Perusahaan Israel Diam-diam Jual Senjata ke China, 20 Orang Ditangkap

Rabu, 03 Maret 2021 - 11:16 WIB
loading...
Perusahaan Israel Diam-diam Jual Senjata ke China, 20 Orang Ditangkap
Drone bunuh diri buatan Israel menjadi andalan di medan perang. Foto/thedrive.com
A A A
TEL AVIV - Intelijen Israel menangkap 20 orang pedagang senjata Israel bulan lalu sebagai tindakan keras rahasia terhadap industri swasta.

Langkah ini diduga sebagai upaya mengekang penjualan senjata ke China agar tidak membahayakan hubungan Israel dengan Amerika Serikat (AS).

Outlet media Israel melaporkan pada 11 Februari bahwa layanan keamanan Israel, Shin Bet, mengumumkan telah memutus lingkaran penyelundup senjata yang secara diam-diam menjual drone serang ke China.



Kebanyakan dari 20 orang dalam laporan tersebut pernah bertugas di posisi militer Israel di mana mereka menangani pengembangan senjata dan intelijen sensitif.

Lihat infografis: Bukan F-35, Jet Tempur NGAD Disiapkan untuk Kalahkan China

Beberapa orang diduga bekerja untuk Israel Aerospace Industries (IAI), produsen penerbangan utama Israel, dan perusahaan Israel terkait lainnya yang memproduksi rudal.



Laporan-laporan tersebut, mewakili salah satu skandal terbaru dalam industri senjata Israel yang sebagian besar swasta.

Seluruh laporan itu dalam sensor militer yang melarang mereka mengungkapkan informasi lebih lanjut tentang kasus tersebut.

Oleh karena itu, sejumlah portal berita menyebut lokasi penjualan senjata itu sebagai "negara Asia" tanpa mengakui negara itu sebagai China.

Fakta bahwa China adalah negara tujuan penjualan itu diungkapkan penulis Richard Silverstein, yang menjalankan blognya yang berbasis di Seattle berjudul Tikun Olam yang mengungkap masalah keamanan Israel, dan yang menyebut informasi tersebut dari sumber keamanan.

Silverstone mengatakan kepada outlet media Middle East Eye yang berbasis di London bahwa ini bukan kesepakatan kontroversial pertama industri senjata Israel dengan China, tetapi salah satu dari banyak yang tampaknya membahayakan hubungannya dengan Washington.

"Ada banyak penjualan bermasalah serupa ke China di masa lalu, banyak di antaranya membuat marah AS. Israel memainkan permainan berbahaya dengan membina perdagangan dengan China sambil berusaha mempertahankan hubungan dekat dengan AS," papar Silverstone.

Senjata yang dipermasalahkan yang dijual ke China adalah yang disebut "drone bunuh diri", yang merupakan hibrida antara drone dan rudal serta mampu melayang berjam-jam sebelum diarahkan ke target untuk meledak.

Meskipun drone itu dikenal mahal dan tidak akurat, diperkirakan negara-negara seperti China menginginkannya karena fakta bahwa drone itu dapat digunakan, daripada mengirim tentara untuk melakukan misi bunuh diri atau pemboman.

Contoh penggunaan drone bunuh diri itu terjadi selama konflik antara Azerbaijan dan Armenia atas Nagorno-Karabakh tahun lalu, ketika militer Azerbaijan menggunakannya untuk melawan pasukan Armenia setelah membeli drone itu pada 2019.

Meskipun kesepakatan semacam itu sering terjadi, penjualan ini terjadi pada saat yang genting saat terjadi perubahan pemerintahan AS.

Akar skandal ini terutama berasal dari fakta bahwa Tel Aviv tidak banyak mengatur industri persenjataannya.

Israel juga mengizinkan perusahaan pertahanannya beroperasi di sektor swasta, tanpa pengawasan atau pertanggungjawaban.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1058 seconds (0.1#10.140)