Iran Sebut AS Tuai Keuntungan dari 'Bisnis Darah' di Timur Tengah

Kamis, 04 Maret 2021 - 17:57 WIB
loading...
Iran Sebut AS Tuai Keuntungan...
Iran sebut AS dan sekutunya telah menuai keuntungan dari bisnis darah di Yaman dengan menjual senjata ke koalisi yang dipimpin Arab Saudi. Foto/REUTERS
A A A
TEHERAN - Kementerian Luar Negeri Iran menuduh Washington mengambil keuntungan dari "bisnis darah" di Timur Tengah. Ini adalah respon atas pernyataan Amerika Serikat (AS) yang menyebut Iran sengaja memelihara konflik di Yaman.

Juru bicara kementerian Saeed Khatibzadeh mengatakan bahwa AS dan sekutunya telah menuai keuntungan dari "bisnis darah" di Yaman dengan menjual senjata ke koalisi yang dipimpin Arab Saudi.

"AS tidak dapat melontarkan tuduhan tak berdasar kepada orang lain alih-alih bertanggung jawab atas kekejaman," ujarnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (4/3/2021).

Dia lebih lanjut mencatat bahwa ketika posisi koalisi yang dipimpin Saudi perlahan runtuh, AS dan sekutunya masih mencoba untuk mengingkari tanggung jawab atas kekejaman dan salah mengarahkan opini publik.

Pernyataan itu muncul sehari setelah Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken menuduh Iran melanggengkan konflik di Yaman dengan mendukung Houthi, yang secara resmi dikenal sebagai Ansarallah.

"Keterlibatan Iran di Yaman memicu api konflik, mengancam eskalasi yang lebih besar, salah perhitungan, dan ketidakstabilan regional. Ansarallah menggunakan senjata, intelijen, pelatihan, dan dukungan Iran untuk melakukan serangan yang mengancam warga sipil dan infrastruktur di Yaman dan Saudi," ucap Blinken.

"Kami akan memastikan Arab Saudi dan mitra regional kami memiliki alat yang mereka butuhkan untuk mempertahankan diri, termasuk dari ancaman yang berasal dari Yaman yang dilakukan dengan senjata dan dukungan dari Iran. AS bekerja dengan keras untuk mengakhiri. konflik," imbuhnya.
(esn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1239 seconds (0.1#10.140)