Sambangi Irak, Paus Fransiskus: Hentikan Kekerasan dan Ekstremisme
loading...
A
A
A
BAGHDAD - Paus Fransiskus melakukan perjalanan internasional pertamanya sejak dimulainya pandemi virus Corona baru dengan menyambangi Irak . Dalam pidatonya setelah disambut oleh Presiden Irak Barham Salih, Paus Fransiskus mengatakan dia sangat senang bisa datang ke Irak, yang dia gambarkan sebagai tempat lahirnya peradaban.
Dalam kesempatan itu, Paus Fransiskus menyerukan diakhirinya kekerasan dan ekstrimisme.
"Semoga bentrokan senjata dibungkam ... semoga tindakan kekerasan dan ekstremisme, faksi, dan intoleransi berakhir!" serunya.
"Irak telah menderita dampak perang yang menghancurkan, bencana terorisme dan konflik sektarian yang sering didasarkan pada fundamentalisme yang tidak mampu menerima hidup berdampingan secara damai dari kelompok etnis dan agama yang berbeda," imbuhnya seperti dikutip dari BBC, Jumat (5/3/2021).
Paus juga mengatakan komunitas Kristen Irak yang semakin berkurang harus memiliki peran yang lebih menonjol sebagai warga negara dengan hak, kebebasan dan tanggung jawab penuh.
"Kehadiran orang-orang Kristen di tanah ini, dan kontribusi mereka bagi kehidupan bangsa, merupakan warisan yang kaya yang ingin terus mereka tempatkan untuk melayani semua," katanya.
Dia mengatakan keragaman Irak adalah sumber daya yang berharga untuk digali, bukan halangan untuk dihilangkan.
Dia sebelumnya mengatakan orang Kristen Irak tidak bisa dikecewakan untuk kedua kalinya, setelah Paus Yohanes Paulus II membatalkan rencana perjalanan pada tahun 1999 ketika pembicaraan dengan pemerintah Presiden Saddam Hussein gagal.
Kunjungan Paus Fransiskus ke Irak adalah kunjungan yang berisiko karena dilakukan di tengan pandemi dan situasi keamanan yang berbahaya.
Pengaturan keamanan sangat besar dengan sekitar 10.000 personel Pasukan Keamanan Irak dikerahkan untuk melindungi Paus. Pria berusia 84 tahun itu sebagian besar akan menempuh jalur udara untuk melakukan kunjungannya, dan mungkin menggunakan mobil lapis baja untuk perjalanan yang lebih pendek. Di Baghdad tengah, papan reklame menyambut Paus, dan bendera Irak dan Vatikan berkibar bersama.
Semua itu dilakukan di saat jam malam sepanjang waktu juga diberlakukan untuk membatasi penyebaran COVID-19 .
Dalam kesempatan itu, Paus Fransiskus menyerukan diakhirinya kekerasan dan ekstrimisme.
"Semoga bentrokan senjata dibungkam ... semoga tindakan kekerasan dan ekstremisme, faksi, dan intoleransi berakhir!" serunya.
"Irak telah menderita dampak perang yang menghancurkan, bencana terorisme dan konflik sektarian yang sering didasarkan pada fundamentalisme yang tidak mampu menerima hidup berdampingan secara damai dari kelompok etnis dan agama yang berbeda," imbuhnya seperti dikutip dari BBC, Jumat (5/3/2021).
Paus juga mengatakan komunitas Kristen Irak yang semakin berkurang harus memiliki peran yang lebih menonjol sebagai warga negara dengan hak, kebebasan dan tanggung jawab penuh.
"Kehadiran orang-orang Kristen di tanah ini, dan kontribusi mereka bagi kehidupan bangsa, merupakan warisan yang kaya yang ingin terus mereka tempatkan untuk melayani semua," katanya.
Dia mengatakan keragaman Irak adalah sumber daya yang berharga untuk digali, bukan halangan untuk dihilangkan.
Dia sebelumnya mengatakan orang Kristen Irak tidak bisa dikecewakan untuk kedua kalinya, setelah Paus Yohanes Paulus II membatalkan rencana perjalanan pada tahun 1999 ketika pembicaraan dengan pemerintah Presiden Saddam Hussein gagal.
Kunjungan Paus Fransiskus ke Irak adalah kunjungan yang berisiko karena dilakukan di tengan pandemi dan situasi keamanan yang berbahaya.
Pengaturan keamanan sangat besar dengan sekitar 10.000 personel Pasukan Keamanan Irak dikerahkan untuk melindungi Paus. Pria berusia 84 tahun itu sebagian besar akan menempuh jalur udara untuk melakukan kunjungannya, dan mungkin menggunakan mobil lapis baja untuk perjalanan yang lebih pendek. Di Baghdad tengah, papan reklame menyambut Paus, dan bendera Irak dan Vatikan berkibar bersama.
Semua itu dilakukan di saat jam malam sepanjang waktu juga diberlakukan untuk membatasi penyebaran COVID-19 .
(ian)