Demonstran Myanmar Gantung Baju Wanita di Tali Jemuran untuk Perlindungan

Minggu, 07 Maret 2021 - 04:04 WIB
loading...
Demonstran Myanmar Gantung...
Deretan baju wanita digantung di tali jemuran melintasi jalan di Yangon, Myanmar. Foto/REUTERS
A A A
YANGON - Para pengunjuk rasa di Myanmar menggantung pakaian wanita melintang menyeberang jalan sebagai perlindungan untuk memperlambat polisi dan tentara.

Karena konon berjalan di bawah gantungan baju wanita itu secara tradisi dianggap membawa sial bagi para pria.

Kain panjang yang dikenal sebagai longyi itu digantung pada tali jemuran yang dipasang tinggi melintasi jalan. Terkadang pakaian dalam wanita juga digantungkan di tali jemuran itu.



"Alasan mengapa kami menggantung longyi melintasi jalan adalah karena kami memiliki kepercayaan tradisional bahwa jika kami lewat di bawah longyi, kami mungkin kehilangan keberuntungan," ungkap seorang pengunjuk rasa berusia 20 tahun yang menolak menyebutkan namanya karena takut diburu tentara.



“Generasi muda sekarang sudah tidak percaya lagi, tapi para tentara masih percaya, dan itu kelemahan mereka. Jadi, kami mungkin mendapatkan lebih banyak waktu untuk berlari jika mereka mendatangi kami jika terjadi keadaan darurat,” papar dia.

Lihat infografis: Israel Siap Serang Iran Sendirian, Update Rencana Serangan

Video di media sosial menunjukkan polisi menurunkan tali jemuran pakaian itu sebelum melintasinya.

Secara tradisional berjalan di bawah baju yang digunakan untuk menutupi bagian pribadi wanita bukan hanya mendatangkan nasib buruk, tetapi juga mengebiri pria.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Konvoi Ambulans Ditembaki,...
Konvoi Ambulans Ditembaki, Sentimen Anti-China Meningkat di Myanmar
Lebih dari 2.000 Orang...
Lebih dari 2.000 Orang Tewas akibat Gempa Myanmar, 700 Muslim Meninggal di Masjid
Jumlah Korban Tewas...
Jumlah Korban Tewas Gempa Myanmar-Thailand Melebihi 1.600 Orang
Gempa Myanmar Terjadi...
Gempa Myanmar Terjadi saat Salat Jumat, 50 Masjid Rusak, Lebih 1.000 Orang Tewas
USGS Prediksi Jumlah...
USGS Prediksi Jumlah Korban Tewas akibat Gempa Myanmar Lebih dari 10.000 Jiwa
Operasi Penyelamatan...
Operasi Penyelamatan Korban Gempa di Bangkok Berlanjut hingga Sabtu Pagi
Gempa 7,7 Skala Richter...
Gempa 7,7 Skala Richter Guncang Myanmar, Ini 3 Fakta tentang Sesar Sagaing
Siapa Pierbattista Pizzaballa?...
Siapa Pierbattista Pizzaballa? Calon Kuat Penerus Paus Fransiskus yang Berani Bela Gaza dari Zionis Israel
Tegang! Jet Tempur Pakistan...
Tegang! Jet Tempur Pakistan Usir Pesawat Militer Rafale India di Atas Kashmir
Rekomendasi
Guru Biologi SMA di...
Guru Biologi SMA di Bandung yang Minta Siswa Gambar Alat Kelamin saat Ujian Minta Maaf
Bisnis Kembali Bangkit,...
Bisnis Kembali Bangkit, Duniatex Group Rekrut 5.000 Karyawan Baru
Konsisten Tumbuh Double...
Konsisten Tumbuh Double Digit, Pendapatan Bluebird di Kuartal I 2025 Naik 16%
Berita Terkini
Hotel di Jepang Minta...
Hotel di Jepang Minta Turis Israel Tandatangani Pernyataan Tidak Terlibat Kejahatan Perang
21 menit yang lalu
600 Tentara Korea Utara...
600 Tentara Korea Utara Mati Sia-sia, Jenazahnya Dikremasi di Rusia
1 jam yang lalu
5 Alasan Mahathir Mohammad...
5 Alasan Mahathir Mohammad Membenci Singapura, Salah Satunya Hidup dalam Bayang-bayang Lee Kuan Yew
2 jam yang lalu
3 Penyebab Kapal China...
3 Penyebab Kapal China Muncul di Perairan Filipina, Salah Satunya Berkaitan dengan AS
2 jam yang lalu
Luka dan Dendam Masih...
Luka dan Dendam Masih Membara di Benak Rakyat Suriah, Makam Ayah Bashar Al Assad Dibongkar dan Jenazahnya Dicuri
3 jam yang lalu
Modi Berikan Wewenang...
Modi Berikan Wewenang Penuh pada Militer India untuk Menyerang Pakistan
4 jam yang lalu
Infografis
AS Butuh Rp15.919 Triliun...
AS Butuh Rp15.919 Triliun untuk Memodernisasi Senjata Nuklirnya
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved