelijen Rusia yang bertujuan untuk merusak vaksin virus korona buatan Moderna dan Pfizer.
Amerika Serikat (AS) mengatakan telah mengidentifikasi tiga publikasi online yang digunakan Rusia untuk menyebarkan disinformasi tentang dua vaksin tersebut, serta organisasi internasional, konflik militer, dan protes.
Rusia sendiri telah memproduksi vaksin COVID-19 yang diberinama Sputnik. Vaksin ini telah disahkan oleh 46 negara, menurut Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF), yang memasarkannya di luar negeri.
Vaksin tersebut dapat diproduksi di Eropa barat untuk pertama kalinya setelah kesepakatan untuk membuatnya di Italia ditandatangani oleh RDIF dan perusahaan farmasi yang berbasis di Swiss, Adienne.
Lihat Juga: Daftar 11 Kapal Induk Bertenaga Nuklir AS, Aset Strategis untuk Pertahankan Pengaruh Global
“Kami selalu menentang politisasi isu terkait vaksin. Rusia tidak pernah berpartisipasi dan tidak bermaksud untuk berpartisipasi dalam kampanye melawan vaksin lain,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan.
“Semua pernyataan ini tidak masuk akal, tidak berdasar pada fakta, dan kami sangat menyesal jika ada yang menganggap serius pernyataan seperti itu,” tambahnya seperti dikutip dari Al Arabiya, Rabu (10/3/2021).
Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan pada hari Senin bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden sedang memantau upaya yang terkait dengan dinas intelijen Rusia yang bertujuan untuk merusak vaksin virus korona buatan Moderna dan Pfizer.
Amerika Serikat (AS) mengatakan telah mengidentifikasi tiga publikasi online yang digunakan Rusia untuk menyebarkan disinformasi tentang dua vaksin tersebut, serta organisasi internasional, konflik militer, dan protes.
Rusia sendiri telah memproduksi vaksin COVID-19 yang diberinama Sputnik. Vaksin ini telah disahkan oleh 46 negara, menurut Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF), yang memasarkannya di luar negeri.
Vaksin tersebut dapat diproduksi di Eropa barat untuk pertama kalinya setelah kesepakatan untuk membuatnya di Italia ditandatangani oleh RDIF dan perusahaan farmasi yang berbasis di Swiss, Adienne.
Lihat Juga: Daftar 11 Kapal Induk Bertenaga Nuklir AS, Aset Strategis untuk Pertahankan Pengaruh Global
(ian)